Love Disaster- Chap 3

66 1 0
                                    

Love Disaster- Chap 3

Yudis menepati janjinya, akan menjemputku, bersama-sama mengikuti masa orientasi siswa. Karena kampusku adalah kampus swasta, masa orientasinya diadakan hanya satu hari saja.

“Gaby” yudis memanggilku sambil tetap fokus membawaku diatas motor fixionnya.

Aku merhenyak dari lamunanku dan segera menjawab pertanyaan yudis. “ada apa, yudis?” ku pandang dia dan terlihat sisi pipi kirinya.

“kenapa melamun?” dy bertanya sambil tetap memfokuskan pandangannya ke arah depan.

“tidak apa-apa. Aku hanya merasa bahagia” jawabku iseng

“bahagia kenapa?” tanya nya penasaran.

“seumur hidup aku jarang bisa punya teman”aku menjawab polos sambil tertawa lebar.

Tiba-tiba yudis menghentikan motornya membuatku panik, apakah ada sesuatu. Yudis menatapku “benarkah?” dy bertanya sekali lagi tak percaya.

Aku melotot padanya protes karena menghentikan motornya. “apa yang ingin kau ketahui?” aku meringis ke arahnya.

Yudis tertawa melihat ekspresiku.“hentikan menekukkan bibirmu, gab. Kamu pikir itu seksi?” yudis tersenyum nakal.

Aku memukul punggungnya dan yudis kembali tertawa.

“apa tidak hal yang kau takuti?” yudis tertawa lebar. Lesung pipi tajamnya langsung terlihat.

Aku menatapnya lembut. “tentu saja ada. aku takut tempat yang gelap n terkunci”. Kulihat yudis memandangku intens. “ada apa melihatku begitu?” aku menatapnya kembali.

“tenang saja, sebagai teman yang baik, aku akan menjagamu” jawab yudis sambil memasang helm kembali ke kepalanya.

Aku mengangguk kemudian memegang pinggang Yudis agar tak terjatuh. Yudis membawaku dengan selamat sampai ke parkiran motor kampus.

“thanks, Yud” aku tersenyum

Yudis memajukan wajahnya kedepanku. Sedikit demi sedikit maju mendekat membuatku bisa merasakan harum mint nafasnya, membuatku menutup mata dan perlahan mendengar apakah yang akan dilakukan oleh Yudis.

Namun tak terjadi apa-apa.

Aku membuka mataku dan melihat Yudis yang cengar-cengir memandangku. Entah berapa lama Yudis menikmati ekspresiku. “Apa yang kau harapkan, Ella...” aku hampir saja menjerit meneriakkan rasa maluku.

“kau lucu, Gab” yudis akhirnya bicara setelah ku poloti sekian lama.

Aku merasa kesal akhirnya berjalan meninggalkannya sendiri dan yudis memanggil-manggil namaku, mengejarku, akupun berlari.

************

“hey kamu.. siapa namamu?” teriak seorang kakak senior songong kepadaku. Menunjuk karton besar di dadaku dengan kejam.

“kodok imut, kak” aku menjawab dengan menunduk. Takut jika dia menyakitiku.

Senior berbadan besar itu kembali membentakku. “hahahahaha.. emang kamu imut? Ah masa sih..?” senior itu menggodaku.

Aku menarik napasku dan berusaha untuk tidak kesal. Kulihat name tag senior itu, Mike. “klo imut emang kenapa, kak Mike?” aku menatap matanya.

Mike sedikit shock melihatku, kemudian dia tersenyum nakal, didekatinya aku dan dipegangnya wajahku.

“lepaskan, Gabby” Yudis berteriak membentak Mike kesal.

Mike melepaskan wajahku dan berjalan ke arah Yudis. “BERANI SEKALI KAMU DAN KAMU MEMBENTAK SAYA, HAH” mike mulai naik pitam dan memandang Yudis dengan sadis.

Aku kaget kemudian menyadari posisi kami sebagai adik junior yang di ospek. “maap, kak. ini gag ada urusannya dengan Yudis. Ini kesalahan saya” aku berjalan panik ke arah Mike. Semua teman-teman seangkatanku menatapku kasihan, ada tatapan kesal, ada tatapan kagum, ada tatapan menghina.

Mike tertawa keras membuat semua orang ke arah kami. Kemudian dia berteriak kencang. “HAY SEMUA, LIHAT DUA MANUSIA INI SALING MEMBELA DI DEPAN SAYA BAGAIKAN PAHLAWAN KESIANGAN” mike menatapku dan Yudis sangar. “KALIAN BERDUA LARI 30X DI LAPANGAN INI” mike berteriak kencang.

Aku menatap Yudis yang juga tersenyum kemenangan. Lari, hal yang mudah, tentu saja. Aku dan Yudis melaksanakan perintah dari Mike.

“kuat, Miss Stress?” ketika di lari ke 20, Yudis akhirnya berbicara padaku. Nafasnya ngos-ngosan.

Aku berusaha tetap lari, memandangnya sekilas. “rasanya aku bakal kuat, Mr.Preman” aku tersenyum geli sambil menyapu kringat yang mengalir deras diseluruh badanku

“ayo kejar aku, Miss. Stress” Yudis berlari kencang meninggalkanku.

“hey.. curang!!” aku berteriak dan mengejar Yudis yang berlari dengan kencang.

Setelah lari yang ke30, akhirnya aku dan Yudis sama-sama ambruk ke tanah. Kelelahan luar biasa dan dehidrasi membuatku sangat lemas. Tiba-tiba Mike datang bersama seorang senior cewe. Senior yang sangat cantik. Tinggi, langsing, padat, dan wajahnya sangat putih.

Senior cewe itu terlihat pucat ketika menatapku, eh bukan, dia melihat ke arah Yudis yang juga terlihat pucat. Hey!! Ada apa dengan mereka.

Yudis yang tadinya duduk di tanah bersamaku, tiba-tiba berdiri dan aku pun ikut berdiri. Senior cantik yang bernama Caca itu memandang Yudis bergetar. Jari-jari terlihat bergetar dan bibirnya pun bergetar serta matanya berkaca-kaca. Caca mendekati Yudis dan memegang pipi Yudis dengan kedua tangannya. Aku dan Mike hanya bisa jadi penonton.

“Yudistira Kim” Caca mengigit bibirnya sambil memandang yudis.

Yudis terlihat pucat kemudian melepas tangan Caca yang tersentuh di pipinya. “Caca Kuswantara. Lama tak berjumpa” Yudis memandang Caca datar, tampa ekspresi.

Aku rasa mereka pasti punya hubungan.

“sudah lama sekali, Yud” Caca akhirnya menangis meliat ekspresi datar dari Yudis. Aku menatap raut muka yudis yang keras. Kelihatan jika dia tidak nyaman dengan adanya Caca.

“ia..” Yudis menjawab datar.

Aku menatap Yudis ngeri, bagaimana bisa dia bersikap dingin terhadap senior.

“Yudis kamu masih cinta padaku kan?” Caca sesenggukan dan memandang Yudis.

Yudis menghela nafas dengan berat.

“ini pacarku, Ca. Kenalin namanya Niputu Gabriella” Yudis tersenyum nakal kearahku.

Sial bagaimana dia bisa mengubah ekspresi wajahnya secepat itu.” Pacar?? Yudis pasti sudah gila!!” aku melototi Yudis. Untung saja kedua mataku tidak keluar.

Aku memandang Caca, ekspresi kejam yang terbentuk di wajanya, melihatku bagaikan melihat musuhnya.

“Ka, Ca.. Ini semua cuma sa.ll..” aku hendak melanjutkan kata-kataku hingga Yudis memotongku dengan cepat.

“Ca, kami harus pergi” Yudis menarik tanganku meninggalkanku bersama Mike dan Caca.

“Ca.. dia Yudistira Kim? Apa ada hubungannya dengan Professor Kim?” Mike memaksa Caca memandangnya.

“dia cucu Professor Kim, dan Ayahnya salah satu donatur terbesar di kampus ini” Caca menghapus air matanya.

“apa??” Mike shock.

Caca menghembuskan nafasnya.

“mereka tidak akan pernah bersatu. Aku bersumpah!!” Caca tersenyum ke arah Mike.

**************************

Love DisassterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang