Aku lanjutin lagi ya teman2 .
Terima kasih yang udah memvote dan baca karangan aku.Aku juga ingin mengingatkan betapa besar juga peran seorang ayah karena beliau lah yang membanting tulang untuk menafkahkan kita. Beliau tidak pernah mengeluh apa yang di jalaninya. Jadi kita harus menghargai besarnya pengorbanan beliau .
Keesokan harinya ...
Aku dan tanti kembali ke tempat di mana aku bertemu dengan ayah.
"Tanti benarkan tempat ini tempat yang kemarin??" Kataku.
"Iya ka ini tempat yang kemarin, tapi kemana ayah?? Bajunya pun tidak ada" kata tanti.Kami pun mencari di mana ayah, menanyakan kepada orang-orang di sekitar ayah tinggal.
"Permisi pak, liat bapak-bapak yang tinggal di depan pos gardu PLN dekat situ tidak??" Tanti bertanya pada tukang minuman yang berjualan tidak jauh dari pos gardu PLN tempat ayah tinggal.
"Oohh pak awan itu?? Saya melihat kemarin beliau pergi membawa baju dan perlengkapannya itu, tetapi tidak tau di mana!!" Kata yang berjualan.
"Kira-kira Pak Awan bilang gak ya sma bapak mau pergi kemana??"kataku
"Tidak nak, kemarin dia tiak bilang hanya menitipkan surat ini" kata si pedagang.
"Terima kasih ya pak, maaf mengganggu"kata kami berdua.Ooiya aku lupa mengenalkan nama orang tuaku Mamaku bernama Shinta dan Ayahku bernama Wirawanto yang di panggil Awan.
Kami pun membaca isi suratnya.
"Anakku sayang, maafkan ayah yang tidak menepati janji kepada kalian. Ayah hanya tidak ingin menyusahkan kalian berdua. Ayah sayang kalian, ayah selalu memperhatikan kalian dari kejauhan. Jaga mamamu ya nak, titip salam rindu ayah kepada semuanya. Salam sayang ayah."Hatiku pun terasa sesak, aku menyesal mau mengikuti saran ayah kemarin. Coba saja kita langsung membawa ayah ke tempat kontrakan. Ayah aku sayang ayah, ayah di mana?? Kami rindu ayah. Maafin kami ayah selama ini kami tidak mencari dan peduli dengan keberadaan ayah.
Setahun berlalu .....
Gimana ceritanya teman2?? Maaf ya kalo ada yang kurang 😊😊