Pagi yang cerah, tapi tidak untuk hati Alika, gadis yang selalu saja tidak menerima tentang kehidupannya meski ia hidup dalam keadaan yang diidam-idamkan semua orang. Alika Queen Sierra Delsanur lengkapnya. Gadis yang lahir dari keluarga konglomerat yang kekayaannya mungkin bisa membiayai hidup seluruh anak terlantar di kota ini.
Alika sudah siap ingin berangkat ke sekolah ia berjalan menuruni anak tangga dengan tatapan datar dan kosong.
"Al kamu ga sarapan dulu?" tanya seorang wanita yang umurnya mungkin hanya berjarak 15 tahun darinya.
Alika tetap saja berjalan tanpa memperdulikan wanita itu.
"Alika mama kamu itu nanya di jawab dong Al masa kamu cuekin sih." kata seorang laki-laki tampan yang tidak lain adalah ayahnya Alika, Alexander Delsanur
"Mama? Mama dah meninggal pa sejak 5 tahun yang lalu dia itu bukan siapa-siapa di rumah ini." tatapan dan sorot mata yang tajam memandangi wanita itu.
"Bagaimana pun dia itu mama tiri kamu Al kamu harus terima dan hormati dia." nada keras terlontar dari mulutnya.
"Cuma papa yang nerima dia disini Alika ga pernah tuh bilang setuju atas pernikahan papa, kalau papa suruh Alika hormati dia itu ga akan terjadi." Alika pergi meninggalkan mama tiri dan papanya.
Alika anak yang cukup berprestasi disekolahnya dia selalu mendapatkan juara pertama sejak dia masih duduk dikelas 1 SD sampai dikelas 1 SMA ini. Hanya saja dia sering tidak peduli dengan keadaan disekitarnya dan dia lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada orang lain. Alika merasa sejak mamanya meninggal hidupnya hancur. Papanya yang sibuk kerja karena depresi kehilangan mamanya dan akhirnya Alika ditinggal dengan si mbok, pembantunya Alika yang paling lama bekerja dirumah Alika. Sejak Alika lahir si mboklah yang selalu mengurus Alika. Alika menganggap si mbok itu bukan pembatunnya melainkan orang yang sanagt penting dalam hidupnya bahkan dia sayang sama si mbok.
Alika masuk ke kelas dan langsung duduk di tempat duduknya. Tidak ada senyum yang menghiasi wajah Alika walaupun semua orang mengatakan wajah Alika sangat cantik, sampai setiap kaum adam yang melihatnya langsung jatuh cinta pada kecantikan Alika.
Tidak seperti siswa lainnya yang duduk berdua, Alika duduk sendiri dan bangku yang disebelahnya tetap kosong bukan tidak ada yang mau duduk dengan Alika melainkan guru sengaja meletakkan Alika disitu supaya Alika lebih nyaman sebab pemilik sekolah adalah Ayahnya Alika, Alexander Delsanur.
"Al hari ini katanya ada siswa baru loh Al yang masuk ke sekolah kita dan kabarnya dia itu cowok dan dia itu ganteng." Olive teman seperjuangan Alika dari SD mulai berkicau di pagi hari karena Olive sangat suka membicarakan spesies yang bernama cowok terlebih lagi cogan.
"Aduh Olive lo itu kalau mau bicara soal cowok jangan ke Alika deh karena dia ga akan respon mending ke gue." Jessica angkat bicara
"Trus kalau ada anak baru dan itu cowok kenapa?" tanya Alika sambil menulis sesuatu di buku kesayangannya yang cover depan bukunya itu inisial namanya A .
" Yah kali aja bisa di gebet." kata Olive yang super ngenes
" Udah deh Al nulis mulu capek ni yang liatin." Jessica cemberut
"Iya deh iya ini juga udah selesai." sambil menutup bukunya dan pulpen.
" Dari dulu nulis di buku itu terus, dan kita teman lo ga pernah tau isinya apa dan juga kita ga ingin tau isinya." kata jessica menatap Alika.