curahan

0 0 0
                                    

Terlunta-luntalah dia di kota tak tentu arah..
Mamaknya menyuruh saja pulang malalui via sms..tetapi dia masih ingin memperdalam dan memahami tentang ilmu-ilmu yang ada di kota itu.

Sepanjang malam terbayang wajah Tika seakan hadir dan menemani tidurnya,tapi sadar kembali bahwa sedang berjauh arah.

Dia baru sadar sa'at dia membuka surat yang sudah lama bersamanya..berkali-kali dibuka dan ternyata ada beberapa helai rambut dan foto yang dia masih bingung maksudnya,tetapi saat itu pula baru teringat bahwa perpisahannya adalah sementara dia pun merasa tenang..

Tak lama kemudian datang sepucuk surat dari sahabatnya,
Yaitu surat dari kekasihnya Tika.

"Mas bagai mana kabar mu disana walau tak dapat bertemu muka,kalau kiranya mas tidak berkesibukan untuk membalas suratku maka beri lah kabar pada ku tentang keadaan dirimu disana?'walau tak jauh jaraknya tapi kamu sudah terpisah dari pada diriku dan jauh juga dari prasangkaan ku,sukar untuk kita bertemu lagi.

Telah jauh sekarang kamu dari padaku,besar kemalangan mu dan kesengsaraan ku.
Alangkah gelapnya dunia disekitarku ini,saya menipu dirisendiri,perasangkaku meneguhkamu ketika kamu ingin pergi.

Kukira diriku akan sanggup menahan hati ini untuk kepergian mu dan bersabar menanti kedatanganmu.

Alangkah pahitnya perpisahan,alangkah pedihnya soalan ini.

Saya pergi ketempat dimana kita berdua pernah duduk bersama di tepi sungai besar,dimana pertama kamu mengetahui rahasia hati ku.

Saya lihat bangku tempat duduk yang seakan berkata-kata,
Tapi kamu pun tak ada.

Kulihat perahu dimana kita karam berdua dengan perahu itu,perahu itupun masih utuh sedia kala.

Masa lalu memang berlalu tidak bisa mengulangnya kembali yang hanya tinggal peringatannya saja.
Disitulah airmata ku tak tertahan lagi,teman ku yang tidak tahu akan rahasia ku kini dia telah mengerti rahasia-rahasia yang tersimpan.dan diapun ikut nenangis tapi apalah daya diapu seorang wanita yang lemah tak mampu berbuat apa-apa.

Walau dengan tangisan teman mengurangi kesedihan ku,tak banyak yang dapat ku tulis lagi,hanya dikian curahan hatiku padamu.

Hari minggu didepan rumahnya ada pula surat Syarifudin yang bunyinya;..

"Tika kekasihku beruntung dirimu dari pada saya,kami masih bisa melihat sungai luas itu,masih bisa melihat tempat kita bercanda,melihat tempat-tempat yang pernah kita bermain disitu.

Sedangkan saya hanya bisa menarik nafas.karena begitu berbeda.
Sebab ramainya desa ini bagi mereka tapi sepi rasanya bagi ku.

Kalau tak ingat katamu yang menguatkan ku yang membuatku gagah berani dan kuat menghadapi sua ini.
Masih berdenging di telingaku,dan akan ku genggam kuat tutur mu dalam janjimu itu.

Jikalau tidak kau berkata demikian mungkin saya sudah putus asa.

Setelah Mebaca surat itu,aur mata tak tertahankan lagi.Karena telah berjanji kepada Syarifudin.
Disisi lain dia akan di pertemukan ujang pilihan pamannya.

Kebangkitan SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang