Bag 3. Siapa sih?

48 2 2
                                    

Apa gue pingsan?Ah lemah banget sih gue. Dimana gue nih. Via membatin dan melihat ruang UKS disekitarnya, "Mmh, mas misi. Halo yang disitu? Sekarang udah pelajaran jam ke berapa ya?", dengan bingung Via memanggil orang yang tengah memunggunginya. "Ah iya, Viaa? Kamu uda bangun? Eh lo maksud gue. Jam ke 2 pelajaran. Bentar lagi juga mau berakhir. Lo masih inget gue gak? Temen lo masa kecil nih", Raka pun tersenyum dengan wajah yang sangat bahagia melihat Via tengah sadar. "Emm, maaf gue lupa. Siapa ya? Maaf banget.", Via pun terlihat kebingungan memandangi Raka. Tiba-tiba Thea datang dan langsung berteriak memecah keheningan sesaat. "Aaaa, haloooo Via. Lo lama banget ya sih Vi pingsannya. Uda kelar kelasnya Pak Bejo, mangkanya gue kesini. Jemput lo buat nemenin ke kantin. Keburu bel istirahat bunyi dan kantin penuh. Gue ogah. Yuk Vi!", ajak Thea sembari melempar selimut yang masih ada di atas tubuh Via. Dengan cepat Thea langsung menarik tangan Via untuk keluar meninggalkan ruang UKS. "Ah bentar The, eh eh mas. nama lo siapa?", ucap Via sambil memakai sepatunya dengan tergesa-gesa karena dari tadi tangannya ditarik oleh Thea. "Ayo buruan Viaaa", teriak Thea. "Nama gue Raka Vi", ucap Raka dengan senyum terbaiknya. Eh buset manis banget. Batin Via. "Eh Raksa, eh Rak siapa? Eh Raka. Duh maaf, gue belum ingat. Ntar gue ingat. Hehe. Makasih ya uda nolong gue. Bye.", Via pun segera meninggalkan Raka yang tengah tersenyum karena melihat tingkahnya. Lo masih kayak dulu Vi, batin Raka sambil merapikan tempat tidur yang berantakan karena ulah Via dan Thea tadi.

Di Kantin

Via dan Thea pun segera memesan dua burger extra large plus keju tambahan, benar-benar jumbo banget. Via dan Thea pun tertawa bersamaan saat pesanan mereka sama. "Haha, kok lo pesen yang jumbo sih Vi? Cantik cantik makannya banyak. Haha", goda Thea. " Yaelah, namanya manusia. Setelah pingsan tadi perut gue minta jatah sekarang, jadinya harus pesen yang mantap gini. Haha", jawab Via sambil tertawa. "Yuk duduk disana The, bang tolong dianter disana ya". "Oke neng, siap", abang tukang burger pun sampai terpesona melihat kecantikan Via, hingga jari tangan abang jual burger terkena loyang pemanggangan roti burger. "Wkwkw, fokus bang, fokus. Haha", ledek Thea. "Yuk Vi", Thea pun mengiyakan ajakan Via.

Thea dan Via pun duduk dengan nyaman di pojok depan kantin. "Eh Vi, lo tau gak tadi siapa yang angkat lo waktu lo pingsan? Aaa, ganteng banget.", ucap Thea sambil memejamkan matanya membayangkan wajah cowok itu. "Eh siapa? Pasti anak PMR kan ya? Rak.. em siapa tadi, Raka ya?", wajah Via pun jadi berubah menjadi merah dengan rasa keingin tahuannya. "Bukan Vi, lebih ganteng dan macho banget. Haha. Kepengen tau apa pengen tahu banget?", goda Thea. "Yaela The, gitu lo ya sama gue. Haha.", Via pun memasang wajah cemberutnya yang lucu ke Thea.

"Kring-kring"

Tanda bel istirahat pun berbunyi. Siswa-siswi lain pun segera menuju ke Kantin. Hingga kantin yang tadinya sepi jadi ramai. Seperti antrian tiket konser, atau antrian naik mini bus ketika semua orang terlihat tidak santai sama sekali. Mungkin karena urusan perut, jadinya semua terlihat ramai sekali. "Tuh kan Vi, noh liat? Rame kan. Antri banget. Haha. Mangkanya tadi gue narik-narik lo", tuding Thea dari jauh ke kerumunan siswa siswi yang antri tadi. Tanpa sadar Thea melihat cowok yang tadi menggendong Via ke kerumunan anak PMR di barisan antrian siswa yang memesan makanan. Seketika Thea pun langsung berkeringat dingin. Ketika tanpa sengaja, ia menunjuk cowok itu. Glekk. "Mati gue Vi". Ucap Thea pelan. "Kenapa The? Lo liat hantu?Hahaha", goda Via ke Thea. "Bukan saatnya lo ketawa, sembunyiin gue Vi. Pangeran ganteng mau datang", Thea segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Cowok yang ditunjuk Thea pun menatap tajam ke arah Thea dengan mata coklat elangnya. Segera saja ia datang ke kursi Thea dan Via. "Ehem, ngapain lo tunjuk tunjuk gue?", kata cowok itu datar sambil menatap lurus ke arah Thea"Ehmm.. mmmh, maaf gue gak sengaja kok", jawab Thea masih dengan ke dua tangannya yang berada di wajahnya. Via pun kebingungan kenapa ini cowok sensi banget, padahal cuma masalah kecil. "Em, maaf ya mas, temen saya tadi gak sengaja. Jadi jangan nakut-nakutin temen saya dong", Via pun berkata dengan lemah lembut ke cowok itu. "Eh gue gak ngomong sama lo, bisa diem gak?", jawab cowok itu dengan nada datar tanpa memandang ke arah Via. Duh ni cowok ganteng tapi nyeremin.

Dari arah belakang cowok itu, dua siswa datang menghampiri mereka. "Dean? Lo ngapain disini. Udah jangan ribut aja, yok sob makan. Lagian itu cewek...cantik", ucap Refan untuk menghindarkan sahabatnya Dean yang cukup tempramen itu. "Eh iya, hmm. Cantik banget sih ceweknya..boleh kenalan gak? Gue Andy. Kelas X-3. Nih mereka berdua temen gue. Dean yang kayak es, mirip frozen. Dan Refan tukang nyany di grup band Ada-Ada Aja. Gue pimpinan geng mereka. Haha.", Andy pun tertawa sendirian setelah mengoceh seperti itu. Dan langsung saja Refan dan Dean menatap Andy dengan mata mengisyaratkan ancaman. "Eh gue bercanda kok, hehe. Gue bukan pimpinan geng, kita sahabatan aja. Hehe. Nama lo siapa?", Andy pun langsung menarik tangan Via dan menjabat tangannya. Via masih bingung dengan suasana seperti apa ini. Suasana horor atau kah lucu. Via terpaksa tersenyum kecil melihat Andy.

Dean yang melihat tingkah Andy langsung melepaskan jabatan tangan mereka berdua. "Dy, Fan. Ayo kita balik. Gue laper jadi gue baper. Hm. Satu lagi. Lo cewek yang lagi nutup wajah lo, jangan suka nunjuk-nunjuk orang. Apalagi gue. Dan lo, temennya cewek ini. Lo utang terimakasih ke gue karena tadi gue angkatin badan lo yang berat ke PMR. Temuin gue ntar di depan gerbang sekolah. Inget", Dean pun langsung meninggalkan Via dan Thea. Apa? Tuh cowok yang tadi dipuji-puji sama Thea?What? Cakep cakep tapi horor. Ngatain gue berat lagi. Sialan. Hii. Dan gue harus ketemu dia ntar. Oh God. Batin Via sambil menekuk wajahnya. It's a bad day. "Thee, haloo? Lo udah bisa buka wajah lo. Udah pergi cowok yang tadi lo puja-puja.", ucap Via kesal sambil menyentuh tangan Thea dengan telunjuknya.

"Eh iya Vi, huuuf. Untung deh gue gak dimakan sama tuh cowok. Haha. Gimana Vi? Ganteng kan ya? Tapi horor dikit lah ya."

"Apaa?Dikit apanya. Horor banget gitu."

"Haha, eh iya ngomong-ngomong mana ya pesanan kita belum dateng? ".

"Iya nih kok belum dateng, Nah itu tuh, diomongin abangnya baru mau nganter.", tunjuk Thea ke abang tukang burger.

"Ini neng, burger extra large plus keju, mantap". "Oke bang, makasih ya.", ucap Via dengan senyuman. "Aduh neng, abang jadi tersepona. Eh terpesona. Hehe". Thea pun hanya geleng geleng kepala, banyak banget yang bilang lo cantik ya Vi hari ini, jadi artis lama-lama lo disini. Batin Thea dalam hati. Setelah menerima uang dari Via dan Thea, abang tukang burger kembali lagi ke stan tersayangnya yang sudah ditunggu pelanggan pelanggannya.

"Yuk Vi kita balik ke kelas atau lo mau kemana?", tanya Thea ke Via. "Balik aja deh, bentar gue beli minum dulu. Lo nitip gak?". "Boleh deh, orange juice satu ya Vi". "Ok girl", Via pun segera menuju ke stan jus. "Mbak 2 orange juice ya". "Iya mbak, sebentar ya". Lima menit setelah itu, orange juice pun sudah berada di tangan Via. Akhirnya..enak banget. Batin Via sambil tersenyum ketika meminum orenge juice ditangannya. Ah shit, batinnya dengan wajah berubah suram ketika mengingat nanti setelah pulang sekolah ia harus bertemu dengan Dean.

------------------------------------------------------------

Hai Readers, hehe. Baru update lagi :". Maaf yaa

Untuk karakter yang diinginkan boleh saran buat pasangan cowoknya nih, Via sama siapa ya? Ada 3 karakter cowok nantinya disini. Atau 2? Hoho.

Siapa nih kira-kira yang cocok jadi Via? Thea? Raka? dan Dean?
Untuk yang jadi Dean casting rattapoom :D nih yg diatas. Lainnya belum.

Jatuhkan Aku, Cinta!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang