"Clara kok ngelamun terus sih? Lo gk ada minat buat pergi ke pesta ulang tahun perusahaan? Siapa tau dapat gebetan ganteng Pokoknya lo harus datang gue gak mau tau" Protes rina panjang lebar.
Huft sebenarnya aku sangat malas untuk pergi tapi apa boleh buat sahabatku ini tetap bersikeras. Ahh membayangkannya saja akan terasa sangan membosankan.
"Iya iya gue ikut" ucapku cepat mengakhiri omelannya.
"Ok pokoknya lo harus tampil secantik mungkin, pulang kantor kita ke mall cari gaun buat lo" balas rina santai
"Gak gue gak mau gaun dilemari gue udah penuh rin" jawabku cepat.
"Gak ada bantahan clara" inilah salah satu sifat sahabatku terasayang pemaksa.
David POV
"Baby david" Teriak seorang wanita yang langsung memelukku.
Jika kalian berpikir wanita yang sedang memelukku adalah mantan ataupun kekasihku kalian salah besar. Cristine brooklyn dia adalah mamaku. Dan aku yakin sekarang wajahku sangat merah menahan malu, bagaimana tidak para karyawan sedang tersenyum geli melihat mama yang memelukku seperti sepasang kekasih.
"Maa, lepasin dong malu dilihat sama karyawanku" ucapku sambil menghela nafas frustasi.
"Kamu gak kangen sama mama, david" balas mama dengan mata berkaca kaca ingin menangis.
Gawat jangan sampai mama menangis. Papa akan sangat marah kalau tau siapa yang membuat wanitanya menangis.
"Son, apa kabar?" oh tidak ya tuhan itu suara papa yang langsung menghampiri aku sama mama.
Mama langsung memeluk papa dan menangis kencang.
"Sayang kamu kenapa? Siapa yang buat kamu nangis gini?" ucap papa panik ketika melihat mama menangis
Mama menunjukku yang langsung membuat wajahku pucat.
"David, sudah berapa kali papa bilang jangan pernah membuat mamamu menangis, kamu tau sendiri kan akibatnya" ucap papa tegas sambil mengintimidasiku.
Mama tersenyum menang di pelukan papa. Dan sekarang orang tuaku yang sudah berkepala lima masih saja berpelukan didepanku seberti anak abg yang baru jatuh cinta.
"Udahlah pa kalau mau mesra mesraan jangan di depan aku" ucapku malas, mama hanya tersenyum mengejekku sambil tetap memeluk papa.
"Makanya nikah dong david kamu itu udah tua umur kamu aja mau masuk kepala tiga, papa sama mama juga pengen punya cucu seperti rekan kerja papa yang lain Papa sama mama pengen kamu bahagia david" aku hanya terdiam menanggapi omongan papa.
" Ya pa david tau" balasku singkat sambil berlalu dari hadapan orang tuaku.
Aku tahu papa sama mama sangat menyayangiku, dan aku tau mereka takut aku tidak akan memperoleh kebahagiaanku bahkan di usiaku yang akan beranjak kepala tiga ini.
Tapi bukankah aku tidak pernah mengenal kebahagiaan lagi saat clara meninggalkanku. Bagaimana aku bisa mencintai yang lain sedangkan clara masih menjadi alasan untuk segala hal yang pernah aku lakukan.
It's hurt. Tapi bukankah penantian ini akan berakhir. Yaa aku harap
Tanpa terasa kakiku mulai beranjak meninggalkan gedung ini dan menuju tempat mobilku terparkir.
Langsung saja aku masuk kedalam rangerover kesayanganku dan mengemudikan nya menuju apatermenku.
Bunyi dering ponsel menyadarkanku dari lamunan yang tak dapat kuhilangkan akhir-akhir ini. Langsung saja kuambil handphone yang terletak di dalam saku Celanaku.