3. Dia Yang Bersamaku Saat Ini

910 88 9
                                    

Naomi POV

Aku mematikan telepon Kinal. Ya, Kinal. Orang yang menemani hari-hariku saat ini, wanita yang aku cintai selain mama dan adikku, wanita yang selalu berhasil membuat hatiku merasa bahagia, walau kadang ngga juga. Tapi serius, di dalam suatu hubungan pasti pernah ada masa kita merasa jengkel dengan pasangan, tapi yang aku kagumi dari Kinal adalah, dia selalu bisa membuat mood baikku kembali. Aku tidak tahu sedalam apa cintaku padanya, yang aku tahu aku nyaman bersamanya. Jika kuingat lagi masa setahun lalu aku mulai mengenal Kinal, aku pasti tersenyum. Dia bagaikan api yang muncul ditengah gelap, yang seketika membuatku merasakan hangat. Oke ini sedikit lebay.

----------

Setahun lalu...

"hai, boleh kenalan?" dia mendekatiku dan memberikan tangannya untuk kujabat

Aku tersenyum dan menyambut tangannya. Kutatap heran wajahnya sambil berpikir"ini orang kesambet apaan dateng dateng langsung ngulurin tangan"

"Naomi" ucapku sambil tak melepas senyum dari wajahku

Dia menyebutkan namanya ..

"gue Kinal" dan dia tersenyum.

Tak ada perasaan apapun yang muncul saat itu, hanya saja dia menarik perhatianku untuk terus melihatnya. Dia baru saja mengenalku tapi dia sudah membuatku nyaman berada di dekatnya. Tingkah lakunya yang konyol, cara bicaranya yang kadang tak kumengerti, tapi terdengar lucu, dan cara dia menatapku. Ya, dia menarik perhatianku.

"gue pernah liat lo di kantin, tp muka lo jutek jadi gue takut nyapa lo, hehe kemarin juga gue liat lo di parkiran, tapi muka lo masih jutek, gue tambah takut, dan sekarang muka lo senyum dari tadi jadinya gue minta kenalan deh sama lo, hehe" dia memulai percakapan kami dengan santai.

"emang kalo lo mau kenalan sama seseorang harus liat mukanya dulu gitu?" tanyaku

"iya dong, bayangin kalo gue minta kenalan sama lo pas muka lo lg bete, jutek, bisa-bisa gue ga jadi kenalan sama lo malah kenal sama bogem lo, haha" sahutnya santai ditambah senyum lebar memperlihatkan giginya yang sedikit tidak rata. Tapi jujur itu salah satu daya tariknya. Gigi.

Caranya menjawab pertanyaanku tadi membuatku tersenyum, baru kali ini aku temui orang seperti dia. Pembawaannya yang santai dengan gaya yang ramah seperti ini aku yakin dia pasti memiliki banyak teman yang memperhatikannya.

"nyebelin lo" jawabku yang tentu saja itu bohong. Sebenarnya dia sangat menyenangkan. Membuatku ingin terus menatapnya.

"gue pernah liat lo, sama viny sama dhike" dia menatapku dan langsung membuatku gelagapan.

Sedikit panik waktu dia tida-tiba menoleh kearahku saat aku memperhatikannya sehingga dengan spontan aku melepaskan pandangan ke depan, ke arah taman.

"ooh,.." sahutku.

"lo kenal sama viny, sama dhike?" tambahku

"iya gitu deh, gue kenal semua orang disini, kecuali lo, haha" jawabnya dengan nada menyombongkan diri.

Haha, aku tersenyum lagi. Harusnya aku marah kan? Itu secara tidak langsung dia mengatakan kalau aku "tidak terkenal", ya memang siapalah aku yang harus terkenal, maksudku ya walaupun sedikit tapi aku memiliki teman yang mengenalku. Aku tau dia cuma bercanda, tapi aku bukan orang yang mudah untuk bercanda, apalagi dengan orang yang baru dikenal. Namun bukannya kesal atau marah aku malah tersenyum. Tak kusangka anak ini bisa membuatku tersenyum begitu mudahnya

Malam Sunyi & Nyanyian HigurashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang