Delapan - I Love You, Nara. I Really Do.

380 22 21
                                    

Selamat membaca. Mari kita temani Abang Ranan yang lagi galau. :)

-----

Author POV

Kafe Coojiek Metropolis TV penuh sesak siang itu, seperti biasa ketika jam makan siang datang. Meski para karyawan stasiun TV terkenal itu sudah menyebar ke warung-warung murah yang ada di sekitar gedung kantor, kursi-kursi di sana tetap diserbu oleh para pekerja berseragam hijau.

Salah satu meja diisi oleh Adipati, Wanda, dan Danang. Tadinya hanya mereka bertiga, sampai Keandra minta gabung karena meja lain sudah penuh.

"Sendirian aja lo, Kak," sapa Adipati begitu senior cantik di hadapannya sudah duduk nyaman. Dia, Wanda dan Danang seangkatan, mereka masuk Metropolis TV ketika open recruitment  tahun lalu. Sedangkan Keandra dan Ranan masuk sekitar 4 tahun lebih dulu dari mereka. Memang tidak ada senioritas seperti hanya di sekolah atau kampus, tapi karena umur mereka cukup jauh di bawah para seniornya, mereka selalu memanggil dengan sebutan Mbak atau Bang. Kadang Mas atau Kak. Tergantung siapa orangnya dan berapa usianya.

"Iya. Anak-anak lain gue suruh duluan," jawab Keandra seraya menguncir rambut cokelatnya. "Gue tadi abis dari toilet. You know, urusan bulanan cewek. Kan lama."

Adipati manggut-manggut. "Eh, itu Bang Niko, Bang Deva, sama anak-anak news lain," ucapnya cepat ketika melihat rekan-rekannya di divisi news. "Kok nggak ada Bang Ranan?"

"Lah, lo kayak nggak tahu aja. Belakangan ini kan Bang Ranan selalu nyusul kalau makan siang," ucap Wanda.

Mendengar itu, Keandra yang sedang mengaduk soto ayamnya mendadak membeku. Dia ingat hari ketika dia memergoki Ranan menelepon perempuan-yang-diduga-kekasih-baru mantannya itu. Sekarang pun pasti itu yang sedang dilakukannya.

"Pasti dia lagi nelepon pacarnya." Keandra mengungkapkan pikirannya. "Yang kita lihat waktu itu."

Tidak ada yang menanggapi. Tapi Adipati sudah menaikkan tingkat waspadanya. Semenjak mereka memergoki Ranan di RSJ Harapan Kasih tiga hari yang lalu, belum ada di antara mereka yang membicarakan ini. Dia tidak tahu apa Wanda atau Keandra sudah menggosipkan hal itu bersama teman-teman mereka. Tapi mengingat betapa gosip cepat sekali tersebar di kantor ini, dan berita soal Ranan masih adem ayem saja, dia menyimpulkan ini pertama kalinya hal itu disinggung setelah tiga hari.

"Memang itu beneran pacarnya, Kak?" Wanda menyambut topik yang sudah dilempar Keandra. Karena jujur saja, dia sendiri penasaran sekali. Ranan salah satu dari deretan karyawan laki-laki Metropolis TV yang jadi rahasia umum disukai banyak pekerja perempuan di sana. Tampan, punya posisi stabil (sudah pasti dengan  gaji yang juga stabil), supel, pintar, dan laki banget. Mantannya saja macam Keandra. "Itu pacarnya... ngg, sori nih, abis putus dari lo?" Wanda memelankan suaranya.

Keandra mendengus. Dia teringat lagi yang dikatakan Ranan padanya waktu itu. "Kayaknya. Cewek itu yang jadi alasan Ranan telat gabung terus pas makan siang. Karena dia neleponin cewek itu dulu," bebernya setengah hati.

"Wah." Tidak bisa bohong, Wanda terpana. Begitu pun Adipati. Danang, yang hari itu tidak ikut ketiga rekannya masuk karena sedang mengambil gambar di luar bersama Putra, berkata tidak mengerti, "Bentar, bentar. Bang Ranan punya pacar baru? Terus kalian udah ketemu?"

Wanda dan Adipati saling melirik, sementara Keandra terus menikmati sotonya dengan wajah ditekuk. Akhirnya Wanda mengangguk mengiyakan. "Gimana caranya kalian bertiga bisa ketemu ceweknya Bang Ranan? Pernah dibawa ke sini memangnya?" tanya Danang lagi.

"Ngg..." Adipati ragu-ragu.

"Kita ketemu pacarnya waktu di rumah sakit kemarin." Wanda yang menjawabnya.

Trying To Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang