Chapter 2

27 2 0
                                    

"Aku serius! Werewolf dan vampir itu benar-benar ada!'' Hana bicara dengan sungguh-sungguh.
"Yang benar saja. Itu hanya khayalan orang-orang terdahulu'' ucap Ai, namun pada akhirnya ia jadi penasaran ''ehh..beneran ga sih?''
"Nenekku bilang werewolf benar-benar ada. Apalagi jenis werewolf bersayap'' Hana makin antusias.
"Werewolf..bersayap? Haha..sebesar apa sayap mereka hah?''
"Entahlah..nenekku bilang werewolf bersayap adalah jenis werewolf yang langka bahkan sekarang sudah punah. Karena para vampir membantai kaum mereka'' jelas Hana.
"Hey..hey apa sih yang kalian bicarakan? Vampir? Werewolf? Bersayap atau tidak mereka tidak ada!'' Sahut Haru.
"Ya..ya..ya..aku tau disini yang paling tidak percaya adalah dirimu Haru.'' Sindir Ai.
"Well..ayo kita ceritakan tentang nenek sihir dan sapu ajaibnya'' seru Hana. Mereka berdua pun terbenam pada cerita-cerita ajaib tersebut. Sedangkan Haru hanya memilih untuk acuh dan menatap ke luar jendela yang dipenuhi salju.Haru kembali terbenam pada fikirannya sendiri. Ia sedih melihat kristal-kristal salju yang perlahan berjatuhan. Setiap kali ia menatapnya muncul rasa rindu yang sangat dalam.
"Yuki..aku merindukanmu''

***

Amamiya sensei masuk kedalam kelas membawa seorang anak laki-laki dengan postur tubuh tegap dan kulit putih pucat. Matanya yang bersinar membuat semua gadis yang ada di kelas tak berhenti menatapnya.
"Anak-anak. Beruntung hari ini kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari luar negri. Aku harap kalian bisa berteman baik dengannya.'' Ucap Amamiya sensei.
"Kenalkan, namaku Edward.'' Dingin..tatapan yang dingin itu. Haru tersentak. Ia mencium cium aroma yang dikenalnya lewat udara. Aroma yang tak asing baginya.
"Yaampun..tampan sekalii'' Hana berkata lirih.
"Huh dasar..kau bisa mencari yang lebih baik darinya'' Haru memutar bola matanya. Hana merengut. Hana makin kesal lagi karena anak baru itu duduk disamping Ai. Ai dari kejauhan hanya memberikan kode bahagia yang membuat Hana semakin iri.

Sepulang sekolah seperti biasa Haru,Hana, dan Ai berjalan pulang bersama. Hana berulang kali menceritakan perasaan senangnya bisa duduk sebangku dengan Edward. Hal ini membuat Hana makin kesal.
"Uhh..lihat saja, dia akan lebih memilihku'' sungutnya
"Oh ya?'' Tantang Ai.
Tidak terduga tiba-tiba Edward datang menghampiri mereka bertiga. Ai sudah sangat percaya diri bahwa Edward akan bicara padanya. Namun kenyataan berkata lain.
"Namamu..Hana?''
Hana melotot? Benarkah? Edward tau namanya? Jadi selama di kelas Edward memperhatikan dirinya?
"I..iya'' jawab Hana dengan rasa tak percaya.
"Well..mau pulang bersamaku?'' Edward menarik tangan Hana dan mengajaknya pulang bersama tanpa menunggu persetujuan dari Hana. Hana hanya mematung dan menurut saja.

Ai sangat kesal. Bagaimana mungkin Ai teman sebangkunya sendiri tidak ditawarkan untuk pulang bersama?
"Kau cemburu?'' Tanya Haru.
"Hmm..tidak juga. Lupakan saja. Ayo kita pulang''

***

Sudah sekitar seminggu Hana terlihat selalu bersama Edward kemanapun. Setiap ada Edward pasti ada Hana disana. Mereka pergi berkencan setiap pulang sekolah. Ai sepertinya tidak keberatan dengan hubungan mereka terbukti dengan sikapnya terhadap Hana kembali seperti biasanya.

Namun sesuatu terjadi tak lama setelah itu. Hana menghilang. 3 hari Hana tidak masuk sekolah. Amamiya sensei sudah menghubungi orangtua Hana namun mereka juga mengeluh kebingungan mencari Hana.

Haru kembali menatap keluar jendela. Kali ini yang ada di dalam fikirannya bukanlah Yuki yang ia rindukan, tapi Hana. Dimana Hana saat ini? Sesaat kemudian ia melihat sosok Edward dibalik kaca jendela berjalan menuju kelas.
"Ya..Edward!''

Sepulang sekolah Haru tidak langsung pulang kerumah. Ia pergi menghampiri lapangan tempat dimana Edward bermain bola basket sendirian. Hana pernah menceritakan rutinitas Edward jika sedang tidak berkencan dengannya.
"Hei kau!'' Edward menoleh lalu berpaling kembali fokus pada bola basketnya.
"Edward! Kau dengar aku? Dimana Hana?''
"Hana? Entah'' balasnya singkat.
"Apa? Kau kan pacarnya''
"Pacar? Sejak kapan?'' Edward tersenyum licik. Haru semakin geram. Jadi selama ini sahabatnya telah dicampakkan oleh orang ini.
"Edward! Katakan sekarang dimana Hana! Beraninya kau mencampakkan sahabatku!''
"Kau cemburu ya?'' Edward tersenyum.
"Hah? Itu tidak mungkin.''
"Mengakulah..kau bisa berkencan denganku besok''
"B..bodoh! Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan menemukan Hana!'' Haru berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan Edward. "Oh iya..ingat! Aku tidak butuh kencan denganmu!'' Teriaknya lagi lalu terus berjalan.

"Cari saja Hana..kau tidak akan pernah menemukannya''

Edward ingat benar kejadian beberapa hari lalu saat ia pergi berkencan dengan Hana. Edward berharap Hana adalah werewolf bersayap karena ia begitu percaya pada cerita-cerita vampir dan manusia srigala. Namun, kenyataan berkata sebaliknya. Edward terpaksa membunuh Hana. Hana terbunuh ditangan Edward, jasadnya berubah menjadi abu lalu terbang bersatu dengan salju

***

Werewolf BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang