Part 19 'Innocence (2)'

17 3 0
                                    


Tak semua yang kita inginkan bisa jadi kenyataan.
Tak ada jalan mulus untuk mencapai tujuan.
Inilah kehidupan, dimana segala perjalanan untuk mencapai tujuan selalu dipenuhi kerikil tajam.
Semua terjadi karena Tuhan ingin hambanya kuat.

*

"Nami sayang?" Ucap glen menyapa namira.
Sapaan itu mengagetkan namira dari lamunanya.

"Ah iya sayang"ucap namira kaget.

Glen menatap namira dalam, ia benar benar takut kehilangan namira, ia tak ingin kesepakatan namira untuk hidup bersama dengannya dibatalkan dengan keadaan seperti ini.
Walaupun namira belum memberi tau glen pasal el, glen telah tau semuanya dari andina.

"Nami aku ingin bicara" ucap glen membuka percakapan.

" apa? Kau rindu padaku ya?" Sahut namira mencoba mencairkan suasana.

"Nami ,aku serius"

Namira hanya mengangguk dan tersenyum , lagipula namira sudah mengira bahwa apa yang ingin di utarakan glen pastilah ada kaitannya dengan el, namira sudah yakin pasti andina telah menceritakan semua pada glen.

*

"Jadi apa sekarang?" Ucap namira

"Keputusannya ada dikamu sayang, aku ikhlas nemrima keputusan yang kamu buat, walaupun itu bakal bikin aku kehilangan kamu." Ujar glen pasrah.

"Gleny , tatap mata aku sekarang. Apa di sana masih ada kepura puraan? Aku udah benaran mencintai kamu glen.
Kamu masih meragukan aku?"

"Bukan ragu nami, tapi aku sangat mengerti antara kamu dan el, aku tau perasaanmu padanya"

"Ya aku memang mencintai el, bukankah kau yang mengizinkan aku untuk tetap boleh mencintai el? Tapi glen, satu hal yang kamu tau, hati aku udah milik kamu sekarang dan el cuma bagian dari masa lalu aku glen."

"aku cuma takut kamu ga bahagia sama aku"
kemudian hening...

#Namira poV

Aku cuma takut kamu ga bahagia sama aku ..

Ah glen, kau bodoh. mengapa sampai saat ini kau masih saja ingin mengorbankan bahagiamu demi bahagiaku?

Mendengar penuturannya semakin membuatku tak tega untuk pergi darinya.

Selama bertahun tahun perjuangannya untuk selalu di sisi ku begitu jelas terlihat olehku , semua upaya jerih payahnya menyingkirkan luka perih masa laluku kala itu masih terekam jelas diingatanku.

usaha usaha glen untuk membuatku mengikhlaskan kepergian el dan membuat rasa sesak atas kepergian el itu lenyap akan selalu ku ingat.

Dan lalu sekarang, saat hal yang disingkirkan itu kembali lagi (el) , apakah aku akan sejahat itu? Meninggalkan glen dan memulai hidup baru bersama el? tidak!

Namira tidak sejahat itu.
Tapi tunggu, aku tidak ingin kembali pada el bukan karena aku enggan karena kondisi el sekarang, sungguh aku tidak mempermasalahkan kekurangan el.

Tapi ini lebih ke glen, aku tak ingin semua usaha dan pengorbanan yang di lakukan glen berujung sia sia.

Walaupun disisi lain aku mencintai el, aku senang saat mengetahui el masih ada di dunia ini, cinta yang pernah aku yakini akan kembali pada akhirnya kembali, tapi yang ku inginkan bukan dalam situasi dan kondisi seperti ini.
Andai saja el datang lebih cepat sebelum aku mencintai glen, pasti hidupku tak serumit ini lagi.

tapi sudahlah, kenyataan memang seringkali tak sejalan dengan keinginan.
Aku kuatkan hatiku untuk tetap bersama glen, sudah cukup banyak pengorbanan yang glen taruhkan demi kebahagiaanku.
Biarlah aku menyimpan el cukup dihatiku yang terdalam.
Aku yakin el bisa mengerti pilihanku.

#

"Kita percepat pernikahan kita bulan depan ya glenyku" ucap namira dengan senyuman tulusnya.

"Nami, apa kamu yakin dengan apa yang kamu ucap?"

"Kamu ga yakin sama aku ya?"

"aku cuma ga mau kamu lakuin hal ini cuma karena kamu ga tega ninggalin aku"

"Gleny, harus berapa kali aku bilang, el cuma bagian dari masa lalu aku glen. I'm yours glen, until my last breath"

Glen langsung merangkul namira, mendekap namira dalam pelukannya. dari lubuk hati glen yang terdalam, glen tak ingin kehilangan namira.
Tapi juga tak ingin namira tak bahagia bersamanya.
Ia berjanji pada dirinya untuk selalu bisa menjadi yang terbaik buat namira dalam kurun waktu selamanya.

#glen poV

i'm yours glen, until my last breath

Aku tak kuasa menahan haru ketika mendengar penuturan namira, hal itu membuat mataku berkaca kaca, langsung saja ku peluk erat dirinya.
Aku tak ingin namira pergi dariku. Aku janji , aku akan selalu berusaha untuk selalu jadi yang terbaik untuk namira.
Aku tak akan menyianyiakan ketulusan namira.

seperempat abad (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang