Part 15

12.3K 1.2K 54
                                    

-Karin Pov-

Aku membanting pintu dengan emosi yang meluap dan melangkah dengan sebal menuju ke ruang Server untuk mengcopy file yang terformat dari PC ku. Seharusnya bisa dipulihkan tapi aku tak punya banyak waktu, dan untung saja semua file ter back up otomatis di server utama.

Aku yakin ini bukan karena virus, lebih tepatnya ada seseorang yang sengaja melakukannya. Ah sial, kalau saja aku tahu siapa pelakunya mungkin sudah kulempar wajahnya dengan monitor.

"Karin, kita diminta kumpul untuk breifing." Shinta menepuk bahuku. "Ada karyawan baru dari divisi kita yang ingin memperkenalkan diri. Kau tahu? Dia tampan sekali. Jujur baru kali ini aku melihat pemuda tampan sepertinya," kata Shinta dengan nada girang yang sedikit—gemas.

"Ingat, kau sudah punya Ryan. Jangan lirik pria lain." Aku hanya memutar bola mata sambil menghela nafas. "Lagi pula hanya perkenalan kan? File-file ku lebih penting dari pada berkenalan dengan karyawan baru."

Shinta berdecak kesal. "Ayolah, ini perintah Pak Bos atau kau akan di tegur untuk kedua kalinya dalam sehari."

Aku berdecak malas. "Kau duluan saja. Aku masih mengcopy data."

"Baiklah. Jika kau ingin tahu siapa pelakunya kau bisa meminta bantuanku. Dahh! Aku duluan." Shinta berlari kecil menjauh dariku.

Tak butuh waktu lama, aku sudah berdiri disebelah Shinta lalu selang beberapa menit pak Johan datang, dan di belakangnya sudah berdiri seorang pemuda yang sudah tidak asing lagi dan membuat mataku terbelalak.

"Arey?" gumamku shock.

Aku kembali tersadar saat semua mata tertuju padaku termasuk Shinta yang berdiri disebelahku dengan kening yang sudah berkerut.

"Maaf," ucapku malu saat.

"Kau mengenalnya?" bisik Shinta sambil melirik Arey.

"Selamat siang semua." Pak Johan memulai percakapan "Siang ini ada karyawan baru yang masuk ke divisi kita dan siang ini, ia sudah mulai bekerja. Karin—." Pak Johan kini menatap kearahku. "Saya tugaskan kau yang mengajarinya dalam masa training."

"Baik pak," sahutku patuh sambil mengangguk.

Pak Johan menepuk bahu Arey sambil berkata "Silahkan perkenalkan dirimu."

Arey mengangguk dan tersenyum terutama—kearahku.

"Selamat siang semua. Perkenalkan nama saya Arey dan hari ini saya sudah mulai bekerja disini. Sebagai karyawan baru, saya mohon bimbingnya." Ujarnya sambil tersenyum lebar.

Aku menyipitkan mata padanya. "Dari mana ia mendapatkan semua pakaian itu?" pikirku.

"Baiklah," ucap Pak Johan lagi. "Sekarang silahkan kembali bekerja, dan untuk Arey—"Pak Johan menepuk bahu Arey "Selamat datang dan selamat bekerja ditempat kami. Karin—," Kini Pak Johan sudah menatapku lagi. "Jangan ulangi lagi kesalahan-kesalahn seperti ini. Simpan semua file-filemu dengan baik."

"Baik Pak," sahutku mengiyakan.

Pak Johan kembali menepuk bahu Arey. "Kau bisa langsung bergabung dengan Karin dan Shinta."

"Baik pak." Arey mengangguk dan tersenyum.

"Kenapa dia harus satu divisi denganku?" Umpatku membalikan badan saat semua membubarkan diri.

"Hai Karin! Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk selalu bertemu," godanya setelah aku kembali duduk di kursiku.

Sekarang posisiku ditengah-tengah antara Arey dan Shinta. Biasanya disebelah kananku hanya meja kosong tapi sekarang, sudah ada seperangkat PC beserta Brainware-nya. Meskipun menyebalkan tapi sebenarnya tidak terlalu menggangguku.

Loizh II : AreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang