Sinar Bintang

92 2 0
                                    

LDN_mam

Aku berjalan dibawah langit yang mengeluarkan rintikan air. Aku menari tidak peduli cipratan air mengenai ku, yang jelas aku menikmati setiap sentuhan air hujan yang mengenai kulit ku.

" hei. Kau ini bodoh ya?,"

Aku hanya menoleh sesaat lalu kembali menari dan berputar - putar seperti Anak kecil.

" hei, cewek idiot!," teriak laki-laki itu lagi aku tak menghiraukannya.

Tiba-tiba tangan ku ditarik menghadap kearah laki-laki itu.

" Kau ini jangan buat ku cemas bisa tidak?!," bentak nya

Aku hanya menundukan kepala ku.

" maaf," kata ku lirih

Dia menarik ku kepelukanya memberi ketenangan.

" Kau tahu tidak? Aku cemas mencari mu kemana-mana," ujarnya lagi

Aku mendongkak kan kepala ku didalam rengkuhanya. Dia tersenyum menatap ku aku pun ikut tersenyum.

" maaf kan aku Gilang membuat mu cemas," kataku tulus

Gilang Adran Laki-laki yang selalu menemani ku disaat aku butuh teman. Laki-laki yang selalu mendekap ku di kala aku butuh ketenangan. Dan dia laki-laki yang bisa menembus hati ku dikala hati ku membeku.

" Kau ini, sudahlah ayo kita pulang," ujarnya seraya menarik tangan ku kearah motornya.

" gilang," panggil ku lirih

" kenapa? Kau ingin bicara apa?," tanya nya.

Aku mencintai mu

Ingin rasanya aku berucap seperti itu dihadapanya. Tetapi, sekarang yang aku lakukan hanya menunduk membisu.

" oh ayolah Bintang, kau ingin membuat ku mati kedinginan" ujarnya membuat ku menggeleng cepat.

" Aku...,"

" iya aku? Aku apa," tanyanya tidak sabaran.

" aku...akumencintaimu," ujar ku pelan dan cepat

Dia sedikit mendekatkan telingannya ke wajah ku

" apa? Aku tak mendengar nya," katanya.

Karena kesal akhirnya aku mendorong dia pelan

" sudahlah! Cepat nyalakan motornya aku sudah kedinginan," ujar ku kesal.

Aku melihatnya mengerutkan dahi lalu tersenyum menatapku.

Dia gila!

Ralat lebih tepat nya aku gila. Ya!

Gila karena menyatakan cinta terlebih dahulu pada seorang laki-laki yang bahkan tuli. Apa karena hujan yang turun dengan derasnya jadi dia tidak mendengarnya? Atau mungkin dia pura-pura tidak mendengar nya? Ah memikirkan kemungkinan- kemungkinan itu membuat kepala ku pusing .

" Bintang..bin...Bintang,"

Aku membuka mata ku secara perlahan dan ketika aku membuka mata ku aku melihat rumah yang didepan nya banyak bunga anggrek putih. Tunggu ini rumah ku, Dan oh aku sudah sampai.

" maaf aku tertidur di perjalanan," ucap ku meminta maaf

Dia hanya mengacak-acak rambut ku lalu tersenyum.

" lain kali seharusnya aku yang mengucapkan itu bukan kau terlebih dahulu," ujarnya membuat ku binggung.

" maksudnya?," tanya ku bingung

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang