Officially Married (chapter 1)

22K 983 12
                                    





"Ji Hee-yaa.....!!!." Teriak Ah Ra dari arah luar kelas ketika Ji Hee sedang membaca buku dengan tenang di bangkunya.



"Bisakah kau tidak teriak dari luar kelas?." kata Ji Hee sambil menutup bukunya sejarahnya.



"Yak apa kau tahu? Kelas F akan diacak dan digabungkan ke kelas A. Wahaha daebak (hebat) kita akan satu kelas bersama mereka." Ucap Ah Ra sambil memasang muka tidak suka tanpa memperdulikan omelan dari Ji Hee.



"Bukankah itu sudah biasa? Sekolah kita akan mengacak murid yang mempunyai nilai buruk untuk digabung kedalam kelas kita kan?. Apanya yang membantu, bahkan itu membuatku terganggu harus satu kelas dengan orang yang bodoh." Sahut Ji Hee santai sambil membuka kembali bukunya yang diikuti anggukkan dari Ah Ra sahabatnya. Banyak yang bilang Ji Hee yeoja (perempuan) membosankan, tapi dia sudah terkenal dengan sifat dinginnya dan kepintarannya di sekolah. Bahkan ia masuk di kelas A yang merupakan anak-anak pintar berkumpul dan ia termasuk murid percontohan.



"Woaa.. benarkah kita akan pindah ke kelas ini?." Ucap seseorang dengan antusias dari beberapa gerombolan murid yang baru saja masuk ke dalam kelas A.



"Yak kalian." Panggil Ah Ra dengan nada tegasnya. Beberapa murid yang sedang melakukan transformasi tempat ke kelas A sambil membawa tas mereka pun tersentak kaget.



"Aku Choi Ah Ra. Ketua kelas disini. Kalian kelas F kan?." Lanjut Ah Ra dengan pertanyaannya. Saat pertanyaan keluar, semua diam. Mereka tak berani menjawab pertanyaan sang ketua kelas baru mereka yang terkenal pintar dan mempunyai tatapan serta gaya bicara yang sinis menyakitkan hati siapapun yang mendengarnya.



"Yak, kenapa kalian semua tidak masuk?." Tiba-tiba segerombolan lain mulai datang dan menyerobot masuk disaat yang tidak tepat. Gerombolan yang baru datang ini menyebut diri mereka sendiri dengan Bangtan Boys.



"Wah ini dia gerombolan anak kelinci baru saja sampai." Ucapan Ah Ra disambut dengan tawa ejekan dari teman-teman sekelasnya yang lain.



"Kalian...Bangtan Boys itu kan?." Lanjut Ah Ra sambil menatap dari atas sampai bawah.



"Siapa kau?." Tanya namja(laki-laki) yang berada di barisan paling depan. Dia si Namjoon, yang terkenal sebagai the king genk mereka di kelas F, he is the leader of class F.



"Keliahatannya kau tidak suka jika sebagian dari kelas kami pindah ke kelas kalian." Celetus Taehyung dari belakang Namjoon.



"Menurut kalian? Apakah kita berbahagia jika teman-teman di kelas kami juga diusir keluar karena demi menampung kalian si murid-murid dengan nilai buruk?." Sahut anak dari kelas A yang duduk di depan mendukung Ah Ra.



"Wahaha apa kalian merendahkan kami?." Tanya seseorang yang lain dari gerombolan kelas F dengan nada tingginya.



"Berisik!." Ditengah perdebatan mereka. Terdengar suara satu hentakan yang membuat suasana sekejap menjadi dingin. Ji Hee lah yang menciptakan suasana itu.



"Apa kalian tidak lihat. Aku sedang belajar." Lanjut Ji Hee dengan tatapan tidak sukanya terhadap kelas F. Mereka semua pun tertuju pada seorang gadis cantik berambut hitam panjang yang duduk di bangku deretan tengah sedang membuka lembaran demi lembaran buku.



"I..itu si kutu buku." Sahut Yoongi dengan pelan.



"Ani(bukan). Dia terlalu cantik untuk dibilang kutu. Dia si peri buku." Celetus Seokjin sambil berbisik dan mulai tertawa ke yang lainnya dengan pelan.



"Ya ya ya apa yang kalian lakukan disini? Cepatlah ambil tempat yang kosong dan mulailah buka buku kalian!!!." Tiba-tiba guru muncul dari belakang gerombolan kelas F di depan pintu kelas A.


Pertempuran pun tertunda.



XXX




"Park Jimin apa yang sedang kau lakukan disitu. Cepat maju kedepan dan jelaskan sejarah korea abad ke-21." Perintah guru itu membuat Jimin dan yang lain terdiam seketika. Biasanya ketika di kelas F ia tidak pernah dibentak karena guru sudah tau sikap mereka, lebih tepatnya guru mereka mungkin telah lelah.



Jimin terdiam dan tidak berani maju kedepan kelas karena ia tidak hapal materi sejarah yang baru saja dijelaskan. Jelas saja mereka yang sedari tadi rusuh entah karena apa yang membuat mereka tuli untuk tidak mendengarkan materi.



"Ji Hee majulah dan gantikan Jimin."



"Ne." Ji Hee pun menjelaskan materi secara tersusun rapi, sistematis secara rinci, dan mudah dimengerti.



"Bagaimana rasanya di kelas A? Bukankah itu menyenangkan?." Tanya Ji Hee saat kembali ketempat duduknya setelah menjelaskan materi. Jimin yang merasa bahwa pertanyaan itu untuknya pun tak mau menatap wajah Ji Hee yang dingin dan sinis itu.

'Menyebalkan' pikir Jimin. Sedangkan anak kelas A yang lainnya mulai tertawa kecil meledek Jimin.



KRING...



Bel sekolah pun berbunyi menandakan pelajaran telah berakhir. Tapi tidak untuk kelas F yang sekarang sedang digabungkan ke kelas A. Bagi mereka, bunyi bel itu merupakan tanda neraka yang hanya berhenti sejenak. Yang kemudian akan berlanjut kembali besok.



"Go Ji Hee dan Park Jimin kalian berdua ke ruanganku jika sudah membereskan buku kalian." Perintah seonsangnim(guru) tadi memebuat semua bertanya-tanya sambil berbisik satu sama lain. Ji Hee pun keluar kelas diikuti oleh Jimin di belakangnya.



"Duduklah." Mereka berdua pun duduk di bangku ruang guru bersama si guru tadi. guru sejarah itu adalah wali kelas mereka.



"Aku ingin kalian bekerja sama." Lanjut seonsangnim pada mereka berdua. Dengan bingung mereka berdua kompak mengangkat alis mereka sendiri.



'Dalam hal?." tanya mereka dalam hati masing-masing.
"Bekerja sama?." Tanya Jimin yang semakin bingung.




"Aku ingin Ji Hee untuk menjadi guru private Jimin dalam waktu 1 minggu. Kau harus membuatnya tidak gagal dalam ujian harian di pelajaran matematika minggu depan. Karena ini bergantung pada nilaimu juga. Arraseo (mengerti)?." Kata-kata seonsangnim membuat mereka tak bisa berkata-kata sama sekali. Mereka keluar dari ruangan dengan tatapan kosong satu sama lain.



"Tu-tunggu sebentar aku akan menjadi muridmu begitu?." Tanya Jimin yang sudah sadar dari lamunannya.



"Menurutmu aku mau mengajari orang bodoh sepertimu? Cih." Ji Hee berbalik bertanya dengan kata-kata yang dingin.



"Woa kau benar-benar sombong sekali." Celetus Jimin sambil meneriaki Ji Hee yang mulai meninggalkannya.



"Kau pikir aku senang akan diajari olehmu. Terserah, bukankah jika kau tidak mau menjadi guru privateku kau akan kekurangan nilai?. Aku sudah biasa kehilangan nilai, tapi tidak bagimu kan?." Lanjut Jimin sambil berlari kecil menyusul Ji Hee. Kata-kata Jimin barusan membuat Ji Hee terhenti dari langkahnya.



"Bagaimana rasanya satu kelas dengan kelas F? Bukankah itu menyenangkan?." Pertanyaan Jimin membuat Ji Hee tersadar karena pertanyaan itu adalah yang baru saja ia lontarkan ketika di kelas tadi.



Kata-kata itu membuat Ji Hee mulai mengepalkan tangannya dan menatap Jimin yang berjalan mulai menjauh darinya dengan tatapan benci. Yap, sangat benci.




XXX

.
.
.
tbc..

Dalam tahap re-edit wankawan :)))

Vommeny jsy

⭕Officially Married [Park Jimin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang