2. Déjà vu

819 69 8
                                    

2

Déjà vu


***


-Marina-

Aku menatap horor kertas form yang berada didepanku, sambil mengangkatnya dengan kedua jemari tanganku seolah aku jijik memegangnya.

"Seriusan nih harus isi ini?" Tanyaku horor. Mei melihatku dengan jijik dan Any tertawa.

"Wajib, Marin. Wajib. Lo pea' banget sih? Udah 10 kali gue jawab pertanyaan lo--"

"13 kali, Mei. Lo jawab dia 13 kali." Sela Any menahan tawanya, Mei mendengus. "Mimpi apa gue punya teman nyebelin kayak kalian, ugh."

"Mimpi terbaik lo," sahutku asal, Mei melotot, Any malah makin tak bisa menahan tawanya, "Gue setuju ama lo, Mar."

"Udah dibilangin jangan panggil gue Mar, gue berasa kayak kakak jualan lontong pagi di kantin kampus." Sungutku kesal.

"HAHAHA—oh  an— kalian, demen banget ngelemparin gue tissue!" Sungut Any, aku dan Mei hanya melengos tak perduli.

Aku menangkupkan wajahku dengan kedua tanganku, menghembuskan nafasku frustasi, "Serius nih harus ikut organisasi?"

Kedua bola mata Mei berputar, "Harus Mar, harus masuk organisasi Himpunan atau BEM atau UKM kampus, itu syarat untuk anak semester 1—anak baru kayak kita-kita ini," dia menambahkan, "Lagian kok elo malas banget sih ikut yang beginian? Bukannya dulu pas SMP lo ada ikut—" segera saja kupotong, "Gue maunya UKM Taekwondo, tapi—" Any menyela, "Pendaftarannya udah ditutup."

"Lebih tepatnya, semua pendaftaran UKM udah ditutup, Himpunan juga kemaren ditutup. Yang tersisa cuma pendaftaran BEM kampus..." Ringis Any, aku dan Mei sama-sama menghela, "Gila ya, masa' kita baru tau sih ada syarat beginian? Kita baru seminggu kuliah disini tapi dan baru tau ada info beginian, ugh," sungut Mei.

"Gue malas banget ikut yang beginian, sumpah." Jujurku. Mereka menatapku dengan datar, "Elo kira kami juga mau ikut yang beginian?" Aku cemberut membalas pertanyaan mereka.

"Udah ah, isi terus form-nya, kelamaan lo pada." Ujar Any. Sambil bersungut ria aku dan Mei kembali mengisi form yang berada dihadapan kami.

Semakin aku mengisi form ini, rasanya semakin jantungku berdenyut tak nyaman.

Rasanya seperti... Aku mengantarkan diriku sendiri masuk ke neraka.

Aku menggelengkan kepalaku, mengabaikan imajinasi anehku itu.


**


"Elo yang masuk!"

"Enggak, elo!"

"Eh, gue? Ogah! Elo yang masuk!"

"Duh, perut gue mules. Gue cabut ke toilet." Cengir Any sambil memegang perutnya.

"Duh, perut gue juga mual. Bawaan si dedek bayi nih, gue cabut ke toilet juga." Cengir Mei tak mau kalah. Aku melotot, "Gue doain beneran ada tuh dedek bayi diperut lo!"

Mei yang mendengar ancamanku langsung panik,"Etdah ni anak, gue bercanda! Udah ah, elo masuk terus bawa tuh form kita. Gue ama Any mau ke toilet, bhay!"

Demi Neptunus dan celana kotak Spongebob Squarepants!

Aku menatap ruangan yang berada didepanku, badanku terasa gemetar. Duh, itu ruangan BEM kampus! Dan didalamnya ada orang-orang super nyebelin layaknya jelmaan iblis yang meng-ospekku dulu!

Recalling HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang