Agak sedikit rancu ketika aku harus membencimu. Dengan melihat kenyataan bahwa kau pergi dengan memberikan sederet luka.
Kamu memintaku berlapang dada, memintaku melepaskan begitu saja. Apakah kamu tidak pernah merenungkan walau sejenak saja, betapa luka pedih mengiris dada, melihat orang yang paling dicinta meminta lepas demi seseorang yang ia cinta? Kita tidak menjalani ini sehari dua hari, terlalu lama kebersamaan ini membuat aku tidak tahu lagi jalan kembali. Kembali untuk membuka hati dengan mudahnya sepertimu.
Kenangan selalu pulang dengan hal-hal yang kamu buang. Dengan hal-hal yang dulu sepenuh hati kita impikan berdua. Atau kiranya kamu bahagia dengan segala luka yang kini kurasa? Apa kamu tidak merasa betapa dalamnya aku tenggelam dalam hal-hal yang terlalu pahit rasanya kenyataan dibalik kenyamanan yang tersaji diantara aku dan kamu dulu.
Andai mudah membencimu, aku sudah melakukannya semenjak kamu memilih berlalu. Namun, perasaan tak pernah sepenuhnya bisa dikendalikan. Aku masih mencarimu dalam doa-doa, meski tidak sesering dulu sewaktu awal terluka.
Lelah rasanya begini, mengharapkanmu yang tak pernah peduli. Menggenggam hati seseorang yang tak lagi bersedia dimiliki.
Tak banyak lagi yang kuharapkan darimu. Meski sejujurnya tak semudah itu membiarkanmu semakin jauh dari masa lalu. Namun, aku paham, aku bukan orang yang kamu inginkan lagi .
Sekuat apa pun aku menjaga doa-doa untuk bersama, tidak akan berguna bila kamu tidak juga bersedia. Jagalah dia baik-baik, semoga luka hatimu tidak pernah berbalik. Jagalah dia yang kamu pilih sebagai cinta, semoga kelak dia tidak menjadi seperti kamu, yang memilih pergi tuk jadi sebuah luka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Hati Dan Kisah Kita Kini
RomanceAku ingin menjadi lampu di langit-langit kamarmu. Meski tak kau nyalakan, tetapi selalu bisa menemanimu terlelap. Aku ingin menjadi lampu di langit-langit kamarmu. Meski kau nyalakan ketika kau butuh saja. Aku akan tetap betah menatap dan menetap. M...