-Alex Pov-
Dari ketinggian, kulihat kolam air yang membentang luas dengan warna biru khasnya, mereka menyebutnya dengan—samudera. Sesekali kulihat macam-macam jenis ikan yang berkelebat dan timbul tenggelam di dalam air. Kali ini aku sengaja memilih samudera yang jauh dari pulau, dengan begitu aku bisa leluasa di dalam air tanpa harus cemas.
"Seharusnya ini lebih mudah dari yang aku bayangkan. Semoga saja seperti itu," pikirku.
Tak butuh waktu lama, aku meluncur kebawah. Dalam sekejap, tubuhku sudah melayang di dalam air. Rasa dingin air yang khas membuat tubuhku mudah akrab dengan suhunya. Aku mulai menikmati tubuhku terombang-ambing bersama gelombang kecil namun memiliki energi yang kuat. Kulihat pemandangan dibawah air sangat indah dan gelap. Membuatku penasaran dan ingin berenang ke dasarnya.
Tanpa pikir panjang aku mencoba berenang kebawah sambil menikmati keindahan di dasar laut yang temaram. Selain itu, aku juga berharap tidak ada monster mengerikan dibawah sana. Kulihat banyak sekali terumbu karang dan ikan-ikan yang bersarang di dalamnya. Tumbuhan laut meliuk-liuk anggun di punggung karang.
"Baiklah, sudah cukup melihat-lihatnya, sekarang kembali kerencana awal. Aku harus menyatu dengan elemen air."
Aku mulai melemaskan tubuhku dan membiarkan tubuhku mengambang di air. Kupejamkan mata perlahan dan kututup semua inderaku untuk berkomunikasi dengan air.
Tak butuh waktu lama air disekitarku mulai bereaksi. Deburan keras terdengar dimana-mana dengan suara yang lebih padat dari sebelumnya. Inilah saat-saat yang kunantikan, membuatku semakin merasa gugup. Aku sengaja memilijh air di antara elemen lain karena jumlahnya begitu banyak. Dengan begitu, peluangku kemungkinan juga banyak.
"Hey kau! Namamu Alex Reyneer bukan?" terdengar suara lembut namun lugas.
"Bagaimana kau tahu namaku ?" tanyaku merasa heran.
"Dari awal kau masuk, aku sudah mengamatimu. Saat kau melaju diudara, kau menabrak embun-embun kecil di udara selain itu kau juga melintasi awan yang mengandung air yang hampir menghujani tanah. Dari situlah aku tahu namamu," jelasnya.
"Lalu bagaimana menurutmu setelah kau mengamatiku? Apa—aku boleh menempati dimensi ini?"
"Hmm, aku sedikit merasakan kebaikan dan juga ambisi pada dirimu. Sama sepertiku, elemen yang penuh dengan ambisi. Apapun yang menghalangimu, kau akan menerjangnya tanpa bisa di hentikan. Aku melihatmu memiliki kemiripan sifat denganku dan aku menyukainya. Mungkin aku akan menerimamu tinggal di dimensi ini dengan satu syarat."
Mendengar kata 'Syarat' bukulu terasa meremang. "Syarat apa?"
"Rubah namamu. Penghuni dimensi ini tidak boleh tahu nama aslimu," jawabnya.
"Hmm—apa ada tujuan atau maksud tertentu kenapa namaku harus dirubah seperti itu?" tanyaku sedikit penasaran.
"Karena itu akan mempengaruhi kehidupanmu di dimensi ini. Bagaimana? Kau setuju? Kau harus membuat orang lain tidak memanggil nama aslimu."
Aku terdiam sambil memikirkan beberapa nama keren di kalangan Manusia.
"Tidak perlu berpikIr terlalu keras untuk sebuah nama. Atau—kau kuberi nama Arey, singkatan dari namamu sendiri, Alex Reyneer."
"Arey," gumamku masih mempertimbangkannya. "Tidak terlalu buruk."
Sejenak aku teringat pada Karin. Bagaimana Karin bisa mengenaliku dengan nama seperti itu? Semntara ingatannya tentangku sudah dihapus. Jika aku bertemu dengannya apakah dia bisa mengenaliku?
"Hmm—apa itu berlaku untuk semua orang?" tanyaku akhirnya
"Apa ada sesuatu yang membuatmu keberatan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loizh II : Arey
Fantasy"Aku merasa pernah jatuh cinta tapi dengan siapa aku jatuh cinta ?". -Karin. Karin, seorang gadis yang ingatannya dihapus oleh seorang Malaikat karena hubungan cinta terlarangnya, membuat hidupnya penuh dengan tanda tanya tentang perasaanya. Ganjala...