PART 6

94 6 2
                                    

Ji Yeon POV..

Bersama dengan dayang, pelayan, dan prajurit ku, tentunya juga di temani Hongbin Oppa, aku menghadap ke paviliun Appa. Aku harus mengatur strategi dan bekerja sama dengan Appa untuk besok. Ya, demi Hongbin Oppa, Keluargaku, dan rakyat ku. Aku harus melakukan sesuatu dan mengubah masa depan.

Sesampainya disana, bersama Hongbin Oppa, aku dan Appa mengutarakan maksud kami. Dengan cepat, Appa pun menyetujui dan memanggil seluruh pejabat istana, serta Permaisuri, Ibu Suri, Putra & Putri mahkota, untuk mengadakan rapat demi mengatur strategi perang besok.

Appa mempercayakan ku untuk memimpin rapat ini. Sungguh, aku bahagia di beri kepercayaan sebesar ini untuk mengatur semua strateginya.

Keputusannya adalah, nanti malam sebelum jam makan malam, aku akan pergi di ungsikan ke rumah Hongbin Oppa yang berada di kota dan akan diam disitu bersama dengan Minah Eonni sampai serangan selesai. Karena 'ternyata' Minah Eonni cukup ahli dalam bermain pedang, maka ia akan melindungi ku dan keluarga Hongbin Oppa selama aku berdiam disana.

Halmoni dan Eomma akan menetap di istana. Karna mereka memiliki kemampuan handal dalam menyembuhkan, maka, mereka akan membantu dayang utama Cheon untuk mengobati setiap prajurit yang terluka.

Beberapa prajurit yang sangat handal pilihan ku akan ku sebar di tiap kerajaan musuh serta sebanyak 10 orang ahli, ku kirim untuk membekuk musuh yang berada di markas besar mereka.

Sisa prajurit yang ada akan membantu Hongbin Oppa, Seok Jin Oppa, dan Appa untuk berperang di tempat ini. Dan aku harap, strategi ku ini cukup mampu untuk melindungi kerajaan ini.

Malam ini, bersama dengan minah Eonni di temani satu orang Dayang pribadi kami masing-masing dan di temani oleh Hongbin Oppa, aku pergi ke rumah tempat tinggal keluarga Hongbin Oppa. Hongbin Oppa sudah meminta ijin sebelum nya untuk membawaku kerumahnya. Dan ku dengar, mereka sedang menungguku disana.

"Appa, Eomma. Yang Mulia Tuan Putri dan Putri Mahkota sudah datang," Hongbin Oppa memanggil Ayah dan Ibunya.

"Tuan Putri, Putri Mahkota," kata Ayah dan Ibu Hongbin Oppa bersamaan sembari membungkuk hormat padaku. Sebenarnya aku agak tidak enak pada mereka. Mereka lebih tua dari ku, bahkan suatu saat, aku akan menjadi bagian dari mereka. Tapi sekarang, mereka malah membungkuk hormat padaku.

Ya, rumah Hongbin tidaklah kecil. Ia masih berdarah bangsawan sehingga ia memiliki rumah yang cukup besar. Namun, rumah ini terasa kental unsur kekeluargaannya. Membuatku merasa nyaman dekat dengan mereka.

"Aku pamit dulu ya," katanya pada kami semua. Ia akan kembali ke istana untuk mempersiapkan serangan besok. Aku menatapnya dengan sendu.

"Apa kau akan baik-baik saja?" tanya ku berjalan mendekati nya. Ia mencium kening ku.

"Kita akan mengubah masa depan. Jika aku berhasil mengubah masa depan, kau harus menikah denganku," katanya. Aku mengangguk. Sebenarnya dalam hati, aku tidak rela. Aku takut terjadi sesuatu pada Hongbin Oppa. Apalagi ini bukan serangan kecil seperti biasanya. Tapi ia memang harus pergi.

"Berhati-hatilah. Sampaikan salam ku pada Ayah dan Seok jin Oppa," pesanku. Ia pun pergi meninggalkan ku dirumah ini.

Hongbin POV..

Malam pun berganti pagi. Istana terlihat beraktifitas seperti biasa. Namun sebenarnya, kami sedang mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi saat serangan nanti. Bahkan, kami semua sengaja tidak tidur dan hanya diam di posisi kami masing masing, demi berjaga jikalau serangan itu mendadak terjadi.

Karna yang diserang adalah Tuan Putri, maka tentu paviliun Tuan Putri lah yang diincar. Karna itu, kami memperketat penjagaan di paviliun Tuan Putri.

Tell Me Your Wish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang