SATU

110 2 0
                                    

Jakarta, 2001

Author pov

"Ano, kamu dimana?" Terdengar suara nyaring dari seorang gadis kecil yg mengenakan seragam putih merahnya. Gadis kecil itu berjalan berputar mengitari seluruh taman mencari teman bermainnya yg kini sedang bersembunyi.

Sudah hampir satu jam dan gadis kecil itu belum berhasil menemukan letak persembunyian teman bermainnya.

"Ano, keluar dong, Ica nyerah ah, Ica capek nyari Ano." Seru sang gadis kecil itu sambil berjalan pelan. Suaranya melemah, langkahnya semakin pelan, tanda ia benar-benar lelah.

Gadis kecil itu memutuskan untuk duduk, kakinya benar-benar lelah. Sudah cukup lama ia berjalan menyusuri taman tapi tak kunjung menemukan temannya.

"Ica." Panggil seorang wanita pelan kepada gadis kecil itu namun masih terdengar olehnya.

"Iya Bun." Sahut gadis kecil bernama Ica tersebut.

"Sudah sore nak, ayo pulang. Sedang apa kamu disini ?" Tanya wanita yg dipanggil Bun oleh Ica.

"Ica tadi lagi maen petak umpet Bun sama Ano, tapi Ano gak ketemu-ketemu padahal udah Ica cari sampe muter-muter." Jelas Ica kepada Bunda, sekaligus berharap Bunda tau dimana Ano bersembunyi.

"Emm.." terlihat raut bingung pada wajah sang Bunda mendengar penjelasan gadis kecilnya.

"Bunda lihat Ano tidak?" Tanya gadis itu lagi tak sabar.

"Mungkin Ano sudah pulang, jadi lebih baik Ica juga pulang. Yuk." Jawab sang Bunda. Tangannya terulur menggapai tubuh mungil Ica, membantunya bangun dari duduknya.

"Tapi Bun..." Tampak raut ragu dari wajah Ica.

"Tapi kenapa sayang?" Tanya Bunda lagi.

"Kalo Ano udah pulang, kok Ano ga bilang sama Ica sih. Padahal kan Ica nyariin dia." Ujarnya dengan wajah murung, menatap nanar pada Bunda.

"Emm.. nanti Ica tanyakan langsung sama Ano ya." Jawab Bunda tersenyum lalu menggenggam tangan mungil Ica.

'Maafin Bunda sayang'


Wkwkwkwk, mau nyoba lanjutin ini lagi. Mumpung ide lagi ngalir banyak.

My Dear FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang