Always be Closing

1K 38 3
                                    

Arkan : "Kau membuatnya lagi?"

Deanna : "Iya,"

Arkan : "Berapa banyak lagi yang kau butuhkan?"

Deanna : "Hanya tinggal sedikit lagi. Kau tenang saja."

Arkan : "Aku tanya jumlahnya. Berapa banyak lagi?"

Deanna : "373 buah lagi."

Arkan : "Berhentilah. Kau tau hal itu mustahil terjadi. Jangan membuang waktumu."

Deanna : "Setidaknya kita mencoba."

Arkan : "Hanya kau yang mencoba di sini. Aku tidak melakukan apapun."

Deanna : "Dengan kau mendukungku saja itu sudah cukup."

Arkan : "Aku tidak akan pernah mendukungmu. Mendukung melakukan hal yang sia-sia."

Deanna : "Ini bukanlah hal yang sia-sia, Arkan. Kau tahu, jika aku berhasil membuat origami

burung bangau sebanyak 1000 buah ..."

Arkan : "... maka satu permintaanmu akan dikabulkan. Hahaha."

Deanna : "Arkan ... percayalah, setidaknya ... "

Arkan : "Apa yang kau lakukan jika tidak berhasil, Dea?"

Deanna : "Aku akan melakukan hal apapun,"

Arkan : "Dan membuang waktumu lagi. Huh?"

Deanna : "Aku tidak merasa begitu. Aku dengan senang hati melakukannya."

Arkan : "Kau tidak bisa mengubah apapun."

Deanna : "Arkan ..."

Arkan : "Bahkan dokter sudah menyerah."

Deanna : "Mereka masih berusaha."

Arkan : "Monster ini ada di kepalaku, Dea. Monster ini sudah menggerogoti tubuhku."

Deanna : "Selalu ada keajaiban, Arkan. Aku akan mencari keajaiban itu untukmu. Apapun akan kulakukan. Bahkan jika harus ditukar dengan jiwaku."

Arkan : "Apa lagi yang akan kau lakukan?"

Deanna : "Aku bisa melipat kertas bentuk bintang, mencari daun semanggi empat, aku bisa ..."

Arkan : "Lakukanlah. Setidaknya kau tidak bosan menungguku dalam detik-detik kematian."

Deanna : "Kau tidak akan mati."

Arkan : "Berapa persen kemungkinan orang terbebas dari monster ini?"

Deanna : "Ada ..."

Arkan : "Hanya sedikit, Dea. Kanker otak bukan penyakit biasa yang akan sembuh dengan keajaiban yang kau cari. Tidak. Sebenarnya kau yang membuat keajaiban itu. Kau percaya cerita omong kosong itu dan berusaha mewujudkannya."

Deanna : "Mengapa kau menghancurkan harapanku?"

Arkan : "Aku tidak ingin kau terluka."

Deanna : "Aku tidak bisa melihatmu terbaring begitu saja. Padahal aku bisa melakukan apa saja. Seperti yang kau katakan, membuat keajaiban untukmu."

Arkan : "Hal yang sia-sia. 1 juta origami bangau-pun kau lipat, aku tetap akan mati ..."

Deanna : "Hentikan!"

Arkan : "Bahkan sebelum kau menyelesaikannya aku sudah tidak ada lagi di dunia ini."

Deanna : "Berhentilah berbicara seperti itu, Arkan. Kau akan hidup. Kau berjanji akan menikahiku, bukan? Kau harus menepati janjimu."

Arkan : "Carilah pria yang lebih pantas untukmu."

Deanna : "Aku sudah menemukannya. Dia, pria bodoh yang tidak percaya keajaiban itu ada."

Arkan : "Pria bodoh itu akan segera meninggalkanmu."

Deanna : "Tidak akan. Dia terlalu mencintaiku. Sebesar aku mencintainya."

Arkan : "Kalau begitu kau wanita bodoh. Menyia-nyiakan waktu berhargamu di dalam kamar rumah sakit. Menemani pria bodoh yang menunggu malaikat kematian datang menjemputnya."

Deanna : "Sekarang kau percaya malaikat itu ada? Kalau begitu kau bisa mulai percaya keajaiban itu juga ada. Selama ada kau di sisiku. Aku tidak merasa menyia-nyiakan waktuku."

Arkan : "Kau wanita bodoh, Deanna."

Deanna : "Aku juga mencintaimu, Arkan."

Deanna memeluk tubuh kurus Arkan. Memeluknya selembut mungkin agar tubuh kurus itu tidak kesakitan. Berbeda dengan Arkan yang memeluknya erat. Ia sangat takut. Takut kehilangan wanita yang sangat dicintainya. Tubuh mereka bergetar dan sesekali terdengar isakan tertahan. Dea tau Arkan juga menangis. Hal itu semakin menguatkan hatinya untuk tetap bertahan walau ribuan kali Arkan mencoba mengusirnya. Deanna yakin keajaiban akan datang untuk Arkan, kekasih hatinya. Deanna akan mendampinginya sampai akhir.

ABC's DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang