#5. Rose

65 7 3
                                    

Petir bergemuruh terlihat meraung-raung disela hujan badai samudera, siulan samudera tak terdengar lagi, posisiku terombang-ambing diatas kapal ini.. Tak memiliki kedudukan dan kulihat samar-samar lambaian tangan dengan teriakannya yang tak terdengar jelas di sambung dengan dengungan membisingkan , dia berteriak di meraup minta tolong tapi dia seperti hendak memberi sesuatu .

Tubuhku menghangat ... diselangi tertawa beberapa bocah yang tampak bermain layang-layang ... tanpa aku mengerti aku sudah terhempas di hamparan pasir. Dan ...

"NYA!!!!ANYAAA....!!!"

Aku seketika terbangun , terlihat fhani disebelahku dengan wajah heren menatap kedepan yang jelas-jelas dia pura-pura memperhatikan guru... aku tersenyum tipis melihatnya.

Akupun membuka buku Biologi yang terpampang jelas di depan mataku dan aku tak tahu siapa yang menyiapkannya 'Yaudahlah pura-pura rajin aja deh gua boleh juga,palingan juga Fhani yang nyiapin'dan pelajaranpun berlangsung seperti biasanya 'guru ini selalu saja membuat tidurku semakin nyaman hmm '

Fhani menggeserkan sikunya ke lenganku "Apa Fhan?" tanyaku "tidur lo nyenyak amat " tanyanya "iya gurunya tuh kek dongengin gua kali " kita tertawa bersama untuk beberapa detik Fhani pun melanjutkan "Hmm. Lo gak kenapa-kenapa kan? Wajah lo pucat pasi gitu ... mata lo merah juga. Ohya Tadi buku itu juga udah gua siapin care bro" aku terdiam aku memang disini tapi kenapa pikiranku kembali menggambarkan satu hal abstrak itu.

Aku tersenyum tipis mengangguk pada fhani , diapun mengangguk tanda mengerti aku butuh waktu.

#Bel istirahat pertama berbunyi

Dita dan Diana datang menghampiriku tiba-tiba "Nya yok makan... cuacanya pas buat makan yang anget-anget nih !" kata diana seru , diana dan dita pergi mendahului akupun mengikuti dibelakang ... Dianapun menggenggam tanganku ringan " Nya lo gapapa kan? Tadi Fhani sebelum ada panggilan nitip pesan ke gua katanya suruh ajak lo makan yang enak2 ... lo sakit?" rajut diana "Ciee Care banget tuh anak kesambet apa juga, Gua gapapa kok paling cuma kecapekan aja sih"Dita dan dianapun langsung mengangguk mengiyakan saja.

#Masuk jam pelajaran 4 5 6

Jam pelajaran keempat Fhani masih belum masuk kelas, tanda bahwa ia benar-benar ada tugas yang harus diselesaikan.

Jam menunjukkan pukul 11.30 dan Fhani masih belum masuk kelas 'mungkin laporan yang dia buat susah di edit kali ya ' batinku

Akupun hampir terlelap . namun, Rosi mengajakku bergabung di bangkunya ... akupun mengiyakan daripada harus sendirian (?). Rosi mulai pembicaraan dengan sangat lirih karena guru bahasa inggris yang sama mendongengnya dengan guru biologi sedang menerangkan. "Nya .... daripada lo ngantuk dengerin dongengan pelajaran mendingan lo dengerin dongeng gua deh" katanya "Hm tumben-tumbenan lo jadi rajin dongengin juga gini?" sahutku " Cause i'm fabolous , hahahahah" jawabnya

"yaudahlah.. Gua Ada cerita nih dapet Dari bunda gue ... Ceritanya gini... jadi bunda gue kan dokter ... 14 tahun silam bunda gue lagi jadwalnya praktik tuh di rumah sakit tegarkarang . Nah waktu itu tuh udah jam 11 malem tiba-tiba Ada pasien yang beri kode ke bunda gua Dari bilik jendela pasien untuk nemenin si dia . bunda gua sih nurut aja tapi dia juga ngajak temennya tifa buat nemenin nah trs setelah masuk diruangan tuh ternyata si pasien itu masih anak-anak umurnya sekitar 10 tahunan lah ... anak itu tuh sendirian kasihan juga malem-malem sendirian waktu sakit kan" cerita Rosi, aku pun tak sabar menunggu kelanjutannya .

"Bunda gua duduk disamping pasien itu terus tuh pasien langsung genggam tangan ibu gua ... Anak itu mulai bercerita ... dia memulainya 'Bunda bolehkah untuk Kali ini saja aku menjadi buah insan dari seseorang' nah terus bunda gua langsung kaget tuh terus dia lanjutin omongannya 'Bunda aku ingin bercerita sedikit saja untuk membiarkan kelenganggan di hatiku' 'Bunda saat itu pohon -pohon mulai tumbanh bunda, terdengar gebrakan meja yang berakhir tamparan bunda sepertinya ayah dan ibu sedang membicarakan hal penting sehingga aku lebih baik diam ' 'tapi kemudian ayah datang menuju kamarku dan mencium keningku dengan perasaan yang amat dalam dan diapun pergi dengan membawa satu pistol yang terisi ... kupikir ayahku akan jadi superhero hebat' 'satu bulan berlalu sejak kejadian itu, ibu terlihat semakin kurus , ibu bercerita padaku bahwa ia mulai pergi setiap hari untuk membahagiakanku ,akupun sering mendengar bisik tetangga bahwa ibuku pergi menjadi nelayan '

Underneath The Same SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang