PROLOG

988 43 1
                                    

            Langit Seoul siang hari ini sedikit kelabu. Matahari seolah enggan keluar dibalik awan gelap. Angin dingin pertanda musim salju, telah berhembus, menerpa wajah kedua anak lelaki yang berdiri di pinggir jembatan. Anak-anak rambut mereka yang berwarna kecoklatan bergerak mengikuti arah angin. Tampak yang sedikit pendek sedang menengadah kepada anak lainnya, memperhatikan wajah di depannya dengan serius.

"Jinja? Hyung akan memberikanku semua koleksi kaset game jika aku mengikutimu melompat dari sini?" Hyunwoo menatap kakak nya penuh harap dan berbisik sedikit pelan, memastikan para ahjussi yang berdiri dua meter di belakang mereka tidak mendengar.

"Dangeonhaji! Makanya aku membohongi mereka untuk kencing di sini.. yah meski aku sebenarnya akan kencing di sini" jawab Hyunsoo sambil menarik resleting celananya. Hyunwoo terdiam sejenak. Dalam hati, dia berpikir kalau perkataan Hyung-nya hampir sepenuhnya benar. Lagipula, kapan lagi dia bisa diijinkan menyentuh kaset..ah, bahkan mendapatkan kaset dari Hyung-nya itu.

"Dalam hitungan ketiga, kita melompat. Arrachi? Hana.. Dul.. Set!"

"JANGAN!!" Teriak salah satu pria berjas hitam menarik perhatian tiga orang lainnya, termasuk supir Min yang langsung berlari dan melompat ke air. Pria yang berteriak tadi masih mematung di tempatnya dan bergumam pada dirinya sendiri, "kita tamat sekarang". Pria itu sangat yakin bahwa mereka akan segera dieksekusi tuan-nya jika kedua bocah itu tidak ditemukan.

Tangannya menarik ponsel dibalik saku jas, "Detektif Huh, tolong aku.."

##

ICBC Building, Gangnam – Seoul, South of Korea

Kyuhyun POV

Aku menutup dokumen terakhir yang harus ku tandatangani dengan resah. Pasti ada sesuatu yang mengganggu kenyamananku. Padahal baru saja Hyemi memberitahukan kalau dia dan putri kecil kami baik-baik saja. Sedangkan kedua anak lelakiku bersama dengan orang-orang kepercayaanku.

Ryeowook. Dia menghilang dalam beberapa tahun ini, tapi sudah kembali lagi bekerja sebagai sekertaris serbaguna untukku. Meski masih sedikit canggung antara aku-Yumei-Hyemi, tapi dengan kandungan Yumei yang masih muda, istriku selalu menganggap kalau hal itu tidak pernah terjadi.

Aku mendesah saat Ryeowoook memasuki ruangan tanpa mengetuk. Tidak seperti biasanya karena salah satu pria berjas hitam yang ku kenal sebagai pengawal kedua putraku, berdiri dibelakangnya.

"Tuan.. err.. Hyunsoo dan Hyunwoo hilang"

"MWO?! BAGAIMANA BISA DALAM PENGAWASAN KALIAN, MEREKA HILANG?!" Teriakku sambil memijat pelipis. Mataku menatapnya dengan tajam meski dia tidak melihat ke arahku.

"Emm,, mereka melompat dari atas jembatan tuan.."

"MWORAGUYO??!! Cepat telepon semuanya, kepolisian, tim pencarian SEKARANG JUGA!" Perintahku. Menatap Ryeowook dan pria berjas hitam itu. Sepertinya kedua orang itu sudah tahu, apa yang akan ku lakukan pada mereka jika tidak segera meninggalkan ruangan ini sekarang juga.

"Ne Sajjangnim!" Jawab keduanya yang langsung memberi hormat dan pergi dari ruanganku.

Menyandarkan punggungku, aku kembali mendesah. Akhir-akhir ini, Hyunwoo dan Hyunsoo tidak bisa diatur lagi. Keduanya seperti sepakat men-Dewi-kan isteriku, sementara itu aku bagaikan musuh tak kasat mata. Mengapa? Karena keduanya selalu mendekatiku kalau mereka menginginkan sesuatu. Seperti Hyunsoo yang selalu meminta kaset terbaru.

CHO GENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang