12 - Nembak

154 11 0
                                    

sorry banget ya kalo ceritanya gaje
baca aja lah ya k? k

- - - - - - - - - - -

yap sekarang gue sama Lean lagi ada di saung tengah hutan -maybe- , suasananya sepi di antara gue sama lean gak ada yang mau memecahkan keheningan,oke terpaksa jadi gue aja yang memecahkan keheningan,geli gue sama suasana awkward kyak gini.

"kok dingin ya" entah apa yang bisa buat gue ngomong gitu.

"lo dingin?mmm.. Nih pake jacket gue" ucap Lean seraya menyelimutkan badan gue dengan jacket berwarna coklat tebal nya itu. "makasih" ucap gue

disini dingin banget gils,iya dingin,kaya hubungan kita Le,gak akan pernah bisa menjadi hangat sampai kapanpun,gatau kapan kita bisa merubah persahabatan menjadi keseriusan .

langit mulai menutupi keindahan nya,bintang-bintang telah di tutupi oleh tebal nya awan hitam,ini pertanda bahwa hujan akan turun malam ini,sedikit demi sedikit suara gemercikan hujan pun terdengar begitu jelas dan lama-kelamaan hujan turun begitu deras.

suasana semakin dingin dan tak disadari tiba-tiba Lean memeluk gue sehingga gue sulit untuk bernafas "cie kedinginan" kata nya sambil tertawa kecil "sorry ya,lo gue peluk,takut lo kedinginan,terus nanti sakit" lanjut nya

"tapi peluk nya jangan kenceng gini dong,gabisa nafas nih gue" ucap gue seraya menggerakan tubuh agar pelukan Lean sedikit longgar "abis nya badan lo empuk sih" kata lean yang membuat gue sedikit tercengang .

"dih mesum lo dasar" ucap gue sambil menoyor kepala lean "udah ah lepasin" lanjut gue sambil melepaskan pelukan Lean.

"Rel"

"Hmm?"

"gue sayang lo" deg . ucap Lean seakan-akan membuat gue melayang saat ini,duh ni orang kok frontal gini sih,mungikin saat ini pipi gue udah gak karuan warna nya,tapi untung malem jadi gak keliatan deh,jangan GR dulu Rel "kenapa diem?" lanjut Lean yang membuat gue tersadar dari lamunan gue "m-maksud lo?"

Tiba-tiba Lean mengubah posisi pandang,Gue dan Lean menjadi berhadap-hadapan,gue melihat jelas mata indah nya Lean yang saat ini gue lihat,ada beberapa kata yang terlintas di benak gue -gue juga sayang lo Lean-

"liat mata gue Rel" kata Lean membuat suasana menjadi serius dan canggung.

"dimata lo gak ada belek kok tenang aja" balas gue dengan sedikit humor agar suasana gak serius kya gini.

"bukan gitu maksudnya,ah lo gak peka amat sih" ucap Lean sambil mengerucutkan bibir tipis nya "gue sayang lo Rel,gue sayang lo lebih dari seorang sahabat" lanjut Lean yang membuat hati gue luluh dan membuat jantung gue jedar-jedor saat ini.

"ini lo nembak gue?" dengan sendirinya kata-kata polos itu keluar dari mulut dan fikiran gue "eh sorry maksud gu--" lanjut gue dan ya,Lean menempelkan jari telunjuk nya ke bibir gue.

"jadi intinya lo sayang juga gak sama gue?" ucap Lean yang membuat gue berfikir -secepat ini ya gue harus nyatain perasaan gue juga ke lo- "nggg.." gumam gue sambil terseyum kecil.

"gue belom bisa jawab sekang Le" dan cuma itu kata-kata yang bisa gue jawab.

"gue bakal tunggu sampe hati kecil lo jawab yang sejujur-jujurnya Rel" ucap Lean sambil memegang erat tangan gue.

tadi itu dia beneran nembak gue ? Duh.

○●○●○●○

dapet gak sih feel nya duh .
-
author cuma minta 1 kalo abis read tinggalin jejak dengan cara vomments yaa biar author makin semangat buat ceritanya juga k? k
-
sorry juga part yang ini ceritanya pendek,biar kalian juga gak cape bacanya hehe
-
sip ketjup bastah ❤

LOVE IS HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang