THIRD

42 2 0
                                    

Maaf apabila typo masih bertebaran ria dimana".

-sekian.
.
.
.

Dan gue baru sadar kenapa cowok ini tiba-tiba ngikut sama gue?

Entahlah.

.

.

ALMA POV

"Lo suka buku apa?" aku bertanya sambil bergerak melihat-lihat buku yang terpampang rapi di rak buku bagian novel berat. Kudengar hembusan nafas dari samping sebelah kiriku. Aku menyadari dia juga ikut bergerak disampingku. Entah ada apa dengan cowok ini, dia terus saja mengikutiku.

Risih.

"Nggak tau," ucapnya singkat.

"Ha?" aku membalik badanku kemudian berhadapan dengan dia.

Yang sukses menuntut diriku agar mendongak melihat wajah bersihnya. Rey meringis.

"Gue nggak suka baca sebenernya." jelasnya lagi. Lalu untuk apa dia mengikutiku?

"Terus? Buat apa lo jauh-jauh ngikutin gue?"

"Karena gue nggak tahu harus kemana."

Aku mengangkat satu tanganku lalu kuletakkan di pinggang. Memiringkan kepalaku dan mengamati inci wajahnya.

Ini dia ganteng-ganteng tapi bego.

Kok bisa nggak tau mau kemana? Kan dia punya banyak pilihan? Bisa lanjut kesekolah setelah menolongku, dan bisa kembali ke rumah kalo niatnya mau bolos?

"Tapi gue nggak berani kalo pulang ke rumah. Emak gue bakal ngoceh sampe siang nanti kalo tau gue nggak masuk sekolah." katanya.

"Oh."

Dia bisa baca pikiranku toh. Baguslah. Aku nggak perlu susah-susah bertanya kepada Rey kalo dia emang udah tau maksudku. Hihihi.

"Lo suka buku-buku berat, Al? Kok gue baru tau ada cewek yang mau bacaan berat." tanya Rey heran. Aku kembali berjalan mengelilingi setiap rak yang ada disana. Membaca setiap judul yang kulewati.

"Nggak juga. Gue suka baca apapun kok yang sekiranya gue suka dan gue paham." kataku. Tidak sampai 3 detik jarak tempo aku berbicara, aku membelakakn mata kaget dna tidak percaya.

"WAH KETEMU! HUAAA!!!" jeritku histeris. Buru-buru Rey yang tidak jauh dariku mendekap mulutku.

Aku tertegun.

Rey ngapain?

Aku refleks mendongakkan kepalaku lagi dengan tatapan bertanya. Aku tahu Rey sadar akan perbuatannya, tetapi kenapa dia mendekap mulutku?

Mau jadi orang jahat ya?

"Eh lo kalo mau teriak-teriak jangan disini tau!" dumel Rey. Tanpa segan-segan aku menggigit jarinya. Rey mengaduh kesakitan.

"Sakit!"

"Ya elo ngapain pake ndekep-ndekep mulut gue?!" tanyaku tak kalah keras. Rey menghembuskan nafasnya kesal. Aku tidak peduli dan perhatianku kembali tertuju pada novel yang barusaja kutemui.

Harry Potter!

"Astajim masih jaman ya baca itu novel? Kan udah lama terbitnya!" ceplos Rey. Aku memutar bola mataku. Lalu kalo emang keluaran lama kenapa?

"Ya terus masalahnya apa coba?" tanyaku tidak mengerti. Orang-orang ini aneh. Seleranya kan nggak harus mengikuti jaman. Kenapa sih satu dunia selalu menuntut agar mengikuti perkembangan jaman yang semakin sinting ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hei, Almangel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang