I am fine without you

1.5K 95 4
                                    



Dua hari setelah itu , Jimin akhirnya memutuskan untuk merubah dirinya sendiri, ia mencari suasana baru, karna keadaannya sudah membaik daripada sebelumnya, luka luka ditubuhnya juga sudah sembuh, ia tak perlu khawatir lagi untuk keluar rumah dengan lengan pendek, tapi tetap saja ia masih memikirkan Yoongi sampai saat ini, walaupun tak separah hari hari awal.

Dan pada tengah malam ini, Jimin merasa mungkin memakan es ditengah malam seperti ini mungkin enak.

Saat ia sedang berjalan menuju supermarket, ia mendengar tangisan dengan suara familiar, refleks ia menengok, melihat sebuah bangku taman, dengan seorang lelaki duduk disana, rasa penasaran mengusiknya, membuatnya semakin mendekat ke asal suara, setelah ada dihadapan lelaki itu, Jimin bisa melihat penampilan lelaki itu— jaket berwarna abu abu, celana jeans biru tua, kepala yang menunduk, dan juga bekas darah yang Jimin tak tahu darimana asalnya— tapi, Jimin mengenal pemuda ini,

"Jungkook?" panggil Jimin agak sedikit kurang yakin, yang dipanggil mendongakan kepala, melihat ke arahnya dengan liquid yang mengalir, dan menunduk kembali ketika mengetahui siapa orang yang ada dihadapannya.

Dan ternyata dugaan Jimin benar,

"Aku sudah putus dengan Yoongi, silahkan jika kau ingin bersamanya."

Jimin tahu, ia merasakan suara Jungkook sedikit bergetar dan penuh dengan keraguan, lebih lagi ia sempat mendengar Jungkook seperti menangis sesunggukan, rasa sakit dalam Jungkook karna dikhianati masih terlihat jelas, sampai Jimin sendiri bisa merasakannya.

"Pergilah."

Jimin malah tersenyum tipis, ia menggeleng kecil, tidak memperdulikan perintah Jungkook barusan, ia berjalan mendekati Jungkook, mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Jungkook, walau langsung ditepis oleh Jungkook sendiri, namun Jimin tetap keras kepala sampai akhirnya tangannya malah mengangkat dagu Jungkook, Jungkook berusaha memandang ke arah lain, sambil tangannya berusaha untuk menyingkirkan tangan Jimin, tapi satu tangannya itu dihentikan oleh tangan Jimin yang lain. Jimin tersenyum tipis, mata Jungkook terlihat sembab karna menangis, selain itu matanya memancarkan kekosongan dan terlihat menatap Jimin sayu, senyum Jungkook juga tidak terangkat seperti biasanya ketika ia mengobrol dengan orang lain, hati Jimin terketuk, ia pernah melihat wajah seperti ini, ya, wajahnya sendiri, ketika ia melihat ke arah cermin,dua hari yang lalu.

Jimin melepas tangannya, membiarkan Jungkook kembali mencoba untuk tidak menatap Jimin.

Jimin tak bisa menahannya, ia tak bisa menyiksa seseorang yang bernasib sama sepertinya malah diperlakukan seperti ini, ia menepis semua keinginan terjahatnya, sebelum tawa menyakitkan hatinya keluar dari dirinya sendiri, ia mencoba menyangkal bahwa dirinya sendiri tersakiti oleh semua kenyataan yang telah merenggut kebahagiaannya, ia sakit, namun ia telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menangis karna hal itu. Ia menelan ludahnya sendiri, mencoba menenangkan hatinya yang menjerit untuk tidak mengatakan hal yang akan menyakiiti dirinya sendiri lebih dalam lagi, termasuk orang yang dia sayangi.

Ia tak bisa membayangkan sehebat apa pertengkaran mereka berdua sampai Jungkook seperti ini, tapi ia yakin, keduanya pasti juga terluka dengan keputusan mereka berdua. Bahkan jika Jungkook sampai malas meresponnya seperti ini, bukankah tandanya tenaganya habis untuk bertengkar dengan Yoongi?

ia tahu, ia terlalu menyayangi Min Yoongi, orang yang awalnya tidak tahu apa apa tentangnya, semua sikap manjanya, bahkan sifat buruknya, namun Yoongi telah berhasil mencuri hati kecilnya yang terkunci rapat, dari awal Jimin menatapnya hanya sebagai namja biasa, sampai akhirnya Yoongi benar benar menjadi orang spesial di hidupnya.

House of cardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang