Satu - Will There be a Second Chance For Me?

878 32 7
                                    

- Ranan POV

Gue berengsek. Memang.

Gue bangsat. Memang.

Gue bajingan. Memang.

Apa pun hinaan dan caci maki yang kalian lempar ke gue, nggak akan gue sangkal. Karena gue memang begitu.

Nggak tau udah berapa kali gue ninju tembok, saking ngerasa bersalah dan nyesel banget. Gue bener-bener bego, udah sia-siain berlian demi emas palsu.

Berlian itu namanya Nara. Dia sedikit tertutup dan pendiam, tapi halus dan penyayang. Gue pacaran sama dia sampai dua tahun yang lalu. Kami berpisah dengan cara yang bikin gue pengen gebukin diri sendiri kalau bisa. Cara yang memacu rasa bersalah dan menyesal gue saat ini.

Terakhir kami ketemu, gue marah-marah ke dia. Karena alasan yang kalau dipikir-pikir sekarang, gue ngerasa jadi cowok paling bangsat sedunia. Gue bentak-bentak dia di depan banyak pengunjung kafe yang kami pilih sebagai tempat bertemu. Setelah emosi gue keluar semua, gue tinggalkan dia begitu saja, dan mulai menjalin hubungan dengan emas palsu itu.

Iya, gue memang bajingan. Kan, gue udah bilang di atas.

Jujur, selama dua tahun ini gue menikmati hubungan dengan emas palsu itu (sori, gue terlalu malas untuk sebut namanya). Dia cantik. Sifatnya kebalikan banget dari Nara, supel, ceria, dan disenangi banyak orang. Tapi semua kesempurnaan itu runtuh begitu dia meninggalkan gue di saat gue benar-benar sedang terpuruk. Dengan cepatnya dia mendapat pengganti gue, cowok yang hidupnya sempurna, jauh dari masalah. Dia nggak mau ikut ngerasa susah kalau pasangannya lagi kena masalah. Jadi dia bertahan dengan gue dua tahun ini karena selama itu hidup gue baik-baik aja. Kurang ajar banget, memang.

Gue seorang produser di Metropolis TV, stasiun televisi swasta yang kalian pasti tau. Tau nggak acara Talk With Us? Iya, yang talkshow inspiratif itu. Kalian pasti pernah nonton kan? Nah, gue produsernya. Udah empat tahun ini gue jadi produser Talk With Us, tapi sekarang acara itu benar-benar udah nggak bisa dipertahankan lagi. Ratingnya anjlok ke titik terendah, meski udah dipertahankan sebisa mungkin. Gonta-ganti segmen, jadwal acara dipindahin, tapi tetep aja, nyaris nggak ada perusahaan yang mau pasang iklan mereka di acara itu.

Sebenarnya Talk With Us adalah acara unggulan Metropolis TV. Di awal-awal masa tayangnya, gue yakin kalian pasti tau betapa terkenalnya acara itu. Tapi karena kalah saing dengan acara-acara TV lain, acara ini menyebabkan kerugian besar untuk perusahaan. Bos gue memerintahkan untuk menghapus aja acara ini, dan gue di-rolling ke acara lain. Empat tahun mengurus Talk With Us yang udah seperti anak gue sendiri, tentu saja gue menolak. Gue ngotot mempertahankan acara ini, sampai minta waktu seminggu buat nyari ide untuk me-refresh segmen-segmen Talk With Us biar bisa menarik penonton lagi. Tapi bos gue nggak terima. Dan sekarang, gue dapat SP 2. Kalau dalam waktu seminggu ini gue masih ngotot nggak mau di-rolling, gue bakalan dapat SP 3. Itu bahasa halusnya. Bahasa kasarnya: gue bakalan dipecat.

Selesai gue dapat SP 2 itu, gue mendatangi emas palsu. Gue lagi ada di titik terendah, benar-benar butuh dirangkul. Tapi seperti yang udah gue ceritakan tadi, begitu tau gue hampir dipecat dia memutuskan hubungan kami. Membuat gue jadi kayak lelaki pecundang karena ditinggal perempuan begitu saja.

Kalau mau jujur, sebenarnya pasang surut Talk With Us udah ada dari tahun kedua acara itu disiarkan. Pokoknya susah deh, mempertahankan acara yang sama lebih dari setahun tanpa perubahan. Bukan sekali rating Talk With Us naik turun, dan bukan sekali gue dituntut untuk memberi sesuatu yang segar untuk acara itu. Dan bukan sekali juga gue ngerasa down.

Saat gue jatuh itu, Nara selalu dengan senyum lembutnya yang menenangkan, merentangkan tangannya dengan lebar, lalu berkata, "Sini.". Dan saat ada dalam dekapannya, gue selalu berhasil dibuat yakin kalau semua akan baik-baik saja. Sekalut apa pun gue, saat Nara memeluk gue semua kekalutan itu langsung lenyap, diganti sama rasa damai. Perasaan yang amat gue rindukan saat ini.

Trying To Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang