21 - Halte Bus

131 5 0
                                    

Author's POV

Langit sore telah menunjukan sosok nya dimata seluruh makhluk hidup yang ada di bumi,burung-burung berterbangan bak hiasan dalam lukisan,indah. Seperti apa yang dirasakan Aurel dan Lean,mereka telah kembali seperti semula.

Hati yang tadi nya hancur,kini telah di tata ulang menjadi bentuk yang sempurna,Hati yang tadi nya patah,sekarang telah di persatukan kembali oleh nya.

Sekarang,mereka tengah duduk di sebuah restoran di dekat sekolah nya,duduk sambil menatap langit sore nan indah dan burung-burung yang berterbangan serta awan-awan yang mempesona.

"Lo mau pesen apa?" Tawar Lean kepada Aurel yang sedang mengutak-atik ponsel yang di genggam nya.

"Gue ikut lo aja deh" Sahut Aurel yang sibuk dengan ponsel nya.

Dan setelah itu,Lean beranjak berdiri dari tempat duduk nya untuk segera lekas ke kasir,memesan makanan untuk mereka berdua yang sedang dikala rasa canggung.

"Mba,nasi goreng special nya dua ya sama es teh manis nya dua" Pesan Lean yang telah berdiri di depan kasir.

"Baik mas,nasi goreng dua dan es teh manis nya dua,di bawa pulang atau makan disini?" Tanya mbak-mbak kasir nya ramah.

"Makan disini mbak"

"Oke,makanan akan segera datang,di tunggu di meja ya mas" ucap nya sopan seraya memberi nomer meja makan dimana tempat Lean dan Aurel duduk.

Setelah itu,Lean pun berjalan menuju meja nya dengan Aurel,mereka duduk dalam diam tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka.

Aurel sibuk mengutak-atik ponsel nya,begitupun juga Lean yang sedang mengutak-atik ponsel nya.

drrtt

Ponsel yang di genggam Aurel bergetar sehingga membuat nya langsung mengecheck notif yang masuk.

Dan,

Leandro Arsenio : Rel kok diem aja sih

Ternyata LINE dari Lean yang membuat Aurel sedikit bingung dan agak menganga.

kan bisa ngomong langsung. Batin Aurel

Aurel menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal, "ngomong langsung aja deh Le,lebay dah ampe ngeLINE segala" Ucap Aurel meretakkan keheningan di sekitarnya.

Lean hanya tertawa kecil dan mendengus pelan, "Well,gue benci banget keadaan awkward kayak gini" Ucap nya santai.

"Btw,lo tadi mesen apa deh?" Tanya Aurel sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Nas-" Ucapan nya terpotong karena mas-mas nya udah dateng untuk ngasihin makanan nya "nah tuh udah dateng,liat aja sendiri" Lanjut nya.

"Makasih,mas" Kata Lean sambil tersenyum kecil.

"IH LO TAU AJA GUE SUKA NASI GOR-- " Teriak Aurel membuat seisi restorant tertuju padanya.

"Sssttt... Ini di tempat umun bego Rel,gak malu apa?" Bisik Lean sambil menutup mulut Aurel.

"Yeee,maap" Balas Aurel yang udah gak teriak lagi kea toak.

dan,mereka pun duduk dengan tenang di kursinya masing-masing dan juga bergegas untuk menghabiskan makanan nya.

- - - - - - - - -

motor yang di kendarai oleh Lean melaju dengan cepat membelah jalan jakarta yang begitu lebar,Langit sudah mulai gelap dan suara gemuruh dari langit pun terdengar jelas di indra pendengaran Lean dan Aurel.Ya,mereka menuju pulang ke rumah setelah dari restoran.

"Maaf" Ucap Aurel ke Lean yang sedang sibuk mengendarai motor besarnya.

"Buat apa?" Jawab Lean

"Maaf,maaf karena gue udah bilang kalo gue benci lo" Terus terang Aurel sambil melihat ke kaca spion,Lean hanya tertawa kecil.

"Gak apa-apa kok Rel,gue tau hati kecil lo gak bilang gitu" Lanjut Lean yang juga melihat ke arah kaca spion nya. Aurel tersenyum tulus.

Sedikit demi sedikit,hujan pun turun membasahi sebagian tubuh Aurel dan Lean, Lean memberhentikan motornya di salah satu halte bus pinggir jalan raya.

"Kenapa gak lanjut aja sih,seru hujan-hujanan" Kata Aurel sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Nggak-nggak,nanti lo sakit" Ucap Lean sambil mengacak-acak kencang rambut Aurel.

"Dih,rese lo,rambut gue berantakan nih" Kata Aurel yang menyisir rambutnya oleh jari-jari tangan nya.

Semakin lama,hujan pun turun begitu deras membuat Aurel kedinginan,menggigil.

Tanpa basa-basi, Lean memakaikan jacket kulit berwarna coklat tua untuk menyelimuti tubuh Aurel yang kedinginan. Aurel juga tidak menolak

"Makasih" Kata Aurel sambil tersenyum tipis.

"Gue sayang lo,Rel" Bisik Lean yang 100% membuat jantung Aurel gak karuan gimana detak nya. Aurel tersenyum

'Gue lebih sayang lo,Lean' Batin Aurel sambil menatap kedua bola mata Lean yang sedang menatap nya hangat.

Jarak muka mereka hampir sejengkal,membuat kedua nya bertatapan tanpa ada hentinya.

Aurel pun berhasil membuang muka untuk menyembunyikan pipi yang sedang memerah itu,entah kenapa, Aurel nyaman kalo di deket Lean, Aurel seneng sama-sama terus sama Lean, Aurel punya 1001 alasan untuk menjelaskan itu semua.

Suara hujan pun sudah tidak terdengar di kuping mereka -Aurel dan Lean- .

"Pulang?" Tanya Lean

"yuk" Jawab Aurel santai

"Masih pengen disini" Kata Lean sambil memasang puppy face nya.

"gak ah, besok gue banyak pr tau" Ucap Aurel sambil memutarkan bola matanya ke atas, kalo kebawah gimana thor? Lupikir sendiri dah.

"Yah,yaudah" Kata Lean kea sok-sok kecewa di FTV gitu gimana sih tau kan?yaudah.

Aurel tertawa, "bocah banget" Ucapnya sambil memukul pelan bahu nya.

"Dih gue udah kelas 11 tau" kata Lean "yaudah buruan lo naik,katanya mau pulang?" Lanjutnya.

"Iya-iya tunggu" Aurel pun bergegas untuk menaiki motor besar nya Lean.

Lean pun mengendarai motornya dengan sangat cepat sampai-sampai Aurel memeluk pinggang Lean saking ketakutan nya.

"NAJIS PELAN-PELAN KEK WOY" Teriak Aurel,pelukan nya pun semakin kencang.

"Bodo amat" Ucap Lean santai sambil tertawa terbahak-bahak.

Aurel hanya merengek dan memejamkan matanya.

- - - - - - - - - - -

Dan ketika sampe dirumah Aurel,Aurel malah tidur di punggung Lean yang keduanya masih duduk di motor.

"Aurel,bangun" Ucap Lean sambil menepuk-nepuk pelan pipi lembutnya.

"Hmmm..u..udah..nya..nyampe?" Kata Aurel sambil menyipitkan matanya untuk memperjelas pengelihatan.

"Udah,sini gue anterin sampe depan pintu rumah lo" fyi,Lean cuma nganterin sampe depan pager rumah Aurel,lagian kalo sampe masuk kerumah nya gak sopan juga kan ya.

"Ngg.. gak usah gue bisa sendiri" Kata Aurel terbata-bata.

Lean mendecak kesal, 'keras kepala banget,Tapi gue suka' Batin Lean.

"Udah ayok" Ucap Lean sambil merangkulkan tangan Aurel ke bahunya,Aurel otomatis jinjit sedikit,iyalah Lean tinggi, Aurel pendek (sedikit sih).

"Ish" .

○●○●○●○

-

LOVE IS HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang