Pacar Terbaik

4K 198 0
                                    

Lapangan SMA Graha Bakti hari ini terdengar riuh. Sorak dan tepuk tangan anak-anak kelas duabelas mengiringi pengalungan tanda alumni pada setiap muridnya yang lulus. Dan suasana semakin meriah ketika dibacakannya pengumuman, salah satu murid disekolah itu yang bernama Ali Syarief mendapat predikat sebagai murid berprestasi terbaik tahun ini. Ali memang dikenal sebagai anak yang sangat pandai, dan wajahnya yang tampan menambah pesonanya sebagai bintang disekolah itu.

Disudut kiri lapangan, terlihat seorang gadis yang juga murid SMA Graha Bakti ikut bersorak girang ketika penghargaan diberikan kepada Ali. Dilehernya terkalung sebuah ID Card bertuliskan PANITIA PERPISAHAN & PENGUKUHAN, yang menandakan bahwa gadis itu adalah salah satu yang berwenang dalam acara hari ini.

" Pril!" Ucap seorang temannya yang menyapanya dari belakang.

" Iya, kenapa Ver?" Tanya gadis bernama Prilly itu langsung membalikkan badannya.

" Lo nggak mau ngasih selamat ke Ali? Dia pasti seneng tuh udah dapat beasiswa keluar negeri!" Terang Vera dengan hebohnya.

" Lu...luar Negeri?"

" Iya. Lo nggak denger? Kepsek baru aja bilang kalo Ali dapet beasiswa di Melbourne!"

Seketika senyum Prilly sedikit berubah kecut. Melbourne? Berarti Ali akan meninggalkannya jauh, dan hal itu belum terbiasa untuknya.

Selesai acara, Prilly masih berada dilapangan untuk membantu teman-temannya membereskan semua peralatan yang ada disana.

" Hai. Sibuk banget sih?!" Sapa seseorang lembut disamping Prilly.

" Ali! Aku kirain kamu udah pulang?" Ucap Prilly dengan wajah yang dihiasi senyum, seperti biasanya.

" Gimana aku bisa ninggalin pacar aku sendiri? Apalagi acara ini kan yang buat cewek tembem ku ini!" Ali mencubit pelan pipi Prilly yang chubby.

Ali dan Prilly sudah menjadi pasangan kekasih sejak 2 tahun lalu. Berawal dari acara Ospek sekolah, Ali yang saat itu menjabat sebagai ketua penyelenggara, memang belum menjadi Ali yang menyenangkan seperti sekarang ini. Ali yang dulu adalah Ali yang kaku, hanya bergaul kepada teman-teman yang akrab dengannya saja. Bukan karena dia sombong, tapi itu mungkin karena efek dari kebanyakan belajar.

Ali bertemu sosok Prilly dengan pembawaannya yang periang, saat itu Prilly menjadi peserta Ospek pada kelompok binaan Ali. Hanya Prilly yang senang mengganggu dan merepotkannya kala itu, karena sifat kakunya membuat sebagian anak baru enggan bicara padanya. Namun akhirnya kedekatan mereka dapat merubah sifat Ali menjadi pribadi yang disenangi banyak orang sekarang. Semua murid satu sekolah kini mengenalnya sebagai Ali yang murah senyum dan tentunya keren.

***

Kini Prilly sudah duduk disebuah motor sport dengan dibonceng Ali. Tangan Prilly terlihat melingkar dipinggang Ali sementara Ali fokus mengendarai motornya. Sudah cukup lama mereka berdua pergi dari sekolah, hingga akhirnya Ali berhenti disebuah kedai Es Krim yang menjadi tempat favorit mereka.

"Sekarang kita makan es krim sepuasnya ya?" Ajak Ali yang mendapat anggukan dari Prilly.

Mereka sudah duduk disebuah meja didalam kedai itu. Dihadapan mereka kini sudah tersedia es krim coklat untuk Ali dan Vanila kesukaan Prilly dengan ukuran besar.

" Kenapa kamu pesenin es krim sebanyak ini buat aku?" Tanya Prilly heran.

Ali tersenyum mendengar pertanyaan pacarnya ini. Prilly memang selalu terlihat ceria, dan itulah yang membuat Ali jatuh hati padanya. Ali juga sangat menyukai sifat Prilly yang polos dan manja. Prilly selalu bisa menempatkan dirinya untuk menjadi penghibur Ali saat suasana hatinya sedang buruk, penyemangat bahkan menjadi sahabat Ali. Itulah kenapa tidak ada yang bisa menggantikan Prilly dihatinya hingga sekarang ini.

" Pril, kamu udah denger kan? Kalo aku dapet beasiswa?!" Ali memulai pembicaraannya ketika Prilly terlihat sibuk memakan es krim super jumbonya.

" Iya. Kamu mau ke Aussie kan? Selamat ya, aku seneng ternyata pacal aku ini jadi pacal yang paling supel dupel bisa banggain aku!" Jawab Prilly semangat dengan senyum tidak terlepas dari bibirnya. Senyum itu memang terlihat, namun hati kecil Prilly sedikit merasa keberataan dengan situasi ini. Namun Prilly tidak boleh membebani Ali dengan tingkah egoisnya. Jangan sampai Ali akan berpikir ulang jika nanti tau bahwa Prilly belum siap berpisah jauh darinya.

" Emang kamu nggak sedih kalo pisah jauh dari aku?!" Tanya Ali lagi.

Prilly mengarahkan satu tangannya ketangan kiri Ali. Prilly menggenggam tangan itu lembut membuat Ali semakin berat untuk meninggalkannya.

"Ali, asalkan kamu pergi kesana bener-bener buat belajar, aku nggak papa kok! Aku bakalan terus dukung kamu dari sini. Kamu juga masih bisa pulang kan? Sekarang kan juga udah canggih. Ada BBM, WA, Line, Ig, Skype semuanya bisa kita gunain buat komunikasi!" Jawab Prilly membuat Ali sedikit tenang mendengar pemikiran dewasa pacarnya ini. Ini lah yang disuka Ali dari Prilly, selalu berusaha mengerti dirinya.

" Aku janji. Kalo aku disana, setiap hari apapun yang sedang aku lakuim, aku akan berusaha selalu hubungin kamu!"

" Emang aku polisi? Kamu lapor-lapor mulu!" Tawa Prilly membuat suasana diantara mereka tidak terasa kesedihan orang yang akan berpisah.

" Ih, dasar tembem! Makan es krim nya yang banyak ya sayang? Karena aku bakalan jarang liat kamu makan es krim dengan muka bebek lucu kayak gini!" Ali mengacak-acak rambut Prilly gemas. Apalagi kalau melihat raut wajah Prilly yang menahan dingin karena es krim dimulutnya, membuat wajahnya berekspresi aneh yang selalu disebut Ali dengan wajah bebek.

Tawa Prilly dan celotehannya selalu bisa membuat Ali senang. Tingkah ceria dan polosnya pasti akan membuat Ali sangat merindukan gadisnya ini ketika sudah berada disana. Berada dinegara orang tanpa mengenal satu orang pun, entah bagaimana jadinya. Namun Prilly selalu memberikannya semangat untuk menjalani semuanya.

****

CINTA SESAAT ( Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang