Welcome To Class C-9

855 44 0
                                    

Drap.. drap.. drap..
Langkah kaki yang tergesah-gesah mengisi kekosongan sebuah koridor SMA Hannyoung. Sore itu cuacanya cukup berawan membuat para siswanya terburu-buru untuk melangkah pulang sebelum hujan turun. Tapi beberapa siswi harus dibuat kesal karena harus terjebak dengan sebuah pemberitahuan yang menahan mereka untuk tidak segera pulang.
Tap..
"hahh.. hahh.. hahh.." dengan nafas yang tersengal-sengal seorang siswi menghentikan langkahnya didepan sebuah pintu ruangan. Dia mendongak keatas melihat jelas tulisan 'C-9' yang menjadi identitas ruangan tersebut. Peluh bercucuran disekitar dahinya, dengan cepat dia mengelapnya asal-asalan lalu tidak lupa merapihkan sedikit poninya.
"hhuufftt.." siswi itu menghembuskan nafasnya sebelum tangan kanannya membuka pintu ruangan tersebut.
Srett..
Semua mata tertuju kepadanya. Dia terpejat karena mengetahui dirinya sudah benar-benar terlambat. Ada sebagian yang menatapnya dengan tatapan dengki bahkan tatapan mematikan ia dapatkan dari yeoja jangkung di pojong ruangan yang sedang mengunyah permet karet.
"tch.. akhirnya datang juga." Cibir salah seorang siswi dengan balutan almamenter biru tua yang duduk dibangku ketiga dari pintu masuk. Dia menelan ludahnya dan tertunduk sebelum mendongak kembali saat sebuah tangan lembut dan hangat memegang bahunya.
"duduklah, tidak akan ada yang berani mengomelimu kecuali aku disini." Ucap seorang pria muda dengan balutan kemeja biru dan kaca mata yang membuatnya nampak seperti seorang personil boyband terkenal di korea. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk disebelah gadis berambut coklat dengan almamenter hitam yang sama seperti dirinya.
"baiklah, semuanya sudah berkumpul meski hanya sebagian." Pria yang tadi melangkah kearah papan tulis putih itu dan menuliskan sesuatu yang membuat semua siswi didalam kelas itu penasaran. Kemudian pria tadi membalikkan badannya dan menyingkir sedikit untuk menunjukkan sesuatu yang dia tulis di papan tulis putih itu. "Welcome To C-9 Hannyong, dan terima kasih untuk kalian yang terpilih sebagai siswi pilihan untuk masuk kedalam kelas khusus di sekolah ini." Ucapnya yang membuat semua gadis yang ada didalam kelas tersebut mengerutkan dahinya.
"apa maksudnya ini semua?" protes seorang yeoja yang memakai jaket baseball hitam sambil melepas aerphone ditelinganya. Pria tadi menaikkan sebelah alisnya dan membuka mulutnya hendak menjawab pertanyaan tapi seorang siswi dengan balutan almamenter warna biru tua mendahuluinya.
"Mark seongsangnim kau telah membuat kami lelah menunggu hanya karena gadis itu-" Tunjuknya kepada siswi yang duduk di bangku kedua depan dari dirinya. Yang ditunjuk menoleh kebelakang dan tertunduk lalu menatap kembali pria tadi. "-dan sekarang kami harus mendengarkan ceramahmu yang panjang lebar ini? Heol.." gadis dengan almamenter biru itu melipat tangannya didepan dada sambil memutar matanya kesal.
"ah, maafkan aku. Tapi memang begitu peraturannya." Pria itu tersenyum kearah siswi tadi. Senyum yang misterius, batin salah seorang siswi yang duduk didepannya. "mungkin sebagian dari kalian sudah mengenalku, perkenalkan aku Mark Julien selaku wali kelas dari kelas C-9 ini yang kedepannya akan membimbing kalian-" ucapannya terputus kembali ketika salah seorang siswi menyelanya.
"what the..?! Wali kelas kami?" ucap yeoja jangkung yang menyela perkataannya tadi. Pria itu mengangguk.
"iya, kepala sekolah dan para wali kelas kalian sudah berunding kemarin dan inilah hasil keputusan mereka." Jelas Mark.
"ggrr.. apa mungkin kita di buang ke kelas ini karena nilai yang rendah?" cibir seorang siswi dengan memakai almamenter soft pink yang duduk disamping yeoja jangkung tadi.
"bukan seperti itu, dan dengarkan aku berbicara sampai selesai." Tegas Mark dengan suara yang lantang. Membuat semua siswi itu terdiam. "kalian nantinya di kelas ini akan mengikuti pelajaran ekstra sampai ujian nasional selesai."
Hening..
Mark tersenyum puas karena semua gadis yang nantinya akan jadi anak didiknya itu menuruti kata-katanya. "aku tidak akan mengulang kembali ucapanku jadi dengankan baik-baik. Disini kalian belajar seperti biasanya hanya saja ada ketentuan tertentu yang ada dikelas ini. Pelajaran tambahan juga akan kalian dapatkan untuk ikut ujian masuk universitas ternama. Jadi kelas ini adalah kelas khusus bagi siswi seperti kalian yang bertalenta. Selamat untuk kalian yang sudah terpilih." Mark menepuk kedua tangannya dan kembali tersenyum hingga membentuk lesung pipi yang membuat siswi yang duduk didepannya terpanah melihatnya. "baiklah, selanjutnya adalah sensi perkenalan diri. Tadi aku sudah mengenalkan diriku sebagain wali kelas kalian sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri didepan teman-teman yang nantinya akan sekelas dengan kalian sampai ujian nasional tiba." Lanjutnya yang membuat sebagian siswi mendesis mendengarnya.
"grrr.. menyebalkan." Yeoja yang memakai almamenter soft pink itu berdiri dari bangkunya dan maju kedepan yang membuat beberapa siswi menatap bingung serta heran kearahnya kecuali beberapa siswi yang menatapnya acuh. Sementara Mark tersenyum melihat anak muridnya yang satu itu.
"baiklah jessica-ssi silahkan perkenalkan dirimu." Mark menyingkirkan sedikit tubuhnya untuk mempersilahkan yeoja itu berdiri didepan kelas.
"ehem.." yeoja itu sedikit berdeham dengan keras agar seorang siswi yang tertunduk yang duduk dibangku ketiga dari dirinya itu mendongak. Siswi berjaket baseball hitam itu mendengus kesal dan melepas kembali aerphonenya.
"tch.. perkenalkan saja dirimu jessie, aku lelah hari ini." Ucapnya sambil memasang aerphonenya kembali. Jessica, yeoja itu berdecak kesal lalu menatap kearah depan. Menatap semua siswi yang berjumlah 5 orang.
"cha.." jessica mengambil nafas sebentar lalu menghembuskannya dengan tenang. Dia juga menyinggung sedikit senyum kaku. "annyeonghaseyo yeorobun, jeoneun sogae hagasseumnida. Je iremeun jessica jung imnida. Aku murid dari kelas 4-F lantai 3. Mannaseo bangapseumnida yeorobun. Kamsahamnida." Jessica membungkuk 30 derajat kemudian mendongak menoleh Mark yang ada disampingnya.
"baiklah, jessica sudah memperkenalkan dirinya sekarang absen selanjutnya." Mark membaca sebuah ipad yang ia genggam lalu menatap kearah siswi yang beralmamenter merah. Siswi itu merasa dirinya ditatap menatap balik Mark dengan tatapan benci lalu berjalan kedepan kelas saat jessica duduk kembali ditempatnya.
"hajiemashite, watashi wa choi sooyoung to moushimasu. Aku dari kelas yang sama seperti jessica, kelas 4-F lantai 3. Douzo yoroshiku onegaishimasu." Siswi itu memperkenalkan dirinya dan berjalan kembali kebangkunya sambil mengerutu yang membuat Mark geleng-geleng kepala.
"oke, kita sudah mengetahui namanya adalah choi sooyoung. Dia adalah murid termuda di kelas 4-F, sekarang giliranmu nyonya kwon." Diakhir kalimat Mark seperti menyindir seorang siswi yang mengenakan almamenter biru tua yang sedang menatap kearah jendela kelas. Siswi itu menoleh kearahnya sebentar lalu melirik sekilas gadis yang sedang tertunduk disampingnya.
"bangun tiff, setelah ini giliranmu." Bisiknya sekilas sebelum dirinya maju kedepan. Gadis itu mendongak dan menatap gadis yang berbisik kepadanya tadi lalu tersenyum simpul.
"ne." Jawabnya pelan.
"baiklah, Je iremeun Kwon Yuri imnida dari kelas 2-E lantai 5. Senang bekenalan dengan kalian semua dan dimohon bantuannya." Yuri membungkuk 30 derajat lalu tersenyum manis kepada semua gadis yang ada dihadapannya berbeda dengan kwon yuri yang beberapa menit yang lalu dengan wajah angkuh dan dinginnya.
Srret..
Suara bangku tergeser dengan keras lalu yeoja yang memakai jaket baseball hitam maju kedepan. Yuri yang melihat hal tersebut hanya tersenyum lalu menepak bahu gadis itu sebelum kembali kebangkunya. "well, my name is stephanie young hwang. Korean name is hwang mi young. Just call me with tiffany. Thanks." Tiffany memperkenalkan dirinya dengan singkat lalu berjalan kearah Mark. "well, Mr.Mark aku keluar kelas karena masih harus menjalani sesi pemotretan malam ini." Lanjut tiffany dan Mark mengangguk. Anak didiknya yang satu ini adalah 6 dari 10 siswi yang mendapatkan toleransi khusus dari sekolah karena mereka adalah seorang aktris.
"oke, tapi hari ini jadwalmu sudah dikosongkan oleh manegermu karena permintaan sekolah." Ucapan Mark sontak membuat tiffany dan para siswi lainnya terkejut. Mulut gadis itu menganga lebar dan melepaskan topi hitam yang ia kenakan dengan frustasi.
"WHAT?!!" pekiknya dengan suara 7 oktafnya yang khas membuat Mark beserta siswi lainnya menutup telinganya kecuali satu orang yaitu kwon yuri yang menatapnya khawatir. Dengan amarah tiffany hendak melayangkan tamparan kepada Mark jika saja seorang siswi tidak langsung mencegahnya. Yuri yang hendak menghampiri tiffany juga terpanah akan kejadian itu.
Plak..
Akhirnya sebuah tamparan melayang kearah Mark tapi betapa terkejutnya tiffany ketika tamparannya melayang kearah seorang siswi yang sekarang berada dihadapannya. Mark yang melihat itu langsung menaruh ipadnya di meja dan memegang bahu gadis yang melindunginya tadi. "gwenchana taeyeon-ah?" tanya Mark dengan lembut kepada gadis itu lalu membalik tubuh mungilnya dan melihat sebuah bekas merah dipipi kanannya.
"nan gwenchana seongsangnim." Taeyeon, gadis itu hanya tersenyum lemah dan melepaskan tangan kekar Mark dari bahunya lalu berbalik menatap tiffany yang masih terpaku ditempatnya. "maaf tiffany-ssi tapi kau tidak boleh bertindak semena-mena pada guru seperti itu karena status yang kau sandang sebagai anak dari pewaris Hwang Group yang membiayai sekolah ini." Tegas taeyeon dan dia kembali duduk dibangkunya disamping gadis berambut coklat yang memakai almamenter hitam sama seperti dirinya.
Tiffany hanya menatap jengah kearah taeyeon dan menghentakkan kakinya lalu berjalan kebangkunya. Yuri yang sudah berdiri akhirnya terduduk kembali ketika tiffany duduk disampingnya. "kontrol emosimu baby, itu malah akan merusak reputasimu sebagai seorang aktris." Bisik yuri yang membuat tiffany medengus kesal.
"whatever for everything about that ,kwon yuwwre. Aku tidak ingin mendengar celotehanmu saat ini." Ketus tiffany yang menggelembungkan pipinya lalu memberikan death glarenya kepada Mark.
"sekolah memang memberi toleransi kepada kalian yang mempunyai kegiatan khusus diluar sekolah tapi untuk tahun ini kegiatan itu harus di fakumkan karena kalian akan mengikuti ujian nasional. Dan tiffany, jika kau melakukan itu sekali lagi kepada semua guru yang mengajar disini termasuk juga kepada semua siswi ataupun siswa kau akan diberi sangsi. You know that about it." Nasihat Mark panjang lebar. "baiklah selanjutnya pekernalkan dirimu taeyeon-ah." Mark menatap khawatir kepada taeyeon yang memegangi pipinya yang memerah. Taeyeon akhirnya berjalan kedepan kelas dan terdiam sebentar menatap tiffany yang kembali tertuduk lalu menatap seluruh siswi yang ada dihadapannya sekarang.
"annyeong haseyeo. Je iremeun kim taeyeon imnida dari kelas reguler 7-B." Taeyeon membungkuk 60 derajat lalu kembali duduk di bangkunya dan sekarang giliran gadis disampingnya yang maju kedepan.
"annyeong.. je iremeun park hyo jin imnida dari kelas regular tingkat 2, 3-B. Bangapseumnida chingudeul." Hyojin tersenyum manis kepada semua siswi yang berjmulah 5 orang itu. Tapi tanpa diketahui oleh siapapun senyuman itu mengarah kepada taeyeon yang sedang melamun melihat jendela. Melihat diluar saja sudah turun hujan dengan sangat tebat.
"oke, meski hanya lima siswi yang sudah hadir pelajaran untuk besok akan tetap dilaksanakan dan bagi 5 orang lainnya yang tidak hadir hari ini akan menyusul. Untuk melihat jadwal pelajaran apa saja yang kedepannya akan kalian pelajari kalian semua bisa melihatnya di loker masing-masing yang berada dibelakang kalian. Sesuai nama. Baiklah cukup sampai disini sensi perkenalan kali ini, kalian sudah boleh pulang." Jelas Mark dengan senyum lalu mengambil ipadnya yang diletakkan dimeja. Kemudian guru muda itu keluar kelas tanpa memperdulikan para siswi didalam kelas C-9 itu yang dibuat bingung oleh perkataannya tadi.
"tch.. menyebalkan, lebih baik aku telpon supir saja untuk menjemput." Sooyoung langsung mengambil ponselnya dan sibuk dengan ponselnya.
"hahh.. pastinya soojung sudah berada dirumah dan bermalas-malasan." Keluh jessica yang meletakkan kepalanya diatas meja lalu memejamkan matanya.
"hahh.. hujan, tiff.." panggil yuri yang melirik gadis disampingnya. Tiffany hanya menoleh kearah yuri dan menatap kosong kearah depan. "jangan dipikirkan, guru itu memang seperti itu. Abeoji ti-"
"stop yul. Jangan membicarakan masalah itu disini. Kau tidak lihat? Masih ada banyak pasang mata yang memperhatikan kita." Tiffany menegakkan duduknya dan menatap kearah taeyeon dan hyojin yang sedang membereskan sesuatu dimeja mereka.
"uh sorry. Dan apa kau ingin pulang sekarang? Atau pergi hangout dengan Bora lagi?" tawar yuri dan tiffany hanya menggeleng lemah lalu meletakkan kepalanya diatas meja sama seperti apa yang dilakukan jessica. Taeyeon yang tadi sibuk melapisi bukunya dengan plastik dan dimasukkan kedalam tasnya kembali menoleh karena mendengar pembicaraan yuri dan tiffany.
"hoy.." hyojin menepak bahu taeyeon yang membuat gadis itu segera menoleh kearahnya.
"mwo?" tanya taeyeon dengan tampang innconect.
"jangan ikut campur urusan mereka berdua, apalagi pasangan hot YulTi itu." Hyojin menunjuk dengan dagunya kearah tiffany dan yuri sambil membantu taeyeon memasukkan buku kedalam tas milik gadis itu.
"p-pasangan hot? YulTi?" taeyeon sedikit shock dan nampaknya masih tidak mengerti maksud pembicaraan hyojin. Hyojin menepuk jidatnya dan menghela nafas.
"hmm, apa kau tidak tahu? Bahkan adik kelas saja tahu kalau mereka itu pasangan hot karena kedekatan mereka yang sangat romantis makannya dikatakan pasangan yang hot. YulTi itu singkatan nama untuk mereka. Yuri dan tiffany." Jelas hyojin sambil berbisik dan taeyeon hanya membentuk huruf O pada mulutnya.
"kau tahu membicarakan orang lain itu tidak baik." Tegur suara yang membuat taeyeon dan hyojin menoleh kesumber suara tersebut. Lihatnya tiffany sudah berada disamping taeyeon sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Hyorin maupun taeyeon hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah. Bagaimana tidak? Sekarang seorang tiffany hwang berdiri dihadapannya, bahkan tidak sembarang orang yang bisa dia tegur karena sandang statusnya sebagai siswi yang paling dihormati di Hannyoung high school dan itulah tanggapan kebanyakan siswa maupun sisiwi tentang gadis bermarga hwang itu. Termasuk taeyeon yang statusnya hanya siswi dari kelas reguler tingkat bawah.
"uh, maaf." Taeyeon yang gugup langsung berdiri dari bangkunya dan membukuk 60 derajat. Dia juga memejamkan matanya erat-erat serta berdoa dalam hati agar besok dia masih bisa datang dengan selamat ke sekolah.

THE CRYPTOGRAPHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang