BAB 3

161 6 2
                                    

BAB 3

Dua minggu sejak gosip antara Azka dan Iva beredar, Iva nggak pernah tenang kalau kemana-mana.

Di mana pun, kapan pun, dan sama siapapun pasti ditanyain perihal hubungannya dengan Azka. Tadinya, hidup Iva sangat amat tenang.

Tanpa paparazi, tanpa pertanyaan-pertanyaan yang menganggu, dan tanpa ejekan kalau dia lagi ngobrol sama Azka.

Sekarang, semenjak gosip itu beredar -dan Azka sama sekali nggak ambil pusing atau repot mengklarifikasi-, Iva artis mendadak. Ditanyain ini itu.

Contohnya, gini:

"Gue bingung banget lo sama Azka itu ada apaan! Gila, tuh cowok kayaknya santai aja."

Celine bertanya dengan menggebu-gebu saat Iva, Delia, dan Nata duduk di kantin untuk menikmati makan siang mereka.

Cewek itu emang ngerecokin Iva dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Azka dan Iva sejak dua minggu yang lalu, tepatnya, sejak foto Azka ngeboncengin Iva naik motornya waktu pulang sekolah beredar.

Iva menggaruk tengkuknya yang nggak gatal dengan sebel dan gemes. "Duh, gue nggak ada apa-apaan sama dia."

"Gue nggak percaya!" Celine melipat tangannya di depan dada, lalu melirik Iva dengan pandangan mengintimidasi, "Lo tau nggak? Cewek-cewek tuh pada cemburu ke elo!"

"Lah? Kok gue?" Pekik Iva.

"Lo tau gak sih kalau Azka itu idaman cewek-cewek?" Tanya Delia yang dari tadi sibuk makan buah jeruk. Anak itu lagi mencoba pola hidup sehat.

Iva mengangguk, " Terus?"

"Gosip lo itu udah nyebar ke mana-mana, pinter!" Seru Nata.

Iva mendelik, "SERIUS LO?!"

Celine mengangguk, "Iya! Kemarin Jessi, anak MIA 1 sampe tanya- tanya gue loh soal lo sama Azka! Soalnya foto lo udah nyampe ke dia masa."

"Yang bener lo, Cel?" Iva memastikan sekali lagi.

Celine kembali mengangguk, "Kan, mana si Azka nggak komentar apa-apa lagi, diem aja kek apaan tau."

Iva menghela napas. Ribet kan urusannya, ini gara-gara Azka juga sih, pakai acara nggak komentar segala padahal Iva udah mati-matian jelasin ke semua orang kalau mereka emang nggak ada hubungan apa-apa. Ngeselin banget kan?

"Kalau gue jadi elo, gue sikat Si Azka." Komentar Celine sambil meminum es jeruknya, "Lo tuh beruntung lagi, bisa diecengin sama Azka, ya walaupun cuma sebatas gosip nggak bener sih."

Iva melirik Celine sebel, 'kalau lo mau diejekin sama Azka, ya udah, sana! Gue sih ogah!', batinnya.

***

Pelajaran Bahasa Indonesia yang tadinya menjadinya salah satu mata pelajaran kesuakaan Iva -walaupun ada di jam terakhir-, berubah 180 derajat jadi pelajaran yang disebeli Iva.

Bukan karena materinya, tapi karna Bu Reni, guru Bahasa Indonesia yang jadi super nyebelin.

Yang pertama, Bu Reni masuk ke kelas langsung bilang mau ngasih tugas.

Yang kedua, tugasnya berupa makalah teks ekposisi yang harus dikerjakan dua orang.

Yang ketiga, patnernya nggak boleh milih sendiri. Bu Reni yang milihin.

Yang keempat, sistemnya pakai undian dan patner harus jadi temen sebangku waktu pelajaran Bahasa Indonesia.

Dan yang kelima, patner Bahasa Indonesia yang merangkap jadi teman sebangku Iva saat pelajaran Bahasa Indonesia adalah seorang Azka Abinaya.

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang