Three

21 1 0
                                    

Anthea Pov
Seandainya ini bulan July, gue akan dengan senang hati berfikir kalau pacar dan sahabat gue sedang membuat kejutan ulang tahun. Atau setidaknya gue berharap ini sekedar April mop tapi sayangnya ini masih bulan Maret. Pacar lo selingkuh dengan sahabat terdekat lo. Ini klise dan gue kira hanya ada di novel atau drama kacangan. Tapi hey, gue ngalamin dan ngerasain ini sendiri. It's so damn disgusting! Kalau selama ini gue bilang mereka lebay waktu patah hati, sekarang gue harus narik kata kata gue. Saat gue lihat mereka berdua gue ngerasa kayak seluruh oksigen direnggut paksa dari paru - paru gue. Bukan sesak seperti yang sering gue rasain, tapi sesak yang yaa.. menyakitkan mungkin. Oke mungkin sekarang gue juga uda mulai lebay, tapi sayangnya ini nyata. Gue menghela nafas kasar saat bayangan siang itu muncul lagi, sebenernya gue uda berusaha ngubur dalam - dalam tapi Kevan sialan bikin hal itu keluar lagi dengan mudahnya.  Dua hari yang lalu gue terlibat pertengkaran hebat dengan mereka berdua, gimana ngga? gue ngelihat Andro memeluk Sarah di lorong sempit sebelah laboratorium.  Bahkan Sarah dengan nyamannya melingkarkan tangan dan merapatkan tubuhnya seolah itu hal yang udah sering dilakukan. Gue shock saat itu berharap tiba - tiba ada seseorang yang ngehampirin gue, ketawa dan bilang "selow lah Thee, that's just a prank!" But yaa.. itu cuma harapan. Kenyataannya isakan gue lolos gitu aja saat Sarah mulai (hampir) mencium Andro tapi gagal karena mereka menyadari keberadaan gue. Dan seperti kejadian pada umumnya, mereka langsung melepaskan diri terlihat gugup dan buru - buru menghampiri gue. Berusaha menjelaskan kalau itu tidak seperti yang gue lihat. Hey! Gue belum rabun buat ngelihat sesuatu yang cuma berjarak beberapa meter dari tempat gue berdiri. Betapa palsunya mereka saat itu, gue bisa ngelihat tatapan frustasi Andro dan raungan Sarah memaksa gue mempercayainya. Tapi bukannya ada pepatah "kadang orang yang menyakitimu adalah orang yang paling dekat denganmu" dan gue seratus persen percaya.
Gue cuman diem waktu itu masih berusaha nyerna apa yang baru kejadian. Entah gue mendadak lelet atau emang efeknya dahsyat. Saat gue sadar Andro ngehianatin gue dengan sarah yang notabene masih sahabat gue, gue cuman narik tangan gue yang lagi dipegang sama tuh bocah satu and said "we're end"

                                -oo-

Geil bener bener bikin mood gue ancur hari ini, semalem gue baru bisa tidur saat jarum jam menunjuk angka 3 karena masalah sialan itu. Dan pagi tadi Geil ngebangunin gue dengan cara barbar, bikin kepala gue nyut nyutan sampe sekarang. Sambil memakan coklat pemberian Geil sogokan permintaan maafnya, gue menyeret kaki ngelewatin lapangan biar bisa lebih cepet nyampe kelas. Tapi mungkin ini bukan hari keberuntungan gue, Andro terlihat melangkahkan kakinya dengan cepat dari sudut kiri lapangan. Gue berdecak kesal bagaimana bisa dia ada di sekolah sepagi ini. Gue mempercepat langkah berusaha ngehindarin orang yang paling ga pengen gue temuin hari ini. Namun langkah gue terhenti saat dia berdiri di depan gue.

"Kita butuh bicara Anthea", suara Andro terdengar mengintimidasi meskipun intonasinya masih cukup datar. Gue bisa ngelihat lingkaran hitam di matanya, apa dia sama seperti gue mikirin hal ini sampe ga bisa tidur? Senyum sinis terukir di bibir gue saat menyadari pemikiran gue yang bodoh. Boro - boro dia mikir, palingan juga in the hoy bareng Sarah. Ini cuman salah satu drama biar gue bisa ketipu lagi.

"We don't", gue bahkan terkejut dengan nada dingin yang keluar dari mulut gue.

"Anthea we have been being together for a long time! kita bisa menyelesaikan ini dengan baik - baik", Andro terlihat mulai tidak sabar untung saja pagi ini lapangan masih sepi.

"Ya! And you messed up! We broke up! Broke!", gue berusaha tenang tapi air mata gue berkhianat saat gue ngerasa mata gue mulai buram. Bohong kalau gue bisa secepat itu ngelupain Andro. Kita bukan sehari dua hari bersama, 2 tahun cukup bikin gue menuhin hati gue sama dia. Gue bahkan sempet mikir dia bisa kayak Ayah, Geil ataupun Kevan. Pemikiran yang bodoh bukan.

Andro terlihat menghembuskan nafas panjang, tatapannya mulai melembut. Dulu matanya yang slalu memandang gue dengan teduh jadi favorit gue. Tapi sekarang tatapan itu cuman bikin sakit gue menjadi - jadi. "Anthea, gue gak mau ini berakhir. Sarah cuman temen gue, kemarin gue cuman berusaha nenangin dia karna dia lagi kacau. I don't wanna lose you".

"You're late! kalo lo ga pengen kita berakhir lo ga bakal lakuin hal itu. Dan apa lo bilang? Temen, temen lo bilang? Kalo lo masih inget, Sarah itu temen gue bukan temen lo. Gue jauh lebih dulu kenal dia bukan lo. Kalo dia ada masalah harusnya dateng ke gue, bukan dateng ke pacar gue! Cari alesan bagus dikit napa!", gue ngehapus air mata gue kasar menghentakkan tangannya dan mulai berjalan menjauh sebelum gue jadi lebih hancur lagi. Gue bisa denger erangan frustasi dari mulut Andro, tapi gue berusaha ga peduli. Karna gue harus bisa ngelindungin diri gue sendiri.

Crush In DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang