Cinta itu yang bagaimana?
Apa aku bisa merasakannya?
~~~~~Gadis berlesung pipit dan memakai kerudung berwarna pink itu tengah mengoles selai coklat ke roti yang hendak disiapkannya untuk sarapan orangtua, kakak, dan adiknya.
Dia adalah Nazwa, gadis remaja berusia 21 tahun. Hidup bersama ibunya, kakak lelakinya yang bernama Rasyid, dan adik perempuannya yang bernama Anisa. Sedangkan ayahnya telah meninggal dunia ketika ia berusia 8 tahun.
"Selamat pagi kak, sini biar Nisa bantuin." sapa Anisa yang kini tengah asyik mengolesi selai coklat ke atas roti.
"Umi sudah baikan Nis?" tanya Nazwa pada adiknya yang baru saja menginjak usia 16 tahun itu. Saat di mana emosinya mudah meletup-letup seperti popcorn. Maklum lah, remaja.
"Sudah kok ka, tadi aku lihat lagi pakai kerudung di kamar." jawab Anisa. Nazwa mengangguk lalu merapihkan gelas di atas meja yang telah terisi air putih.
Tidak lama kemudian, Lena yaitu ibunya dan Rasyid datang. Lena masih terlihat pucat karena baru saja sembuh. Rasyid dengan sigapnya memapah uminya itu menuju ruang makan.
"Ayo umi dimakan buburnya, setelah itu minum obat." ucap Nazwa yang menyodorkan mangkuk berisi bubur nasi.
Lena tersenyum lalu mulai memakan bubur yang diberikan Nazwa. Rasyid tersenyum melihat Lena sudah mau makan, padahal sebelumnya Lena selalu muntah-muntah.
"Nis, nanti kakak ada rapat jadi pulangnya mungkin agak larut. Ga usah nunggu kakak pulang, nanti kakak bawa kunci cadangan aja." ucap Rasyid seraya duduk di samping Lena. Sedangkan Anisa hanya mengangguk sambil melahap potongan rotinya.
"Nis, nanti kakak pulang mengajar mau mampir ke supermarket, mau dibeliin apa?" tawar Nazwa. Dengan penuh antusias Anisa menjawab, "aku mau CEMILAN yang banyak." ucap Anisa dengan mata berbinar dan penekanan pada kata 'cemilan'.
"Dasar remaja, inget tuh badan nanti melar" ledek Rasyid lalu terkekeh. Sedangkan Anisa tidak menghiraukannya dan melahap potongan terakhir rotinya.
Setelah selesai sarapan, mereka mengantar Lena istirahat di kamar. Rasyid yang kini berusia 25 tahun pergi bekerja ke kantor, Nazwa pergi ke sekolah tempatnya mengajar, sedangkan Anisa diam di rumah menjaga uminya, karena kebetulan sekali ia sedang libur sekolah dan bisa menjaga Lena.
"Kenapa dek?" tanya Rasyid ketika melihat Nazwa masih berdiam diri di teras rumah.
"Bocor kak." jawab Nazwa sambil cemberut.
"Lagi banyak ya? Yaudah ganti dulu sana. Masa iya ngajar dalam keadaan kaya gitu." komentar Rasyid sambil mencari-cari dokumen untuk rapat di tas kerjanya.
"Eh apaan kak?" Nazwa menautkan kedua alisnya karena bingung dengan komentar Rasyid.
"Ehh.. Hmm emang apa yang bocor?" Rasyid terlihat kikuk, karena sebelumnya ia pikir yang dimaksud 'bocor' adalah Nazwa sedang haid dan yaa kalian paham lah.
"Itu kak, ban motor aku." Nazwa menunjuk motor maticnya yang ban belakangnya terlihat tak bertenaga.
"Ohh.." Rasyid cukup malu karena sudah salah paham tadi, "yaudah ayo bareng kakak aja." Rasyid membukakan pintu depan penumpang untuk adiknya itu.
"Emang kakak gak telat?" ragu Nazwa.
"Nggak kok, tenang aja. Ayo masuk tuan puteri." ucap Rasyid seraya membungkuk hormat.
"Ihh apa sih kak, aku udah bukan anak kecil lagi kan. Kalo dulu kakak perlakuin kaya gitu aku seneng." namun tetap saja pipi Nazwa bersemu merah.Rasyid terkekeh lalu masuk ke dalam mobil,
"Emang kalo sekarang ga senang?" ledek Rasyid.
"Malu sekarang mah kak." jawab Nazwa sambil memakai seatbelt.
"Gak usah malu. Kamu dan Anisa tetaplah tuan puteri kakak. Mau sampai kalian nenek-nenek pun kalian tetap tuan puteri kakak." ucap Rasyid dengan begitu serius.Ya, Nazwa tahu itu. Kakaknya itu begitu istimewa. Mampu menggantikan ayah mereka dengan sangat baik.
♪♥♪♥♪♥
Assalamu'alaikum
Haii.. Masih pada inget kah sama cerita ini?? 😅😅 cerita pertamaku iniiii...Maaf ya kalo kelamaan bangeeeeeet untuk repost hehehe
Ayo monggo dibaca ulang. Insya Allah lebih baik lagi..
HeheKidung Cinta♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidung Cinta..
SpiritualJadi, apa itu cinta? Kepada siapa cinta ditujukan? Bagaimana cinta? Cinta yang murni atau cinta yang nafsu?