Part 5

379 27 9
                                    


Bomi membuka kedua matanya perlahan. Pandangannya tampak kabur. Matanya tertuju pada punggung seorang pria di dekat jendela kamarnya.

"Kau siapa?!" Teriak Bomi takut. Ia menutupi wajahnya dengan selimut. Apa itu penculik? Kemana semua pelayan? Jantungnya tak berhenti berdetak kencang, tangannya sedikit gemetar.


Pria itu berjalan ke arah tempat Bomi dan duduk di ujung ranjangnya. Perlahan tangannya membuka selimut Bomi. Sebentuk senyuman merekah dari wajahnya. Ia menyentuh dahi Bomi lembut. Ctak! Pria itu menyentil dahi gadis yang masih menutup matanya.

"Yya! Apa yang kau-" Teriakannya berhenti ketika menyadari lelaki di depan matanya itu adalah Lee Hongbin.

"Haha, maaf. Aku mengkhawatirkanmu karena kau bolos selama 3 hari. Jadi aku menjengukmu." Tawa Hongbin sambil mengelus dahi Bomi.

"3 hari?!" Bomi terkejut mendengar pernyataan pria berwajah pangeran itu.

"Kau tetap Bomi yang dulu. Kukira jika kau pingsan, kau akan menjadi wanita anggun. Aku akan menyukainya. Haha." Hongbin kembali terkikik dan menunjukkan layar ponselnya. "Ini masih hari libur. Kau pingsan lumayan lama." Lanjutnya.

Bomi menghela nafas kesal. "Hhh-". Mata gadis itu menatap mata Hongbin.

"Ya, aku masih Bomi yang dulu. Dan aku sama sekali tak anggun. Apa masalahmu?" Ujar Bomi ketus sambil membuang mukanya.


Tangan besar Hongbin meraih wajah Bomi menjadi semakin dekat dengan wajahnya. Semakin dekat, Bomi tak sempat bergerak. Bibir pria itu menyentuh lembut bibir Bomi sekilas. Kemudian Hongbin melepaskan tangannya dari wajah Bomi dan tertawa kecil.

"Tetapi aku lebih menyukai Bomi yang seperti ini. Haha." Hongbin beranjak dari ranjang Bomi dan mengusap pelan kepala gadis yang masih terdiam itu. "Istirahatlah, besok kau harus masuk, kan? See ya~" Hongbin melangkah pergi dari kamar Bomi.


Mata Bomi menatap kosong ke sudut ruangannya. Ia tak tahu harus apa yang harus ia lakukan. Haruskah ia menjerit? Ah, tidak. Seisi rumah akan gempar dibuatnya. Tiba-tiba ia merasakan panas di seluruh wajahnya. Bomi tidur tengkurap dan membekap wajahnya dengan bantal.

"Ciuman pertamakuuuu!!! Aaaaa!!" Bomi berteriak dengan bantal di atas wajahnya. Jantungnya berdebar dengan kencang. Bodoh, bodoh, mengapa reaksinya sangat lambat? Apa yang harus ia lakukan jika ia bertemu dengan Hongbin besok? Ah, ia tak mau memikirkannya sekarang.

"Kau sudah siuman? Sarapan sudah siap." Ujar Leo dari depan pintu kamar Bomi.


Bomi merapikan rambutnya dan beranjak dari tempat tidur lalu menghampiri Leo.

"Selamat pagi~ Terimakasih sudah memberitahuku, tuan." Bomi membungkukkan badannya ala puteri raja sambil menarik ujung rok piyamanya. Leo hanya menatapnya datar dan kembali ke kamarnya.

"Sial. Aku kalah mengambil start." Leo bergumam kesal setelah mengunci pintu kamarnya. Ia mengeluarkan sebuah jas hitam lengkap dengan kemeja dari dalam lemarinya. Kemudian pria tinggi itu mengganti bajunya dengan jas hitam. Tangannya meraih sebuah kacamata hitam dari laci meja dan mengelap kacanya perlahan. Ia menatap refleksi dirinya di cermin. Pria itu mengubah style rambutnya kemudian melemparkan sisir itu ke sembarang tempat.

"Cih." Leo kemudian memakai kacamata hitamnya dan segera menuruni tangga dan berlari kecil menuju ruang makan.


Bomi yang menyadari kehadiran seseorang yang tak asing itu merasa terkejut dan reflek melambaikan tangannya.

"Taekwoon-ssi. Apa kau sudah sarapan?" Tanya Bomi dengan senyum sumringahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Your OwnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang