3. Strange

35 7 0
                                    

Aku berjalan santai menuju perpustakaan sambil menyesap hot chocolateku yang masih mengepul . Di telingaku terpasang earphone berwarna biru yang mengalunkan lagu Set me free dari Taeyeon.

"Hyewon-ah!" Ku dengar sebuah suara yang begitu fasih memanggil namaku dengan lantang. Aku sangat kenal dengan suara besar ini, dan aku sangat tidak suka mendengarnya. Ku percepat langkahku dan berpura-pura tak mendengar apa pun.

"Hyewon-ah!" Berulang kali ia memanggil namaku. Aku tetap menghiraukannya. Tapi kemudian ku rasakan sebuah tangan besar meraih pergelangan tanganku dan spontan membuatku berbalik. Aku cengengesan tak jelas.

"Haha Seonbae, waeyo?" Tanyaku dengan tampang yang kikuk.

"Kau tidak mendengarku memanggilmu?" Tanya Shownu seonbae. Aku hanya menggeleng.

"Bisa bicara sebentar?"

"Ne?"

Lagi-lagi tanganku berhasil ditariknya. Seonbae pun mengajakku ke tempat yang lebih tenang.

Chom...chom...chom...

Beberapa detik hanya diisi keheningan dan kecanggungan.

"Hyewon-ah! Kenapa kau tidak hadir di pestaku?" Shownu seonbae membuka pembicaraan.

"Ahh itu, a a aku sedang ada acara keluarga seonbae. Dan itu sangat mendadak. Joesonghamnida, seonbae." Jawabku bohong. Tiba-tiba ia tersenyum.

"Gwaenchana. Yaa meskipun sebenarnya, aku sangat kecewa. Dan bahkan kau tak memberiku ucapan selamat."

"Hahhaaha benar. Saengil chukae seonbae!" Aku segera menjabat tangannya. Ia hanya tersenyum, tapi beberapa detik kemudian tangannya berhasil mengusap puncak kepalaku. Aku tertegun dan hanya diam membeku. Beberapa saat kemudian aku sadar beberapa orang yang mondar-mandir memandangi kami. Aku segera bangkit dari dudukku.

"Joesonghamnida seonbae. Aku harus pergi sekarang." Aku segera berjalan pergi menjauh darinya. Ku dengar beberapa kali ia memanggil namaku tapi aku berpura-pura tak dengar.

***
Pagi hari yang cukup cerah. Aku dan Yejin bangun dari tidur lelap kami. Semalam Yejin menginap di rumah oppaku bersamaku.

"Hyewon-ah! Palli ireona!" Kudengar oppaku mulai berteriak memanggilku.

"Ne ne ne" Aku danYejin segera turun dan menghampirinya di dapur.

"Ya! Kau berniat membantuku bukan?" Tanya Wonho oppa sesampainya aku di dapur. Aku mengangguk.

"Kalau begitu cepat kau bantu ini. Kau juga boleh membantu Yejin-ah."

"Yes chef!" Dengan girangnya Yejin mulai membantu Wonho oppa.

Hari ini aku dan Yejin berencana mengisi liburan kami dengan membantu oppaku di kedai pasta miliknya. Yejin bahkan sangat menanti-nanti hari ini. Yah tentu saja, dia adalah fans berat oppaku :D

Kring kring

Lonceng pintu berbunyi, tanda seorang pelanggan masuk ke dalam kedai kami.

"Selamat dat.." ucapanku terpenggal saat mataku menangkap sosok pelanggan itu. Sejenak aku hanya melongo dan menatapnya penuh tanda tanya.

'Bagaimana ini bisa terjadi?' Batinku

"Bisa aku masuk dan memesan sekarang?" Tanya sosok namja itu.

"Eh? Ne, silahkan!" Aku pun mengantarnya menuju meja dan mencatat pesanannya.

Dari dapur ku lihat Yejin juga shock dengan kehadiran pelanggan itu.

"Ini benar-benar gila dan sangat aneh bukan?" Aku berbisik pada Yejin.

"Sungguh takdir yang luar biasa." Ucap Yejin diiringi anggukkan dariku.

"Ahh kenapa seonbae ada di Busan juga, coba?" Keluhku.

"Kau tidak berpikir dia mengikutimu?" Tanya Yejin.

"Eiii... mana mungkin aku berpikiran seperti itu. Untuk apa coba seonbae mengikuti orang sepertiku." Yejin hanya mengangkat kedua bahunya.

"Ahh... jinja isanghada."

***

14 Februari. Mungkin bagi beberapa orang hari itu adalah hari yang istimewa dan sangat ditunggu-tunggu. Tapi tentu saja itu tak berlaku untukku. Coklat? Bunga? Boneka? Aaahh aku tak pernah mendapatkan itu semua.

Aku duduk melamun memandang kosong pada pantulan diriku di cermin. Ahh kulitku, mataku, hidungku, bibirku, tak satu pun dari mereka yang menarik.

"Aish!" Aku berteriak kesal.

Kenapa aku tidak cantik? Kenapa aku tidak memiliki wajah imut? Kenapa aku begitu pendek? Semua pertanyaan itu memenuhi pikiranku. Wajar saja ku pikir kalau tak seorang namja pun melirikku.

Tok tok tok

Ku dengar pintu kostku diketuk. Aku segera bangkit dan membukanya.

" Seo seo seonbae?" Mataku terbelalak menatap namja kekar yang kini berdiri di ambang pintu kostku.

"Jang jang!" Beberapa saat kemudian muncul Minhyuk dan Yejin dari belakang seonbae. Aku sedikit bernafas lega.

"Maaf aku juga datang ke kostmu. Tadi aku bertemu mereka di jalan. Dan mereka bilang akan ke kostmu. Jadi aku ikut dengan mereka." Ucap Shownu seonbae.

"Ehem ehem." Minhyuk mulai bertingkah. Dengan otomatis sikuku menyodok perutnya.

"Memang ada keperluan apa seonbae kemari?" Tanyaku yang begitu penasaran.

"Hanya ingin tahu rumahmu saja. Kebetulan aku sedang tidak ada kerjaan." Aku hanya manggut-manggut ringan.

"Tidak ada salahnya kan seorang seonbae mengunjungi hobaenya." Ucap Minhyuk dengan nada menggoda. Aku langsung memasang wajah ganas ke arahnya. Ia hanya tertawa kecil dan mengacungkan kedua jarinya (peace!)

Deg

Tunggu! Ada apa denganku? Tiba-tiba jantungku berdetak tak normal. Perasaan senang juga dengan begitu saja menguasaiku. Ini aneh, ini tidak benar.

Dua jam berlalu, di dalam kost kecilku kami hanya bercengkrama dan menikmati pasta buatan Shownu seonbae. Yejin, Minhyuk dan Shownu seonbae bersiap pulang.

"Hyewon-a! Aku pulang dulu." Ucap Yejin pamit.

"Aku juga. Terima kasih untuk hari ini." Giliran Shownu seonbae yang pamit.

"Ne. Aku juga berterima kasih atas kunjungan seonbae." Sahutku.

"Ah! Aku hampir lupa."
" ini untukmu." Shownu seonbae menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna pink. Aku hanya diam tak mampu berkata-kata. Dari kejauhan Yejin dan Minhyuk menertawakanku.

"Annyeong!" Ucap seonbae sambil melambaikan tangannya.
***

Tbc

Terima kasih telah membaca chapter tiga ini. Jangan lupa vote dan komentarnya ya :D

Impossible!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang