Part 03

24 10 4
                                    

"Cath"

Sudah dua kali dalam sehari ini Aldino memanggil namanya. Padahal dalam sehari saja Aldino jarang sekali memanggil namanya. Bahkan terkadang tidak pernah sama sekali

Perubahan yang sangat pesat. Ada apa sebenarnya dengan Ayahnya itu?

"Kamu berangkat sekolah bareng ayah aja ya?" Sangat tidak mungkin. Ayahnya tidak pernah menawarkan hal hal yang seperti ini sebelumnya.

Awalnya Catherine ingin menerima tawaran Ayahnya, tapi hari ini dia akan diantar David. Mungkin lain kali dia bisa berangkat bareng dengan Ayahnya.

"Maaf yah. Aku hari ini diantar David" Catherine menolak ajakan Ayahnya dengan halus

Menurut penglihatan Catherine di bibir Ayahnya terdapat sedikit senyuman disana. "Ya sudah, tapi besok kamu diantar Ayah ya?!"

Sepertinya itu bukan permintaan, tetapi perintah. Catherine membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

× × ×

Saat ini Catherine sedang berada di Roof Top bersama David. Dia menceritakan kejadian kemarin dan tadi pagi yang dialami oleh Ayahnya, tentang kejadian Ayahnya yang berubah drastis.

"...... Apa maksud Ayah ya Dav?"

Menurut penglihatan Catherine sepertinya David sedang berfikir. "Mungkin saja Ayah kamu mencoba memperbaiki semua kesalahan yang pernah dia lakuin sama kamu?!"

Catherine sempat berfikir mungkin apa yang David katakan ada benarnya juga. Tapi saat dia perdalalam, sepertinya bukan hanya itu saja.

Catherine menghela nafas "Entahlah Dav. Aku hanya bingung saja. Mungkin besok Ayah sudah kembali seperti biasanya."

Dengan pernyataan yang Catherine lontarkan, David menoleh ke arah Catherine. "Lho? Ko kamu malah berharap seperti itu?"

"Memangnya kenapa? Aku rasa lebih baik seperti dahulu. Saat Ayah tidak pernah peduli padaku. Aku hanya takut Ayah mempunyai maksud lain di suatu hari nanti. Walaupun aku sangat merasa ingin Ayahku menjadi seperti ini."

Tangan David menggenggam tangan kanan Catherine. "Tidak boleh seperti itu. Bagaimana pun juga, Dia tetaplah Ayahmu. Dan kamu tetaplah Anaknya. Jangan bersikap seolah-olah Ayahmu memang sangat membencimu."

Tapi memang yang David katakan memang benar. Sampai kapanpun pasti Ayahnya selalu membencinya.

× × ×

'Huffftttt'

Selalu seperti ini. Sendirian di rumah. Mungkin tidak sendirian juga. Disini banyak orang, tapi bukan orang-orang itu yang Catherine inginkan. Dia ingin orang tuanya.

Catherine saat ini sedang berjalan-jalan. Memang sudah sangat rutin Catherine mengelilingi rumahnya ini. Hanya untuk menghilangi rasa jenuh yang dia alami.

Tapi entah kenapa Catherine sangat penasaran dengan apa yang ada di dalam kamar ayahnya. Sampai saat ini belum pernah sekalipun dia masuk ke kamar Ayahnya itu.

Catherine berfikir sebentar, kenapa dia tidak masuk saja. Lagi pula Ayahnya sedang tidak aka disini. Oke, mungkin untuk sekali saja tidak apa-apa.

Catherine membuka pintu dengan sangat hati-hati.

Sangat kaget melihat isi kamar Ayahnya yang sangat berantakan. Catherine fikir kamar Ayahnya sangatlah rapi. Tapi ada sesuatu yg sangat bikin Catherine penasaran. Disana ada sebuah bingkai foto yang sangat besar.

Seorang wanita yang sedang hamil, disampingnya terdapat piano. Sepertinya itu diambil tanpa se pengetahuannya

 Sepertinya itu diambil tanpa se pengetahuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat cantik. Siapa ini? Apa mungkin dia selingkuhan Ayah? Tapi apa mungkin Ayah berselingkuh? Rasanya tidak.

Apa mungkin ini Ibunya? Selama 23 tahun dia tinggal di bumi, tidak pernah sekalipun dia melihat wajah Ibunya, bahkan dalam foto pun tidak pernah.

Ahhh. Catherine lupa, bahwa dia harus segera pergi dari sini atau Ayahnya akan menemukannya disini.

× × ×

I Owe YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang