the end

473 5 1
                                    

Akhirnya kaka ayahku dapat meluluhkan hati mamaku yang keras.

Dengan keadaan ayah yang koma tetapi ayah sadar dengan keberadaan mama.
"Shinta apa itu kamu?? Shinta aku sayang sama kamu dan anak-anak. Jaga anak-anak ya, aku memang tidak pernah menemui kalian tapi aku selalu melihat kalian dari kejauhan. Aku hanya tidak ingin menyusahkan kalian." Kata ayah sambil menggenggam tangan mama.

Mama tidak berkata apa-apa hanya meneteskan air mata.
3hari berlalu ayahpun sehat kembali saat di temani mama.
Kami berbincan dan bercanda ria. Ini lah waktu yang kami nantikan, berkumpul bersama ayah dan mama.

Ternyata hari ini hari yang tidak kami nantikan juga.
Ayah "Nak, ko kaki ayah tidak bisa digerakan?? Kaki ayah di amputasi ya?? Ko ayah gk liat kaki ayah??"
"Gk ko ayah. Itu kaki ayah masih ada, kenapa kaki ayah gak bisa digerakin?? Ayah tunggu sebentar ya aku panggilin dokter dulu." kataku.
Ayah "gak usah nak, itu siapa yang nunggu ayah di depan pintu??"
"mana yah?? Gak ada orang ko di depan pintu." Jawabku.
Ayah tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Aku segera memanggil dokter.
Kata dokter keadaan ayahku semakin memburuk dan harus segera di bawa ke ruang icu.
Aku melihat ayahku di pakaikan alat bantu oksigen.

Dan tidak lamaa....

"Keluarga pak wirawanto" kata dokter.
Kami pun menghampiri dokter.
Dokter "Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik untuk pak awan, tetapi pak awan tidak dapat di selamatkan."

Kaki ku pun melemas dan jantungku pun seperti berhenti seketika.
Kami semua langsung menghampiri ayah yang sudah ditutupi dengan selimut.
Kami tidak dapat berkata apapun hanya dapat meneteskan air mata.

Tiba-tiba mama pingsan...
"Mah, mama bangun. Mama harus kuat." Kata tia sambil menangis.

Mama di bawa ke ruang UGD.
Ternyata mamaku mempunyai penyakit jantung.
Kami tidak tau dengan penyakit mama selama ini. Pantas saja mama selalu sesak saat sehabis marah.

"Gimana dok keadaan mamaku??" Tanti.
Dokter "kami turut bersedih dengan kehilangan ayah kalian dan sekarang kalian juga harus kuat dengan kehilangan mama kalian".
"Gaaaaakkkkk, gak mungkin mama juga ninggalin kami. Aku gak mau, mama harus bangun. Aku masih ingin sama mama. Aku mau curhat setiap malam sama mama. Siapa lagi yang akan mengingatkan tia untuk mengerjakan pr dan makan saat aku asyik dengan hpku." Tia.
"Sabar sayang, mama dan ayah sudah tenang. Kaka janji kaka yang akan menjaga kalian. Sekarang kita urus kepulangan ayah dan mama ya. Kita harus kuat, walaupun memang berat rasanya." Ka vira.

Ya allah hari ini, hari yang paling kami tinggu-tunggu. Hari di mana mama dan ayah dapat berkumpul dan saling menyayangi tanpa ada pertengkaran.
Tapi hari ini juga, hari yang tidak kami inginkan. Hari di mana kami kehilangan mereka berdua.
Hari ini seperti hari terindah dan hari terburuk.
Semoga ayah dan mama dapat tenang di alam sana. Tempatkan mereka di tempat yang terindah ya allah.
Mah, yah.. maafin kami yang selalu tidak memperhatikan kalian. Kami menyesal telah melalaikan kalian.
Selamat tinggal ayah..
Selamat tinggal mah...

....Tamat....

Gimana teman-tema ceritanya???
Sedih gak?? Maaf ya kalo ada yang kurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ayahku Sayang, Ayahku MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang