2. Empat Tahun Lalu

909 80 6
                                    

Kinal POV

"Ve.. aku suka sama kamu..."

Itu kata terakhir yang aku ucapkan untuk dia. Tanpa sempat menjawabku dia berlalu pergi dan meninggalkanku. Entah aku harus mengejarknya atau membiarkannya menjauh, sungguh yang ada dipikiranku saat itu adalah AKU MENCINTAI DIA, Veranda.

-------------------------

Aku dan Ve adalah sahabat dekat, tapi itu dulu sebelum dia meninggalkanku.

Saat itu aku menginjak usia 15 tahun. Aku kelas 1 SMA dan Ve 2 tahun lebih tua dariku, dia saat itu kelas 3 SMA di sekolah yang sama denganku. Aku bersahabat dengannya sejak SMP. Kami selalu ke sekolah berdua, rumah kami dulu lumayan jauh tapi sebisa mungkin aku menjemputnya agar bisa ke sekolah berdua. Ve pun orang yang perhatian. Dia selalu melindungiku dan memberikan semangat untukku . Namun, perhatian itu menimbulkan percikan aneh dihatiku, aku mulai menyukainya sebagai kekasih. Memang aneh. Sampai akhirnya aku memperoleh keberanian entah darimana untuk mengungkapkan perasaanku padanya, tapi tanpa memberikan jawaban apapun, dia menghilang.

Tak ada kabar darinya. Setiap hari aku ke rumahnya,berharap mendapatkan secercah harapan tentang keberadaannya, namun nihil. Rumah itu selalu kosong. Sampai akhirnya aku menyadari satu hal, dia pindah. Perasaanku berkecamuk. Ada hal yang sangat membebani dadaku saat itu. Perasaan kehilangan, bercampur dengan perasaan sakit hati. Aku tidak bisa mengeksresikannya. Yang kurasa saat itu hanya sesak.

Aku harus bagaimana tanpa dia? Pertanyaan ini terus menghantuiku selama bertahun-tahun. Kenangan bersamanya selalu membayangiku. Dimana Ve? Apa dia membenciku?

Sangatlah tidak mudah untuk melupakan cinta pertamamu, terlebih jika dia mencuri setengah hatimu dan membawanya pergi entah kemana. Namun, akhirnya aku sadar bahwa aku masih memiliki setengah hati lagi, yang kini kuberikan untuk kekasihku saat ini, Naomi. Saat itu, tepatnya setahun lalu, Naomi masuk di hidupku, dan aku mulai perlahan menyukai dia. 5 bulan lalu dia menerimaku sebagai kekasihnya.

Disinilah aku sekarang.

----------------

Senyum itu terus tersimpul dihadapanku. Percikan yang dulu kuhilangkan dengan susah payah kini mulai terasa lagi. Ayolah, aku sudah menghabiskan banyak upaya agar aku bisa melupakan dia, dan dia datang lagi. Jangan sekarang.

"kamu masih inget aku, hihi" dia tersenyum lagi. Kumohon jangan senyum itu, sungguh aku kembali mengingat semua kenangan itu.

"hehe, iya" kujawab sesingkat mungkin

"kamu kuliah disini? Mahasiswanya pak Damar?" tanyanya tanpa ragu.

Harus kuapakan pertanyaan ini. Sungguh aku mati kutu saat ia melontarkan kata-kata dengan santainya. Kucoba menjawab pertanyaannya secukupnya.

"iya" dan kusimpul senyum

"oohh" Ve hanya mengangguk

Kemudian hening.

Ingin sekali aku keluar dari situasi ini. Sebenarnya aku ingin berlari kencang saat ini, menutupi detak jantungku yang berirama sangat cepat begitu aku melihat wajahnya. Tapi sungguh aku tidak bisa. Jujur aku merindukannya.

"kamu ada waktu? Aku mau ngobrol sama kamu" Ve memulai obrolan lagi.

"ok, deket sini aja ya".

Mampus! Apa yang kupikirkan saat ini? Harusnya aku menolaknya kan? Atau minimal aku berasalan agar tidak berlama-lama dengannya. Bayangkan bagaimana tingkahku nanti saat berada dekat dengannya? Duduk berdua satu meja? Bagaimana mungkin! Melihat matanya saja hatiku berdegup. Oke, tenangkan dirimu Kinal.

Malam Sunyi & Nyanyian HigurashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang