Bag 2. Upacara

83 1 0
                                    

"Ah ini gara-gara cowok nyebelin tadi, kaos kaki gue jadi jelek", geram Via menuju kelas barunya. Fighting Via! Hari masih panjang. Via menyemangati dirinya sendiri sambil mencari kelasnya. X-2. Akhirnya Via menemukan kelas barunya, segera saja ia melepaskan sepatu nya danmasuk ke dalam ruang kelas yang terlihat nyaman. Ruang kelas yang dilengkapi AC, meja kaca untuk setiap siswa lengkap dengan kursi empuk yang nyaman untuk setiap siswa. Segera saja Via memilih tempat duduk paling belakang dekat dengan jendela yang memberikan pemandangan yang indah. Via bisa melihat taman sekolah dari jendela itu, sekaligus bisa melihat lalu lalang siswa siswa lainnya. Lumayan untuk cuci mata, pikir Via. Tiba-tiba Via dikagetkan dengan suara cewek yang cukup nyaring menyapanya. "Hi girl! Gue Thea", sapa cewek berambut sebahu yang cukup cantik, dan sedikit tomboy dengan tas hitam bergambar emo, jaket hitam polos, serta jam tangan yang cukup besar, bisanya dipakai oleh cowok-cowok. "Gue duduk samping lo ya? Kosong kan, gue suka duduk di belakang", sembari menaruh tasnya, Thea membenamkan wajahnya ke meja untuk tidur sementara. "Ok, gue Via.. em hello?", Via pun heran melihat cewek disampingnya yang tiba-tiba duduk disampingnya dengan mudah terlelap. "Ah iya? Gue ngantuk nih.. tidur bentar ye", ucap Thea malas.

"Kring Kring"

"Upacara akan segera dimulai, diharapkan semua siswa segera menuju lapangan."

Bunyi bel sekolah telah berbunyi, membangunkan Thea yang sedang mencoba tidur.

"Eh buset, upacara. Mana topi, mana topi gue!Ahhh", Thea kebingungan mencari topinya sambil mengacak-ngacak isi tas miliknya. "Itu tuh The, di depan lo daritadi, yuk ke lapangan", ajak Via sambil menunjuk ke arah topi milik Thea yang ada di atas meja. "Eh bener, haha. Gue kaga liat tadi, yuk Vi".

Sambil menuju ke lapangan belakang sekolah untuk upacara, Thea yang sedang berjalan berdua dengan Via, merasa diperhatikan terus oleh siswa siswi lainnya. "Waah, cantik banget sih, anak baru kelas mana sih?", ucap salah satu cowok daari sekian cewek dan cowok yang memperhatinkan mereka. Pasti lagi liatin si Via nih cowok cewek, yaelah gue cantik gak ya? duh malu deh gue. Apa gue kayak tokoh figuran, hiks. Gak usah dipikir The, lo jadi diri lo sendiri aja. Uda cantik kok, tenang aja. Batin Thea sambil ngeliatin temen barunya yang ternyata memang cantiknya diatas rata-rata. "Awww!" , teriak Thea yang tersandung batu. "Hampir aja gue jatuh", Thea segera menata posisi tubuhnya kembali tegak. "Hahaha, lo sih Thea, nglamun mulu", ejek Via. "Eh kita ambil posisi di belakang aja yuk biar gampang nanti kalau udah selesai upacara, kita mampir kantin duluan. Hehe", ajak Via sambil pasang wajah sedikit memelas kepada Thea. "Ok Vi, yuk. Lebih adem hehe", Thea pun segera mengikuti langkah Via menuju barisan paling belakang.

15 menit saat Upacara sedang berlangsung.

"The, gue pusing nih", wajah Via mulai pucat. Via memang punya riwayat sakit darah rendah dan anemia, yang tidak bisa terlalu lama berdiri. "Ah lo sakit Vi?", belum sempat Thea menggandeng Via menuju kerumunan PMR. Via sudah terjatuh. Namun ditahan tubuh Via oleh cowok yang berada di sampingnya. Cowok dengan tubuh yang cukup tinggi sekitar 175cm mirip atlet basket. "Eits, hampir aja", kata cowok itu. Thea hanya bisa memandanginya sesaat. Ganteng. Batin Thea yang sedari tadi belum berkedip. Cowok itu menghilang dari pandangan Thea menuju kerumunan PMR sambil menggendong Via. "Nih tadi pingsan, gue serahkan ke kalian. Ah lama banget sih tanggepnya", cetus cowok itu ke kerumunan PMR yang masih mengurusi beberapa siswa yang pingsan dan harus diangkat dengan tandu PMR.

"Tuh cowok nyebelin banget sih, kita juga lagi ribet padahal disini", omel Digta, yang merupakan Team PMR. "Iya nyebelin, tapi ganteng dan kuat ya, aaaaa, suka banget deh hayati", kata Cindy histeris sambil membawa obat minyak kayu putih di tangannya. "Ah elu mah, cowok bening dikit suka, haha. Tapi dia emang sebening embun di pagi hari, wkwkw", canda Elia. "Kalian pada ribut semua sih, yaampun . Kerja-kerja. Eh, itu kan temen gue Vi... Via!" , kata Raka sambil menghampiri Via yang tengah pingsan, dan tertidur diatas gazebo yang ditunggui oleh Elia. "Sini sini gue tanganin.", ucap Raka sambil kebingungan melihat sahabat kecilnya yang pingsan. "Ciye ciye, hahaha.., Tumben nih ketua bingung", ledek Elia melihat Raka yang langsung mempersiapkan tandu untuk membawa Via ke ruang UKS yang jaraknya cukup jauh dari lapangan.

------------------------------------------------------------------

Thanks reader, semoga menikmati bacaan nya. Silahkan komen dan kasih kritikan serta vote, hehe.

Karena saya hanyalah pemula.

Jatuhkan Aku, Cinta!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang