Author POV..
"Benarkah dayang Cheon?" minah bertanya dengan ceria pada Dayang Cheon yang notabene merupakan Dayang utama dari bagian kesehatan. Ia dan Seok jin saling berpandangan dengan tatapan sama bahagianya.
"Khamsahamnida, Dayang Cheon," ujar Seok Jin bahagia. Perasaannya sangat meluap-luap mendengar adiknya sudah kembali sehat.
"Pastikan ia makan teratur dan cukup beristirahat. Ini masa pemulihan, sangat rawan untuk kambuh. Jadi, jangan sampai adikmu terlalu banyak kegiatan. Kau mengerti, Yang Mulia?" tanya Dayang Cheon dibalas anggukan. "Sekarang Tuan Putri sedang tidur, dijaga oleh Pengawal Lee. Saya permisi," Dayang Cheon pun membungkuk hormat lalu pergi dari hadapan Seok jin dan Minah.
Sepasang kekasih itu pun masuk kedalam paviliun yang di tempati oleh Ji Yeon, lalu masuk kedalam kamar Ji Yeon. Tampak pengawal Lee sedang duduk di sebelah Ji Yeon dan menatap gadis itu tenang. Namun, kegiatannya itu terganggu dengan kedatangan Putra dan Putri mahkota. Buru - buru Hongbin bangkit dan membungkuk hormat pada sepasang kekasih itu.
"Kau pengawal Lee?" tanya Minah lembut.
"Bagaimana kau bisa merayu adikku makan? Bahkan aku saja ia tidak dengar. Hebat ia cepat akrab denganmu," ujar Seok Jin sembari menatap adiknya yang sedang damai dalam tidurnya.
"Saya tidak merayunya, Yang Mulia. Hanya memberi sedikit nasehat," sahut Hongbin formal.
"Baguslah jika dia menurut padamu. Tolong jaga dia ya. Dia memang agak bawel dan manja. Tapi, dia anak yang baik kok," ujar minah.
"Baik, Yang Mulia," kata Hongbin.
Minah dan Seok Jin pun kembali ke tempat mereka masing-masing. Sementara hongbin? Tentu saja masih ada di sisi Ji Yeon. Berjaga-jaga jika ada serangan atau tiba-tiba, kondisi Ji Yeon menurun.
Namun, mendadak Ji Yeon terbangun membuat Hongbin sedikit kaget.
"Sudah lebih baik, Yang Mulia?" tanya Hongbin.
"Panggil kan Dayang Kwon, Dayang Cho, dan Dayang Lee!" ujar Ji Yeon terdengar seperti perintah.
Hongbin pun pergi keluar lalu masuk kembali bersama ketiga dayang pribadi Ji Yeon.
"Ada yang bisa kami bantu, Yang Mulia?" tanya Dayang Lee.
"Tolong siapkan Hanbok kuning ku. Aku mau keluar!" perintahnya.
"Yang Mulia! Anda tidak bisa begitu! Anda baru sehat!" ujar Hongbin.
"Cepat siapkan!" ujar Ji Yeon kesal karna ketiga dayangnya tidak bergerak juga. Ketiga dayang tersebut pun pergi keluar dan mempersiapkan apa yang diminta oleh Tuan Putri.
"Yang Mulia! Anda tidak boleh keluar!" perintah Hongbin.
"Berani sekali memerintah seorang Putri! Lancang!" sahut Ji Yeon kesal.
"Karena saya bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan Tuan Putri!" seru Hongbin tak kalah sebal. Ji Yeon terdiam. Ia kembali teringat dengan Taekwoon. Dulu Taekwoon lah yang bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan Ji Yeon. Ji Yeon tersenyum getir.
"Kau masih ingat perkataan ku kemarin?" Ji Yeon bertanya sinis. "Aku akan membuatmu muak denganku lalu pergi dari istana," ujar Ji Yeon meremehkan.
"Dan bukankah sudah ku bilang? Aku tidak akan pergi dari istana," tegas hongbin. Ji Yeon menatap Hongbin sinis.
"Lihat saja," ujar Ji Yeon.
Ji Yeon POV..
"Tuan Putri!" dapat ku dengar suara para dayang mencariku. Aku yang bersembunyi di balik pohon hanya tertawa pelan.
"Bodoh," gumamku.
"Tuan Putri," suara lembut seseorang menepuk bahuku membuatku kaget bukan main hingga jatuh terjungkal.
Namun, Namja itu menahan tubuhku dengan tangan kanannya dan memegangi tanganku dengan tangan kirinya. Aku dan pengawal lee, Namja itu saling bertatapan. Entah apa yang terjadi, namun mata itu memiliki efek magis yang mampu membuatku tak dapat mengalihkan pandanganku. Seperti tersengat, Jantungku berdebar sangat cepat. Dan dapat aku rasakan, jantungnya juga berdebar amat cepat.
Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku berharap ini tidak akan berakhir?
"Ekhem," pengawal Lee berdeham membuatku tersadar. Ia pun membantuku berdiri dan tanpa ia tahu, aku kecewa karna kejadian tadi harus berakhir. "Maaf saya lancang," ujar pengawal Lee pelan.
"Ah, tidak apa-apa kok," kataku. Kenapa nada bicara ku jadi sangat baik padanya? Dan kenapa pipiku panas? Apa memerah?
"Ji Yeon!" suara yang sangat kan kenali memanggil ku.
"Halmoni!!" seru ku semangat. Sudah lama aku tak bertemu dengan Halmoni.
"Apa kau sudah sehat? Kenapa sudah berada di luar saja? Kau harus istirahat!" titah Halmoni padaku sembari melangkah mendekati ku dan pengawal Lee.
"Ah, aku sudah sehat dan sangat bosan diam di paviliun," kataku. "Halmoni, kenalkan, ini pengawal Lee, pengawal baru ku. Pengawal Lee, ini Yang Mulia ibu suri," kataku merasa aneh pada diriku karna tiba-tiba mengeluarkan nada ramah dan lembut padanya. Aku menatap matanya yang teduh itu. Jantungku kembali berdebar.
Suasana hening cukup lama. Hingga Halmoni menusuk pinggangku dan membuat aku tertawa pelan karna geli.
"Kalian ini.. Ada sesuatu ya?" kata Halmoni dengan smirk menggoda membuatku dan Pengawal Lee salah tingkah. Aduh, kenapa jadi begini?
"Sa-saya Lee Hongbin, pengawal baru Tuan Putri," Hongbin membungkuk sopan.
"A-aku akan pergi menemui Oppa, Halmoni," kataku berusaha memecah suasana canggung ini. Aku pun membungkuk hormat pada Halmoni lalu melangkah menjauh diikuti Hongbin.
"Tunggu pengawal Lee," panggil Halmoni. Halmoni membisikkan sesuatu di telinga Hongbin lalu membiarkan kami pergi menemui Oppa. Sebenarnya apa ya yang Halmoni katakan pada Hongbin? Haruskah aku bertanya? Lancang sekali aku ingin tahu. Sudahlah! Aku harus bertanya pada oppa apa yang terjadi.
TBC
Terimakasih untuk yang sudah vote bahkan masukin Tell me your wish kedalam reading list ^^ semoga suka part ini ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Your Wish!
RomansKatakan saja apa mau mu padaku. Tidak! Aku tidak akan pergi dari sisimu! Meskipun aku harus meregang nyawa demi dirimu, semua akan aku lakukan.. Karna aku.. Mencintaimu.. Tell me your wish!