Part 04

37 8 3
                                    

Hufft. Untung saja Catherine sudah keluar dari kamar itu. Karna saat dia sedang menutup pintu, terdengar suara mobil dari arah luar rumah. 'Pasti itu Ayah' batin Catherine.

× × ×

"Ta. Lo tau gak muka Ibu gue kayak gimana?"

"Lo aja yang anaknya gak tau. Apalagi gue"

Yang dibilang Cinta bener juga. Aku aja gak tau wajah Ibu seperti apa. Apalagi si Cinta yang baru kenal 5 tahun dengan ku. Berarti aku harus tanyakan ini pada Kakak. Kakak pasti tau bagaimana wajah Ibu. Dan aku yakin, Kakak juga punya foto Ibu.

"Ket. Kalo seandainya gue udah gak mau jadi sahabat lo gimana?"

"Hah?"

Gila aja ni si Cinta. Masalahnya itu, gw gak punya temen siapa-siapa selain dia.

"Canda ket"

Huhhhh.

"Oh iya. Gue mau bilang ke lo. Hati-hati aja ya sama salah satu orang yang rau RAHASIA lo, mungkin dia juga tau muka Ibu lo. Orang itu lagi ngerencanain sesuatu."

Apaan nih? Orang terdekat yang tau Rahasia + Wajah Ibu? Ngerencanain sesuatu? Yang tau wajah Ibu siapa?

"Ayah? Kakak?"

1 detik..

2 detik..

"Enggak tau. Gue sih cuma nyaranin buat hati-hati aja"

Emang ya si Cinta suka bikin orang greget

"Ck. Kalo gak mau ngasih tau, mending gak usah bilang!"

"Laki-laki yang sudah terlalu jauh masuk di kehidupan lo!"

× × ×

'Laki-laki yang sudah terlalu jauh masuk di kehidupan lo!'

Apa maksud yang Cinta omongin tadi? Siapa?

"Cath. Kamu melamun lagi?" Suara David berhasil membuyarkan lamunan Catherine.

"Hah?"

"Kamu dari tadi gak denger ya aku bicarain apaan?" David menaikan sebelah Alisnya "Ada apa sih sebenernya? Cerita aja sama aku!" Lanjutnya.

"Enggak ada apa-apa. Aku cuma masih kepikiran aja sama Alm.Ibu aku. Kemarin aku sempat liat foto perempuan dikamar Ayah. Firasat aku bilang kalo itu Ibu aku."

Catherine berusaha untuk menutupi kegugupannya. Sebenarnya bukan itu alasan yg seharusnya. Catherine hanya ingin berjaga-jaga. Sebab Cinta tadi mengatakan bahwa 'Laki-laki yang sudah terlalu jauh masuk di kehidupannya' David termasuk dalam Kategori laki-laki bukan?

"Apa di dalam kamar ayahmu ada sesuatu yang mencurigakan?" Tanya David sambil memicingkan matanya.

"Kenapa bertanya seperti itu?"

"Ah?" Seketika wajah David pucat. Tetapi hanya sekitar dua detik saja, setelah itu David sudah menormalkan dirinya.

"Kenapa bertanya seperti itu?" Catherine mengulang pertanyaannya pada David.

"Tidak apa. Hanya saja, menurutku Ayahmu sangat aneh" David menggidikan bahunya.

"Kenapa begitu? Bukankah kamu sendiri yang bilang, tidak boleh berburuk sangka kepada ayah sendiri?" Catherine semakin di buat bingung dengan sikap David.

"Iya. Aku hanya menyampaikan pendapat"

Saat itu Catherine hanya bisa diam dan memepercayai apa kata David. Sangat Bodoh!

× × ×

Sebenarnya Catherine masih sangat bingung dengan pernyataan yg di ucapkan Cinta tadi. Mungkin saja itu hanya hayalan Cinta saja karna di duakan oleh Elang. Jadi dia sedikit sensian dengan lelaki.

Iya mungkin seperti itu.
Mungkin.

Apa aku harus bertanya kepada Ayah tentang Ibu? Tapi sejak dulu setiap kali aku bertanya tentang Ibu, Ayah selalu berakhir marah.

Mungkin ini saatnya aku perbaiki diri. Mendekatkan diri dengan ayah sendiri tidak ada salahnya bukan?

Catherine terus berjalan menuju ruangan kerja Ayahnya. Dia tau bahwa Ayahnya pasti berada di sana.

"Ayah?"

Catherine tidak berani masuk. Dan hanya mematung di depan pintu dan memanggil nama 'Ayah'.

"Ayah? Apa kau di dalam?"

Panggilan kedua Ayahnya belum jg muncul. Apa mungkin dia tidak ada disini?

'Cklek'

"Ada apa?"

"Hm. Ma--aaf ayah, aku fikir ayah tidak ada di dalam"

Bodoh sekali kau Catherine. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aldino menaikan sebelah alisnya, merasa ada yang aneh dengan anaknya.

Mulut Catherine yang agak sedikit terbuka menandakan dia ingin mengucapkan sesuatu.

"Apa yang ingin kamu katakan?"

"apa aku boleh bertanya sesuatu"

Aldino tidak menjawab. Dia hanya menaikkan alisnya. Ohh c'mon dad. Don't make me confuse.

Apa aku bicara saja ya? Aku sudah tidak tahan.

"aku ingin mengetahui tentang Ibu. Apa boleh? Sudah 23 tahun aku hidup tanpa seorang Ibu. Aku ingin tahu bagaimana Ibuku. Aku--"

Perkataannya terpotong karna Aldino mengatakan sesuatu.

"Ayo masuk. Kita bicarakan di dalam saja"

Aldino membuka lebar pintu ruang kerjanya dan menyuruh Catherine duduk di kursi panjang.

"Ayah tidak marah?"

"Untuk apa? Ayah rasa sudah saatnya kamu tau. Kamu sudah besar bukan?"

Ada apa dengan ayahnya ini? Dia aneh.

"Sebelumnya ayah ingin meminta maaf sama kamu. Maaf karna ayah yang sudah bersikap jahat. Bukannya ayah benci. Hanya saja, saat melihat wajahmu, ayah selalu ingat dengan ibu" Aldino seperti sedang menahan air matanya. Sebegitu miripnya kah aku dengan ibu?

"Ibu meninggal tepat saat berusaha berjuang melahirkan kamu. Dokter berkata hanya salah satu dari kalian yang bisa selamat.......

'Lakukan yang terbaik buat keduanya dok'

'Tidak usah, mas. Selamatkan saja anak kita dok'

'aku gak mau. Kamu gak boleh ninggalin aku. Saya mohon selamatkan keduanya dok!'

'Maaf pak, jika bapak tetap memaksa untuk menyelamatkan keduanya, maka kemungkinan besar ini bisa membuat keduanya kehilangan nyawa mereka'

'Mas, ini permintaan aku yang terakhir. Selamatkan anak kita. Aku bakal bantuin kamu jagain dia di sana'

'Aku mau kita mengurus anak kita bersama. Aku tidak mampu hidup tanpa kamu sayang'

'Aku sayang kamu'

........ Hingga akhirnya Ibu kamu rela mengorbankan nyawanya supaya anaknya bisa melihat indahnya dunia"

Jadi ternyata aku penyebab meninggalnya ibu? Ibu maaf kan aku.
"Setiap melihat mu ayah selalu berfikir. Untuk apa saya mengurus anak yang sudah jelas-jelas membuat orang yang saya sayang mati?"

Kenapa ibu harus melakukan itu? Seharusnya aku saja yang mati.

"Aku mengerti ayah. Seharusnya ayah membunuh aku saja sejak dulu. Aku memang tidak pantas hidup di dunia ini. Aku sudah membunuh ibu ku sendiri" Ucap Catherine sambil menangis

"Tidak. Kamu tidak bersalah. Disini ayah yang salah. Seharusnya ayah tau dan seharusnya ayah sadar, kamu hanyalah anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua. Seharusnya ayah bisa menjadi pundak untuk kamu bersandar. Seharusnya ayah bisa menjadi ayah yg baik untuk kamu. Terlalu banyak kata seharusnya yang sudah tidak dapat di ulang kembali" sudut mata ayah terlihat berair.

"Ayah kita bisa mengulang kembali semuanya dari awal. Kita bisa memulai hidup sebagai keluarga yang baru" Catherine tersenyum saat ide itu muncul di otaknya.

"Tidak. Semuanya sudah terlambat Cath"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Owe YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang