"Lo ngomong sama siapa, Bin?" Divy keluar dari toilet putri sambil mengelap tangannya dengan tissue.
"Si cowok nyebelin itu!" seru Bintang. "Dia udah lari, sih."
"Jodoh kali lu sama dia! Kayak di novel-novel." Divy tertawa.
"Tai lo. Buruan yuk ke kelas, takutnya bu Risa udah di kelas." Bintang berlari diikuti Divy.
***
"Siap!" Vikar, sang ketua kelas memimpin kelasnya untuk berdoa ketika mengetahui bu Risa yang telah duduk di meja guru.
"Berdoa mulai!" Seru Vikar, lalu berdoa. "Berdoa selesai!"
"Oke, anak-anak. Kali ini ibu tidak akan memberikan kalian materi biologi. Tapi, ibu akan membagikan kalian menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok berisi dua orang ya." Kata bu Risa.
"Dira, tolong tulis ini di papan tulis! Yang lain, buka bab 12 dan baca. Itu bakalan menjadi materi kelompok nanti." Bu Risa menyerahkan sebuah kertas HVS kepada Dira, sang sekretaris.
Dira menulis dengan rapi. Anak-anak lain sibuk membaca buku biologi bab 12, dan ada juga yang berdoa agar bisa mendapatkan pasangan yang bisa diajak bekerja sama. Oke, alay.
'Semoga gue pasangan sama Rasyad kalo nggak Divy!' batin Bintang.
Bintang melotot kaget setelah melihat namanya di kelompok 6 bersama Rio. Ya, Rio. Anak yang bisanya mencari keributan di sekolah, sering kena BK, dan berandal.
"Mampus lo, sama si Rio." Kata Rasyad. Matanya melirik Rio yang sedang asik bersama Rendy.
"Nggak adil banget." Bintang kesal. Dia mengambil kipas di kolong mejanya.
"Inget nggak sih, kelas 10. Lo rebutan donat sama dia." Divy mengingatkan kejadian setahun yang lalu. "Dan lo ribut di kantin."
"Dia duluan yang mulai." Bintang membela diri. "Dunia emang nggak adil. Parah.."
"Nah, sudah tau kelompoknya, kan? Tugas ini sudah harus dikumpulkan lusa. Yasudah, karna saya sudah dipanggil oleh kepala sekolah, ibu akhiri pelajaran ini. Terimakasih." Bu Risa meninggalkan kelas.
Bintang melirik Rio. Mata mereka bertemu. Lalu, Rio mengalihkan pandangan dan lanjut mengobrol bersama Rendy.
'Sok banget, nyebelin.' Gumam Bintang
***
"Assalamualaikum! Aku pulang!" Seru Bintang. Ia melemparkan tasnya di sofa rumahnya.
"Waalaikumsalam! Eeeh, itu tasnya dibawa! Mama buang ya!" Kata mama yang sedang membaca majalah.
"Ah mama nih." Bintang berbalik mengambil tasnya, dan segera ke kamarnya.
Ia merebahkan diri di kasurnya. Aah, banyak sekali kejadian hari ini yang membuat dia kesal. Pertama, dikeluarkan dipelajaran PKN oleh pak Rizal. Lalu, terkena bola basket, dan yang ketiga, sekelompok dengan Rio pembawa onar.
Bintang memainkan Handphone-nya. Membuka instagram, path, twitter. Tidak ada notification. Dia hendak tidur, dan tiba-tiba..
'Tring!'
Suara pesan masuk dari HPnya. Bintang langsung mengambil HPnya, dan segera membuka. Berharap ada pesan yang membuat mood dia membaik.
SMS dari Rio.
'Cih, orang ini.' Kata Bintang dalam hati. Ia segera membaca pesan tersebut.
From : 08576273xxx
Gue Rio. Besok kerja kelompok di rumah gue. Pulang sekolah langsung. Gue anter ke rumah gue, pulangnya juga gue anter ke rumah lo. Save nomor gue.
Bintang kaget. Dia membuat jadwal sesuka dia. Padahal, besok dia harus les fisika.
To : Rio
Nggak bisa, bego! Gue les!
Bintang berpikir sejenak. Jarinya lalu menekan tombol send.
Dan tidak lama kemudian, pesan masuk dari Rio pun datang. Bintang segera membacanya.
From : Rio
Lusa udah harus selesai, tolol. Besok ya besok. Mau dapet nilai gak lu? Bakalan gue laporin lu ke bu Risa kalo gue ngerjain sendiri.
Bintang kesal. Kenapa harus sekelompok dengan Rio? Kenapa nggak sekelompok dengan Tori, cewek terpintar di kelas?
To : Rio
Yaudah.
"Gue jawab yaudah aja kali ya. Biar dikira cuek-cuek gitu. Hehe."Gumam Bintang. Ia lalu menekan tombol send. Tidak ada jawaban dari Rio.
***
"Bang, demi apa gue hari ini sial banget." Bintang curhat kepada abangnya saat makan malam berlangsung.
"Masi mending lu cuma hari ini. Gue sial seumur hidup punya adek kaya lo." Kata abangnya sambil cekikikan. Bintang melotot lalu mencubit lengan abangnya itu.
"Ahh! Sakit! Anjir anjir." Abangnya meringis.
"Dengerin gue makanya!" Seru Bintang.
"Yaudah, apaan?" Tanya abangnya.
"Tadi pagi gue dikeluarin dari pelajaran PKN, kepala gue kena bola basket, dan sekelompok biologi sama Rio!" Kata Bintang.
"Rio berandalan itu?" Tanya abangnya serius.
"Iya bang! Yang gue ceritain pas kelas 10 gue rebutan donat!" Kata Bintang.
"Oh ya? Bodo! HAHAHAHA" Vito, abangnya Bintang berlari ke kamarnya.
"Harusnya gue nggak curhat ke lo!" Teriak Bintang.
---
HAIIIII.
BTW ITU YAA WAJAHNYA RIO!
Jangan lupa vote, comment, dan share yaa biar cerita ini terus berlanjut:3!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Teen FictionRoy akan selalu menjadi orang di urutan pertama yang Bintang benci.