Dia-jadian (2)

105 6 3
                                    

Nangis? Ya mungkin cuma nangis nangis dan nangis yang bisa aku lakuin sekarang, gatau lagi mau ngapain rasanya pengen sekolah aja udah ga mood gabisa liat orang yang kita cinta mesra mesraan sama sahabat kita sendiri. Tapi aku juga gabisa ngeliat Lunna sedih kalo sahabatnya ini suka sama pacarnya sendiri

Ku setel lagu milik Yura - Cinta dan Rahasia, ku tenggelamkan seluruh wajahku sampai tertutup oleh selimut dan bantal yang lembut, sampai suara indah milik Yura terdengar se antero kamarku pas sekali dengan keadaanku sekarang

Jangan kau pilih dia, pilihlah aku

Yang mampu mencintamu lebih dari dia

Bukan, ku ingin merebutmu dari sahabatku

Namun kau tau cinta tak bisa, tak bisa dipaksakan

*

Drtttt....drtttt

"Yeah? Apa?" Jawabku pelan dan sebisa mungkin menyamarkan suaraku yang masih terisak

"Keey lo kenapa?"

Kenapa? Kenapa apanya? Siapa sih ini?

Kulihat layar panggilan tertera nama Lunna dan terpampang pula fotoku bersamanya

"Eh.. enggak kok Lun, mood gue lagi jelek aja hari ini" bohongku eh bener juga sih mood gue lagi kacau-sangat kacau hari ini

Iya. Mood gue begini gara gara lo dan pacarlo itu Lun

"Kalo lo butuh temen curhat, gue siap ko"

Curhat? Tentang Keynan? Ke lo? Udah sinting kali gue, curhatin pacar orang yang ga lain dan ga bukan pacar lo sendiri!

"Oke" jawabku seadanya

"Gue tutup ya Lun, mau tidur nih" bohongku lagi, kulihat jam di nakas tempat tidurku baru menunjukkan pukul 20.00 mustahil seorang Keeyara tidur jam segini.

"Okay bye, have a nice dream" jawabnya tanpa sedikit pun curiga kepadaku

'Mimpiin pacar lo' gumamku dalam hati sambil tersenyum jahat

Drttt..drttt

Siapa lagi sih? Ganggu orang lagi nge galo aja ih!

"Yeah?" Jawabku dengan nada sinis

"Keeyara lo kenapa?"

Aku mengeryitkan dahi saat nama Ezza tertera di layar handphone ku

"Za" mungkin aku butuh curhat, dan orang yang tepat adalah Ezza. Tapi di lain sisi aku juga ragu apa mungkin aku curhat tentang Keynan ke Ezza?

"Keey lo kenapa?" Tanyanya khawatir

"Bisa lo ke rumah gue sekarang?" Pintaku akhirnya

"Oke, gue berangkat sekarang"

Tak lama deru suara mobil sudah terdengar dari kamarku yang berada di lantai atas, sebelumnya aku sudah meminta izin ke mama dan papa dan mereka pun mengizinkan nya asalkan tidak boleh melanggar batas yang ditentukan keluarga Winata

"Hey" sapa seseorang dari ambang pintu kamarku

"Hey"

"Udah gue duga" kata nya sambil memperhatikan penampilanku dari ujung kepala hingga ujung kaki

"Ke balkon yuk" ajakku

Ezza pun mengekor di belakang ku yang berjalan duluan ke arah balkon, bagiku balkon adalah tempat ternyaman di rumahku ini

Dear My KeeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang