Part 1

3.2K 134 2
                                    

Sudah 2 bulan berlalu semenjak pengakuan cintaku, perasaan cinta yang terpendam dalam diriku telahku ungkapkan. Lega rasanya. Kutemukan jawabannya, jawaban dari perasaanku ini, terlontarkan dari hati Takano Masamune."A-aku sebenarnya aku mencintai Takano-san!" setidaknya kalimat itulah yang keluar dari mulutku saat itu. Saat itu aku tak memikirkan apa-apa, yang ada hanyalah hatiku yang terusberpikir untung mengungkapkannya,.

Pagi hari ini, taggal 20 desember. Seperti biasa, aku menjalani hariku dengan datar. Bangun pagi, sarapan dengan minuman energi  danberangkat ke perusahaan Marukawa Shouten, lalu bertemu dengan atasan 'sialan' itu.

                                                                                       ---

Aku menaruh tas kerjaku diatas meja kerjaku. Segera ku ambil lembaran kertas name dari mutou-sensei, komikus yang aku tangani. Ku buka lembar demi lembar, ku baca dengan seksama. Semalam aku telah mengoreksinya. Pagi ini aku akan meminta koreksi Takano-san.

"Ohayou Takano-san, Sumimasen ini name dari Mutou-sensei  yang telah kukoreksi." Ucapku disaat berhadapan dengannya.

Tanpa pikir panjang, Takano-san langsung menyambar berlembar kertas itu dariku, kemudian mengeceknya satupersatu. Dengan wajah datar.  "Tak buruk,yah.. kau telah berusaha keras selama ini" Ia mengubah ekspresinya, dan tersenyum padaku.

'Tuk'- pukulan gulungan buku itu mengenai kepalaku, aku meringis kesakitan, memegangi kepalaku yang baru saja kena pukul tanpa sebab. Inginnyasih aku menegurnya, tapi kalimat yang telah kusiapkan itu hilang seketika, ketika aku melihatnya tersenyum tulus padaku.

Tiba-tiba saja wajahku terasa panas dan bergetar. Aku berusaha untuk menyembunyikan wajahku yang memerah ini darinya. "Kau tak perlu menutupinya seperti itu." Ucap Takano-san setelah reaksiku tersebut.

 "Su-sumimasen, ada tugas yang belumku copy." segeraku kembali ke meja kerjaku. Sejujurnya, itu hanyalah alasan buatanku untuk menjauhi wajahku dari dirinya. Bisa gawat jika aku berlamaan disampingnya.

"Hei, Ricchan. Apa kau lihat proposalku yang kuletakkan disini?." Kisa Shouta,sahabat sekantorku yang juga bertugas di bagian Editorial Emerlad, juga meja kerjanya yang tepat disampingku.

"Ah, maaf Kisa-san, aku tak melihat kau menaruhnya disana." Jawabku. "Sudah periksa isi tas Kisa-san? Seingatku kau sama sekali belum membuka tasmu disini." Lanjutku sekaligus memberikan saran.

Kisa segera memeriksa tasnya dan ternyata benar-benar berada di dalam tas. "Kau benar Ricchan, Terimakasih. Oh ya, ngomong-ngomong bagaimana hubunganmu akhir-akhir ini?" Tanyanya denganwajah polos.

Aku mencoba untuk memahami pertanyaannya tersebut, nampaknya aku kurang memahaminya. Dapatkah kalian membantuku? (Author: BUKAN DORA WOYY!! :v) "Ah..maaf Kisa-san, 'hubungan' apa yang kau maksud tadi?"

Kisa-san tertawa kecil padaku. "Hei, Hei. Jangan bilang kau ini pura-pura tak tahu? Sudah pasti yang kutanyakan itu kabar hubunganmu dengan pacarmu itu."

Deg- "Eh? Apa Kisa-san sudah tau mengenai hubunganku denganTakano-san?"  Aku mencoba menenangkan diri. "Su-sumimasen?"

Kisa-san sedikit kaget mendengarnya. "Ayolah Ricchan, seisi kantor sudah mengatahui hubungan mu dengan Takano! Apa kau tidakmenyadarinya? Padahal sudah 2 bulan."

Eh-eh!!? Ba-bagaimana ini!? Apa benar seisi kantor sudah mengetahui hubunganku dengan Takano-san? Blush- kuyakin wajahku sekarang sedang merahpadam. "A-ano, soal itu..."

"hahaha, kau ini manis sekali Ricchan, maaf sudah membuatmu kaget. Melihat dari ekspresimu itu sepertinya baik-baik saja, ya?" Ia mencoba menenangkanku yang nampak gugup itu.

"Ha-hai, seperti yang Kisa-san li-lihat." Ucapku dengan merendahkan suara dan terbata-bata. Kisa-san tersenyum kemudian melanjutkan pekerjaannya pada laptopnya itu. Akupun kembali konsentrasi menatapi laptopku itu.

Sekaiichi Hatsukoi - Everyday With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang