2. Hari Sial (1)

461 28 1
                                    

"Eh dia langsung pergi? Enak banget ya jadi manusia, cuman bisa bilang sorry" Dengan kesalnya, Alvi menendang batu yang tepat berada di depan jalannya. Dia menendang semua benda yang menghalangi jalannya hingga..

Saat Alvi melihat batu yang ia lempar ternyata tepat mengenai seekor anjing yang sedang istirahat. "Tuhan! Kena anjing lagi"

Dengan cemasnya, tiba tiba anjing itu terbangun dan mengejar Alvi. Tanpa basa basi bahas sana bahas sini. Alvi langsung lari sekuat yang dia bisa, karna anjing itu terus mengejarnya dan menggonggong. Sempat Alvi melihat jam tangan yang menghiasi pergelangan tangannya. Dan matanya melotot seakan matanya ingin keluar dari tempatnya. Sudah jam 06.57 pagi. Semakin cepat Alvi berlari karna tersisa 2 menit lagi peluangnya untuk ke sekolah.

Anjing itu terus mengikutinya tanpa ada rasa lelah. Dan untunglah sekolah Alvi sudah hampir dekat, dan sekarang tepat didepan matanya. Saat dia ingin berlari masuk. Alvi terjatuh dan seorang satpam langsung mengunci gerbang sekolah. "Sial! Tali sepatu pake lepas!" Gumamnya.

Bergegas dia menghampiri satpam itu dan berkata "Pak, tolong saya pak, saya dikejar anjing pak, aduh pak tega amat sama saya. Ini juga baru jam 06.59 pak. Buka pak please pak. Bantuin saya sekali aja" katanya

Namun satpam itu tidak menghiraukannya. Dengan sangat tiba tiba, anjing itu menggigit kaki Alvi dengan geramnya. Alvi hanya bisa berteriak dalam diam. Dia sadar karna sekarang ada di depan gerbang sekolah. Mana mungkin dia berteriak. Bisa-bisa semua murid lari keluar dan melihatnya yang sedang digigit. Untung saja yang digigit anjing itu hanyalah sepatu Alvi. Walaupun begitu, ternyata gigitan anjing itu luar biasa sampai Alvi merasa kakinya berdarah.

Karna merasa anjing itu sudah lega dengan apa yang dibuatnya untuk Alvi. Dia pergi begitu saja. 'Yaiyalah, dia kan bukan manusia' batin Alvi. "Huh! Hari ini sial banget ya!" Dengan diawali bangun kesiangan, pak Jon gak tau kabarnya gimana, kesekolah jalan kaki, dan sekarang kaki digigit anjing dan jangan lupa luka dibagian lutut kanan dan kiri akibat insiden tadi.

Alvi berjalan dan memanjati tembok sekolah yang terletak di belakang kantin. Haha, ini adalah trik lama Alvi disekolahnya dulu agar Alvi tetap bisa masuk dan tidak tercatat terlambat ataupun absen di pelajaran pertama.

Tapi sayangnya, saat Alvi telah selesai memanjati tembok sekolah. Dia ketahuan kepsek alias kepala sekolah. Alhasil, Alvi dipanggil ke ruangan kepsek. 'Bodoh, bego, nyebelin! Sial banget. Apes gua' batinnya yang memaki dirinya sendiri.

"Ada apa pak?" tanya Alvi dengan gugup. Mencoba untuk menetralisir hatinya yang berdegup kencang. Takut jika kepsek akan memanggil ayahnya.

"Kamu baru sebulan disini dan sudah membuat masalah!" Jawabnya yang agak kesal.


"Tapi pak, saya itu datang jam 6.59. Dan harusnya gerbang ditutup jam 7.00" kata Alvi, itu memang benar. Dia ingin membela diri.

"Kamu saya pindahkan dari kelas!" kata kepsek dengan kasar.


"Ta..tapi pak? Saya dipindahkan ke kelas mana?" tanya Alvi yang nada agak tergugup takut.

"Mulai sekarang, kamu masuk ke kelas unggulan!" Ujar kepsek sembari memberikan kertas yang isinya adalah surat pindahan kelas yang memindahkanku ke kelas unggulan.

"Hah? Ini anaknya pintar pintar semua pak, bapak tau sendiri kan otak saya gak sepintar mereka yang masuk ke kelas unggulan. Kalau saya di bully gimana pak? Aduh pak, kesiani saya pak" kata Alvi.

"Tidak bisa. Pokoknya saya ingin melihat kamu berubah Alvi. Kamu tahu kan kalau bapak dan ayah kamu berteman sudah lama? Saya bisa saja berbicara yang sejujurnya kepada ayah kamu. Tapi tidak sekarang." sembari pergi meninggalkan ruangannya yang sekarang hanya Alvi disini.

Ya, pak Arya selaku kepala sekolah di International School adalah teman dekat ayah Alvi. Ayahnya mempercayakan seluruhnya kepada pak Arya. Karna Ayah Alvi selalu pergi ke Eropa. Lebih tepatnya di Spain. Dan Ibunya hampir setengah tenaga mengurus Sarah, adik perempuan satu satunya Alvi.

"What the? Ya Tuhan. Kenapa cobaanku sungguh berat" kata Alvi dengan pasrah. Alvi berjalan menelusuri setiap kelas. Namun dia tidak masuk ke kelas yang seharusnya sudah menjadi kelas barunya. Dia malah memutuskan untuk pergi ke Uks. Karna merasa kakinya sungguh nyeri.

Baru beberapa langkah kaki Alvi masuk ke Uks. Alvi melihat seseorang yang sedang mengobati kakinya sendiri. Alvi memberanikan dirinya untuk melangkah lagi. Dan ternyata ada seorang lelaki. Dia melihat Alvi dengan sinis seolah tidak ingin diganggu. 'Cih! Siapa juga yang mau gangguin lo' gumamnya.

angan lupa vote and comment ya🐰

YOU'RE an Apple in My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang