PART 7

11 3 0
                                    

*2 minggu kemudian..
*vivi pov

Hari ini adalah hari paling menegangkan bagi para kandidat calon ketua osis.

Saat ini seluruh warga sekolah sedang berkumpul di halaman utama sekolah. Gue duduk dibari paling depan. Hahaha.. Rajin bat ya gue?
Iyalah soalnya didepan gue ada ka Aga dan ka Arel. Cowok paling hot diseantero sekolah.

Sedangkan didepan, ada beberapa osis kelas 12 juga. Dan disana juga ada para kandidat.

Dari tadi juga, ka Reisya mulutnya nggak mau diem didepan sana. Teriak kandidat nomor 1 terus. "Eh nanti lo pada pilih nomor 1 ya, gue bosen ketua osisnya cewe terus!" bingung gue, dikasih berapa sih sama ka Aga dan ka Arel. Ka Aga dari tadi ngeliatin terus lagi. Ih ka, depan lo itu udah ada pengagum rahasia elo, kenapa nengoknya ke ka Reisya terus sih?!

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!!" salam ka Reisya memulai.
"Waalaikum salam.!" jawab kami serempak. (You know lah kaminya itu siapa)
"Oke kita akan memulai pemilihan suara. Peraturannya adalah pertama jangan golput hukumnya haram, kedua pilihnya cuman 1 doang jangan 2, ketiga diceklis bukan dicoblos, setelah itu masukkan kekotak suara bukan kedalam perut, lalu ke Gisel buat ngasih tanda kalau sudah memilih. Oke ngerti?" ucap ka Reisya panjang lebar.
"Nggak!!" kata kami serempak.
"Bachot!!" balas ka Reisya.
"Ooooo" sorak seantero sekolah.
"Njir gue disorakin." kata ka Reisya pada temannya kali ini dia menjauhkan mic dari mulutnya tapi masih bisa kedengeran.
"Yaudah ayo dimulai. Pertama silahkan murid 10 ipa 1.. Jangan berebutan! Dosa nanti!" kata ka Reisya.

10 ipa 1 sama 10 ipa 2 udah, giliran 10 ipa 3 nih. Tinggal nunggu dipanggil doang.

"Silahkan 10 ipa 3! Nggak usah rebutan milihnya, mending ngerebutin gue aja!" kata ka Reisya. Itu mulut kagak bisa diem amat. Gue dan temen kelasan gue maju, lalu kami dikasih kertas gitu deh. Terus kebilik suara.

Sampai dibilik suara, gue bingung. Eh bukan bingung, tapi takut buat nyeklis kolom nomor 1. Soalnya, ada kaka kelas disebelah gue, malu kali gue kalau ketahuan gue pengagum ka Aga.

"Diceklis de. Lo tau cara nya nyekliskan? Atau lo nggak tau apa itu ceklis?" kata kaka kelas itu pedes. Gue dongak keatas biar bisa ngeliat wajahnya. Jeng jeng!!! Ternyata kaka kelas yang bilang gue pengemis, njir!
"Hahaha!!! Bachot!" gumam gue dalam hati. Ya iya, masa gue ngomong langsung didepan dia, mati berdiri gue yang ada. Lalu gue menyeklis kolom nomor 1.
"Gitu kek. Oh jadi lo penggemarnya Aga?" tanya kaka kelas belagu itu.
"Eh?" kata gue.
"Hhmm... Mending lo deketin ade gue ae. Cakep, putih bersih, mulus, dari pada dia udah ada yang punya." kata kaka kelas itu. Wow!! Kayaknya dia tau banyak tentang ka Aga. Ade? Cakep, putih bersih, mulus? Itu orang atau benda? Ada mulus mulusnya.
"Udah sana. Udah diliatin ka Reisya tuh!" katanya. Gue mengangguk, lalu gue menuju kotak suara. Gue memasukkan kertas itu kedalam nya. Lalu ke ka Gisel buat ngasih tinta biru dijari gue. Gue mencelupkan  jari tengah gue kedalam tabung tinta itu.  Dan segera kembali ketempat duduk tadi.

"Lama amat lo!" kata Tisa, sekembalinya gue duduk.
"Njir!! Baru duduk gue, Tis!" jawab gue. Lalu gue memberinya jari tengah yang gue kasih tinta tadi.
"Njir!! Gue dikelingking lagi!" omelnya. Gue cuman mengendikkan bahu gue.
"Ngapain aja lo tadi?" tanyanya.
"Nggak." kata gue cuek. Sumpah lagi males ngomong gue.

"Dek!!" teriak seseorang dari belakang. Gue merasakan bahu gue dipegang. Ini rame, tapi gue merinding. Gue jadi ingetkan cerita temen gue, kalau ada penunggu sekolah yang selalu muncul siang bolong. Aneh sih, tapi kayaknya bentar lagi gue liat dia deh.

Dengan hati-hati gue nengok kebelakang. Dannn....................................... (Oke ini kepanjangan –_–)

"Elo ka! Njir, untung gue nggak ada penyakit jantung ka! Kalau ada terus tiba-tiba gue serangan gimana? Lu mau tanggung jawab apa?" kata gue sewot.

"Calm girl. Sorry. Lagian, lo siang-siang udah ketakutan gini sih?" tanyanya.
"Klam, klam.  Sport jantung gue!" semprot gue lagi belum puas.
"Calm de bukan klam. Terus spot bukan sport. Soalnya sport itu artinya olahraga." katanya kalem.

"Semerdeka elo deh. Buat pertanyaan lo, nggak papa." kata gue. Kan nggak mungkin gue bilang. "Soalnya gue takut kalau hantu siang bolong itu ada, karena gue hampir mengalaminya tadi."
"Kenapa ka?" tanya gue.
"Nggak gue cuman mau nanya. Nama lo siapa?" tanyanya sambil tersenyum.
"Gue? Violita Refangraini Yusuf. Temen-temen gue biasa manggil gue Vivi." kata gue panjang lebar.
"Oke. Gue Pricillia Anggira putri. Temen-temen gue biasa manggil gue Pricil." katanya tersenyum manis. Kalau gue liat senyumnya sih, mirip siapa ya?

"Malah bengong!" katanya. Gue pun tersadar. Oh jadi dari tadi gue bengong toh..
"Eh iya ka." ucap gue.
"Iya. Udah ya gue kesana lagi. Bye bye, Vivi!!" katanya lalu pergi.
"Siapa Vi?" tanya Tisa yang dari tadi ngeliatin kami–gue dan ka pricil–
"Ka Pricil." jawab gue.
"Oohh.. Cantik ya, manis pula." katanya.
"Iyalah, orang mirip gue. Gue kan cantik dan manis. Baik dan rajin menabung pula." bangga gue.
"Se. Mer. De. Ka lo ajalah. Biar seneng." kataya lagi. Gue cuman memonyongkan bibir gue.
"Ih geli!" kata Tisa menunjuk bibir gue.

"Oke semuanya sudah kan? Boleh istirahat!" teriak ka Reisya. Gue dan Tisa pun berdiri lalu langsung cus ke kantin.
~~~
*Nizam pov

Sekarang gue lagi berada di taman belakang sekolah. Enggak tau kenapa gue lagi mau banget kesini. Gue tadi baru aja memilih ketua osis. Kalian mau tau gue milih siapa? Kepo ah. Hahaha iya gue milih nomor 1.

"Aku yakin kok kamu pasti yang menang. Inget ya sayang!" kata seorang pria dibelakang pohon samping dari kursi yang gue dudukin.
"Iya sayang aku pasti bisa ngalahin para kandidat culun kayak mereka." kata seorang wanita. Tuh suara kayak kenal gue. Ujar gue dalam hati.

Dengan hati-hati gue berjalan kearah belakang pohon. Dann....
"Gia!!!" teriak gue, saat gue melihat Gia dan seorang lelaki sedang berpelukan.
"Nizam!" balas Gia kaget. Huh sok an kaget. Gue langsung pergi gitu aja. Sedangkan Gia sedang sibuk buat ngasih penjelasan sama 'pacar'nya tapi tetap terus memanggil nama gue.

Gue terus jalan tanpa menengok kebelakang. Hahaha rasakan itu!

"Hahaha.. Sukur lo diselingkuhin! Ow apa lo yang jadi selingkuhannya? Kan udah gue bilang, jangan pacaran sama dia! Ngeyel sih lo!" kata seseorang, yang ternyata kaka gue yang cewe. Ya! Gue 1 sekolah sama kaka kedua gue yaitu dia. Adih bingung ngejelasinnya. Gini-gini, guekan punya 2 kaka, yang 1 cowo udah nikah, yang kedua cewe 1 sekolahan sama gue. Dan sekarang ada didepan gue.

"Bachot lu!" sewot gue.
"Bodo! Eh gue ada kenalan tuh sama anak kelas 10 ipa. Cantik deh, manis, lucu, pokoknya itulah banyak. Mau nggak? Pelarian move on." kata kaka gue lagi yang biasa gue panggil Lia.

"Nggak tertarik!" jawab gue cuek, lalu kembali berjalan setelah sempat berhenti tadi. Jadilah gue dan Lia berjalan bersebelahan.
"Oh ya?" tanyanya, gue cuman mengangguk.
"Yah sayang banget, cewe limited edition kayak dia dianggurin." katanya lagi. Berisik banget tuh orang.
"Bawel lu ah. Limited edition! Itu orang atau barang? Lagian terserah limited edition kek, cuman ada satu kek, jarang ada kayak dia kek. Gue lagi nggak mau pacaran dulu." kata gue.
"Nggak percaya." ucapnya. Iya sih gue sedikit penasaran cewe mana yang kata Lia limited edition itu. Tapi inget cuman SEDIKIT!!!

Tanpa terasa gue udah sampe aja didepan kelas, dengan dipenuhi oleh obrolan yang membosankan bagi gue. Lah tapi si Lia kan kelasnya ada di lantai dua, sedangkan gue dilantai 3.

"Lu ngapain ka, nganterin gue?" tanya gue ke Lia.

"Siapa juga yang nganterin lu! Orang gue mau ngeliat Rico!" katanya sambil terseyum aneh. FYI, Lia itu pacaran sama temen gue dari sd yaitu Rico. Mereka udah pacaran selama 3 tahun. Karena gue, Rico, sama Lia itu waktu sd 1 sekolahan.

"Gue kira lu mau nganterin gue. Kakak apaan lo!" semprot gue. Dia cuman memeletkan lidahnya, terus langsung kabur gitu aja. Sarap emang si Lia.
~~~

Assalamualaikum!!
Maaf tionya belum muncul. Habis bingung kalau dia muncul dalam situasi apa. Kangen juga sih sama Tio. Hahahaha!!!
Oke udah gini aja.
Vomments jangan lupa!!
Wassalamualaikum!!
    

A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang