Case 1 : Toon #2

88 10 5
                                    

'Sial! Sudah banyak murid yang bunuh diri!' Gumam ku dalam hati.

"Dasar orang aneh, tau darimana kamu aku tidak masuk 5 besar?" Kata gadis itu dengan wajah ditekuk. Aku tidak peduli, yang ku pikirkan hanyalah mengapa komik itu bisa membuat orang bunuh diri? Apa ada kutukan? Ahh tidak mungkin, aku tidak percaya kutukan.

"Apa kamu pernah baca komik itu?" Tanyaku tiba-tiba pada gadis yg duduk disebelahku. Wajah cantiknya itu masih terlihat kesal karena sikapku

"Mengapa tiba-tiba jadi kepo? Bukan urusan mu." Jawabnya jutek.

"Yasudah kalau tidak mau jawab." Ku lihat dia sedang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan tentang anatomi tubuh manusia di depan.

Pikiran ku masih kacau, bagaimana mungkin tugas training bisa sesulit ini, bodoh! Kenapa otakku terasa buntu, tidak seperti biasanya. Ah shit! Aku butuh ketenangan untuk berpikir, aku butuh fakta2 baru untuk menyusun puzzle ini.

Aku memejamkan mata, perlahan, aku mulai bisa berkonsentrasi, dan tiba-tiba.......

Praaakkk. Konsentrasi ku buyar. "Oh shit!" Teriakku kaget. Ternyata Bapak Guru yang memukul meja ku dengan penggaris kayu yg panjang.

"Apa yg sedang kamu pikirkan Nick? Mengapa kamu memejamkan mata? Apa kamu tidur di jam pelajaran saya? Dan mengapa kamu berbicara kasar? Apa di sekolahmu yang lama tidak mengajarkan bagaimana caranya sopan santun? Keluar sekarang juga, dan temui saya di ruangan BP saat jam istirahat" kata bapak guru itu panjang lebar.

Sial! Bikin malu saja, seisi kelas pasti mentertawakan aku. Aku tidak tidur,bodoh. Aku sedang berpikir. Aku hanya diam tanpa menjawab guru itu, aku langsung pergi keluar kelas. Aku belum hapal betul situasi dan kondisi disini, harus kemana aku sambil menunggu jam istirahat tiba? Sepertinya toilet akan menjadi tujuanku saat ini.

Aku pergi menuju toilet sekolah yang jaraknya tidak jauh dari kelas ku. Aku masuk ke salah satu bilik toilet. 'Bersih juga toilet disini, tidak bau. Sepertinya petugas kebersihan disini rajin membersihkan toilet disini.' Gumamku dalam hati.

Aku duduk, aku tidak sedang BAB, jadi jangan berpikiran jorok wahai para readers -_-

Aku memang seperti ini, aku butuh ketenangan untuk berpikir keras. Aku adalah seorang detektif, ya walaupun belum resmi menjadi seorang detektif. Aku masih menjalani masa training dengan melakukan penyamaran menjadi seorang siswa. Ya, aku sudah lulus kuliah, bukan berarti aku sudah tua, aku lulus lebih cepat dari dugaanku, teman2 seangkatanku mungkin masih pusing dengan tugas-tugas kampus mereka. Aku hanya kuliah 1 tahun lamanya, setelah itu aku mendapat gelar sarjana dan sudah wisuda. Aku sekarang terpilih menjadi trainee agen rahasia BIN (Badan Intelijen Negara). Dan menjadi murid trainee termuda. Sebenarnya bukan hanya masa kuliahku yang singkat, tapi juga masa sekolah ku, aku lulus disaat teman-teman ku masih bersekolah. Aku mendapat keistimewaan sejak lahir, dengan IQ yang tinggi bahkan jenius. Aku ingin menjadi seperti Sherlock Holmes atau Detective Conan. Tokoh idola ku.

Aku mulai berpikir sambil sesekali bergumam lirih "komik, siswa, bunuh diri, kenapa? Ayolah bodoh, kenapa? Kenapa siswa yang tidak bersalah yang menjadi korban. Bukan, ini bukan bunuh diri. Aku harus mengumpulkan lebih banyak bukti dan hubungan para korban. Ya harus. Sebentar, korban pertama adalah seorang siswa laki-laki, bunuh diri dengan cara lompat dari atap gedung sekolah. Ya, cerdas! Yang harus ku lakukan hanyalah berperan menjadi korban pertama. Sekarang waktunya beraksi, ke atap gedung, dan kumpulkan semua logika yang mungkin terjadi."

Aku bergegas keluar toilet, tetapi perhatianku tertuju pada seorang siswa, wajahnya sangat lesu, lingkaran hitam dimatanya membuatku bergidik ngeri, sudah seperti zombie. Aku memberanikan diri menyapanya.

"Hey, ada apa denganmu? Kamu sakit? Mau ku antar ke UKS?" Tanyaku.

Dia menatapku sendu "Aku tidak sakit, aku hanya lelah, membaca komik mengerikan itu, sampai aku sulit tidur." Jawabnya.

"Komik? Apa jangan2 komik yang heboh dibicarakan para siswa disini?" Tanyaku penuh harap bisa mendapatkan informasi dari orang ini.

"Ya, aku penasaran dengan ceritanya. Salah satu korbannya adalah kekasihku, dan 3 lainnya adalah temanku, satu yang masih selamat dan dirawat di rumah sakit adalah adikku. Dan kurasa, aku adalah korban selanjutnya dari kutukan ini."

"Apa? Apa yang terjadi sebenarnya? Dan mengapa kamu berpikir kamu yang menjadi korban selanjutnya?"

"Karena aku sudah membaca komik itu, tidak ada yang bisa menghentikan kutukan itu. Awalnya aku tidak percaya."

"Lalu mengapa kau yakin sekarang?" Tanyaku semakin tertarik dengan cerita orang ini.

"Karena aku penasaran, dan rasa itu terus menghantuiku. Aku harus bagaimana? Sebentar lagi aku jadi korbannya. Aku takut, aku harus menyembuhkan adikku. Dia yang tau semuanya dia yang tau. Aku baru membaca setengah cerita dari komik yang update setiap malam minggu itu. Aku ingin membaca lagi, tapi aku takut." Dia mulai menangis tidak jelas. Benar2 aneh, seorang pria menangis seperti wanita. Aku agak geli melihatnya.

"Ck, mengapa adik mu bisa dirawat dirumah sakit?" Tanyaku lagi.

"Apa kau seorang wartawan hah? Banyak tanya sekali. Bukan urusanmu! Pergi!" Bentaknya kepadaku.

'Dasar orang aneh!' Pekikku dalam hati. Lalu aku mulai melangkahkan kaki menuju atap gedung sekolah, setelah sampai di tangga yang menghubungkan ku dengan atap itu, aku terdiam sejenak, sial! Ada gembok dan rantai, atap ini sudah menjadi ruang isolasi sepertinya. Mungkin karena telah terjadi peristiwa bunuh diri disini sebelumnya yang menjadikan tempat ini TKPnya. Aku membuka paksa pintu ini dengan memukulkan kayu besar disamping pintu, dengan sekuat tenaga ku, dan.... yeah! Berhasil. Aku membuka pintu itu, dan mulai melangkah keluar, udaranya sangat sejuk, sangat damai, aku suka tempat ini. Aku mulai berjalan keujung, dan menatap alam sekitar 'indah sekali ciptaanmu, Tuhan.' Ucapku bersyukur dalam hati. Aku menatap ke bawah. Melihat bekas noda darah di aspal itu, melihat banyaknya noda darah itu, aku mengambil sesuatu dari kantong saku ku, lalu membuangnya, 'ting' bunyi koin yang ku buang terdengar samar2.

"Tidak jelas bunyinya, kurasa ini sangat tinggi, orang yang terjatuh dari sini pasti tulangnya patah semua, tidak, pasti sudah remuk." Kataku sambil mengingat kalau gedung sekolah ini terdiri dari 4 lantai, ya, pastinya tinggi.

Tiba-tiba......... Kriiiiieeetttttt.......

Pintu yang tadi ku tutup rapat terdengar berbunyi seperti ada seseorang yang membukanya.

Tap tap tap tap tap. Suara langkah kaki, siapa yang berani kesini? Atap ini adalah TKP bagaimana mungkin ada yang berani kesini, kecuali dia adalah orang sepertiku, yang gila akan teka-teki.

Suara langkahnya terhenti, sepertinya itu 3 meter dari tempat aku berdiri sekarang.

"Disini kamu rupanya." Katanya mengagetkanku.

----------

-To Be Continue-

Penasaran? Siapa yang nyamperin nick diatas atap? Ayo tebak? Wkwk:v

Jangan lupa vote dan komen ya readers~ vote kalian sangat berharga buatku T_T
Jangan jadi silent readers huhu

See you next time~~~

Salam VBT01 wkwk:v yg pernah nonton drama korea blood pasti tau artinya. -_-

Secret CasesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang