[8]

8.7K 1K 96
                                    

Ini akan menjadi akhir kisahku sebagai kekasih Wonwoo.

---

Jeon Wonwoo.
Pria yang sama sekali tak kusangka akan menjadi bagian terpenting dari hidupku.

Ketika pertama kali bertemu dengannya, ia hanya seorang pria yang dingin. Lebih tepatnya penyendiri.

Hingga, aku mencoba dekat dengannya. Tak kusangka, yang awalnya tujuanku hanya ingin mengenalnya, berubah menjadi ingin membuatnya tersenyum kembali.

Walau ia nampak dingin, ia masih memiliki hati. Ia masih memiliki perasaan. Meski, perasaannya itu telah dirusak di masa lampau, ia tetap memilikinya.

Dan, seiring berjalannya waktu. Aku semakin mengenalnya. Membuatku bersyukur pada Tuhan karena telah mempertemukanku pada mahluk yang satu ini. Jeon Wonwoo.

Senyumnya begitu manis. Manis bagaikan teh yang dicampur dengan gula. Dan, jangan lupa kata hangat.

Hal yang tak bisa kulupakan adalah ketika ia mengakui perasaannya di subuh pagi. Tidak seperti pria pada umumnya yang membawa buket bunga atau kalung. Ia hanya mentraktirku es krim. Lalu, mengakui perasaannya saat matahari terbit.

Saat itu pula aku menyadari bahwa perjalanan cinta kami akan segera dimulai.

Hingga sudah 7 tahun berjalan, aku dan Wonwoo masih bersama. Walau berbeda fakultas, kami tetap satu universitas. Walau berbeda bahan pelajaran, kami tetap belajar bersama.

Tak ada yang beda. Jeon Wonwoo masih sama dari dulu hingga sekarang. Bukan, hingga selamanya.

Dan kuharap cintaku pada Wonwoo juga begitu. Terakhir dan selamanya.

***

Senyumku mengembang ketika seusai membaca buku harianku itu. Aku menulisnya sejak pertama bertemu dengan Wonwoo, hingga sekarang.
Dan kurasa, aku akan segera menutup buku berwarna abu-abu ini.

"(Y/N)?"

Aku menoleh dan mendapati Ayahku tersenyum padaku.

"Ayo, sayang," kata Ayah.

"Ya, Ayah," kataku dan bangkit dari kursi.

***

Aku melangkahkan kakiku turun dari mobil. Dengan bantuan dari Ayah, aku bisa turun dan sekarang Ayah menuntunku masuk ke dalam Gereja.

Semua mata lantas memandangku ketika aku masuk. Semua teman-temanku datang, bahkan Seulgi juga.

Aku lalu menatap ke depan.
Melihat laki-laki yang memakai tuxedo yang membelakangiku.

"Terima kasih, Ayah," bisikku pada Ayah ketika sampai di depan Altar.

Ayahku hanya tersenyum, lalu duduk.

"Sst," bisik Wonwoo.

"Hm?" tanyaku sambil menoleh ke arahnya.

"Apa kau gugup?" tanya Wonwoo.

"Iya," kataku.

"Aku juga, tapi hari ini hari dimana kita menjadi satu dalam ikatan pernikahan. Jadi, kita tak boleh gugup karena kita akan selalu bersama," kata Wonwoo memegang tanganku dan tersenyum.

"Aku mencintaimu, Jeon Wonwoo," bisikku.

"Aku lebih mencintaimu, (Y/N)."

THE END

Terima kasih telah setia membaca cerita ini. Terima kasih semua dukungan dan komentarnya.

Sampai jumpa di karya IGGHUT lainnya!^^

XOXO
#ige#

Being Wonwoo's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang