Anak kedua klan Murphy, Queen, memilih menjadi mandiri dan melakukan segalanya seorang diri. Bahkan Queen tidak membagi perasaannya pada siapapun, walau itu membuatnya dibenci oleh satu-satunya pria yang dicintainyai.
Queen pulang keesokan paginya. Dia sangat ingin pulang begitu operasi Allia selesai, tapi tubuhnya benar-benar lelah dan lemas. Jadi Richard meminta pada pihak rumah sakit untuk memberikan sebuah kamar perawatan untuk Queen. Queen membuka pintu rumah dengan cemas. Dia sudah mencoba menelpon Dylan berkali-kali malam itu untuk memberitahu kemana dia pergi. Tapi tidak ada yang menjawab ponselnya ataupun telpon rumah. Queen berjalan ke kamarnya, berharap kalau Dylan sedang tidur, jadi Queen masih bisa menyiapkan diri untuk mengatakan dengan sejujurnya kemana dia pergi, karena walau bagaimanapun status Queen saat ini sudah menjadi istri Dylan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tapi tidak ada orang di kamar. Dan saat Queen akan memeriksa kamar mandi, telpon rumah berdering. “Hallo??”
“Princess??”panggil sebuah suara di seberang.
“Kau dimana??”tanya Queen dengan perasaan campur aduk.
Dylan menggeleng,”Kau tidak perlu tahu aku dimana. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.”
“Apa??”tanya Queen bingung dengan sikap Dylan. Yang lebih membuat Queen bingung adalah kenapa Dylan menelpon ke rumah kalau dia punya nomor ponsel Queen.
“Di meja kerjaku ada sebuah amplop berisi sebuah surat. Tanda tanganilah.”ujar Dylan pelan.
Queen semakin bingung,”Surat apa yang kau maksud??”
“Surat pembatalan pernikahan. Setelah kau menandatanganinya, kita resmi tidak punya hubungan apapun lagi, dan kau bisa bersama Ritchie seperti yang kau inginkan. Aku bisa bertahan hanya dengan melihatmu bahagia bersama orang lain. Aku hanya minta izinkan aku untuk melihat anak kita tumbuh besar.”jelas Dylan.
Kali ini Queen benar-benar butuh penjelasan dari Dylan. “Apa yang kau lakukan?? Kenapa kita harus membatalkan pernikahan ini??”tanya Queen cepat dengan suara yang sarat emosi.
“Aku tidak ingin mengikatmu dengan pernikahan sementara kau mencintai orang lain.”
“Siapa yang kau maksud??”
“Richard Ritchie tentu saja.”
Queen menghela napas panjang,”Aku tidak mencintai Richard.”tegas Queen.
Di seberang sana Dylan menggeleng pelan,”Jangan berbohong, Princess. Aku tahu kalau kau mencintai Richard. Kau selalu bahagia bersamanya, dan kau selalu pergi ke tempatnya begitu ada kesempatan. Aku tidak ingin membuatmu tidak bahagia. Seharusnya aku tahu sejak kau meninggalkanku tujuh tahun lalu, aku sudah tidak ada di hatimu. Justin benar, kau baru akan berbohong demi kebaikan orang lain.”
“Jangan bodoh, Dylan Sutherland!”bentak Queen kesal,”Aku tidak mencintai Richard, dan tidak akan pernah. Aku bersedia menikah denganmu bukan semata-mata karena anak yang sedang aku kandung. Aku menikah denganmu karena aku mencintaimu walau kau mungkin tidak mencintaiku lagi! Pulang ke rumah sekarang juga kalau kau memang peduli padaku seperti yang selalu kau katakan! Karena kalau tidak aku bersumpah akan membahayakan diriku dengan segala cara yang bisa kupikirkan!”lanjut Queen dengan nada yang sama sebelum membanting telpon kembali ke tempatnya semula.
