i'm happy for you

38 7 2
                                    

HALLO :-) MAAF YA BARU SEMPET NGENEXT SOALNYA MAGERNYA BARU ILANG :-) HAHAHA HAPPY READING GUYS ;-) JANGAN LUPA VOTE DULU LAAAAH. DAH. SEKIAN. DAN TERIMA KASIH.

****

Aldi melangkah memasuki pekarangan Rumah minimalis Nata bersama Yasmine.

Pria itu terus mengumbar senyuman sambil menatap kotak kecil berwarna merah yang sudah ia siapkan dari jauh jauh hari, bahkan saat baru mulai dekat dengan mengenal Nata.

Sebuah kotak berukuran 5×5cm yang berisi sebuah cincin perak putih yang terdapat ukiran nama Nata disana.

Hari ini, ia berniat tidak akan menunda semuanya lagi. Ia akan melamar Nata, karena Aldi tidak mau jika Iqbaal yang akan menduluinya nanti.

Aldi sangat yakin, Nata adalah wanita yang pintar sekalipun ia dilamar oleh Iqbaal maka Nata tidak akan mau menerimanya.

Tok tok tok...

Aldi mengetuk pintu rumah Nata sambil menyembunyikan cincin didalam saku celananya.

Ceklek.

Pintu terbuka munculah wajah cantik seorang perempuan, namun ia bukanlah Nata melainkan Yasmine.

"Eh Elo, ada perlu sama Nata ya pasti?." Tanya Yasmine sambil melebarkan pintu.

Aldi mengangguk, "hm yaudah masuk aja. Nata ada kok didalem lagi masak didapur," Ucap Yasmine.

Aldi masuk kedalam, "eh lo kok gak ngebantuin Nata masak?." Tanya Aldi saat melihat dandanan Yasmine yang sangat rapi seperti hendak pergi keluar.

"Ehehe gue mau pergi, udah sana. Jangan macem macem loh sama Nata! Gue tinggal ya," Pesan Yasmine sambil menutup Pintu.

Aldi mengeleng gelengkan kepalanya, 'jangan macam macam' tentu saja tidak akan.

Aldi sangat menyayangi Nata ia tidak akan berbuat macam macam padanya sebelum ada ikatan diantara mereka berdua.

(Eak banget bahasa gue wkwkwk)

Aldi POV.

Aku melangkah menuju dapur yang tidak jauh dari pintu masak, aku mengintip sekilas Nata. Ia sedang kelihatan kualahan dengan Ayam yang dipegangnya.

Aku tertawa, sangat bahagia jika Nata menerima lamaranku lalu kita akan menikah berdua dan akan memasak bersama sepanjang hari.

Kadar kecantikan Nata menambah seribu kuadrat saat ia sedang dicepol seperti itu yang membuat anak rambutnya tidak ikut terkuncir karena rambutnya masih pendek.

Aku melangkah mendekati Nata.

"Mau dibantuin gak?." Tanyaku pelan.

Nata meloncat kaget, aku tertawa melihat wajah kagetnya yang sangat manis menurutku.

"Astaga Aldi, kamu ngagetin aja sih. Aku lagi pegang pisau nih jangan macem macem." Omel Nata sambil mendorong bahu ku pelan.

"Ih Nata! Ini mau dipake meeting kemejanya, bau ayam deh." Ucapku sambil menatap Nata sinis.

"Lagian kamu, bodo amat!."

"Kalo aku mati pake pisau dari kamu gak apa apa kok Nat, aku rela. Lagian kamu juga pastikan gak sengaja." Lanjutku, Nata menoleh sambil melotot ke arahku.

"Hush! Kamu tuh kalo ngomong apaan sih, gak boleh gitu lagian bisa masuk penjara aku nanti digigiring sama Om Leston gara gara ga sengaja ngebunuh kamu. Anak kesayangannya"

Gue tertawa saat Nata menekan kata kata 'Anak kesayangannya'.

"Ohya, ada apa?." Tanya Nata sambil memotong Ayam dengan serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang