Terima kasih masih mengikuti cerita ini sampai ke chapter 5. Jangan lupa vote,comment, dan follow~サンキュー❄
***
Haru masih dalam keadaan terpaku menatap Edward. Ditambah lagi pengakuannya yang tidak terduga jika selama ini Haru juga memperhatikan Edward.
"Hmm..sudah kuduga kau juga menyukaiku'' gumam Edward. Haru berdiri dari tempatnya berjongkok. Kemudian Haru menendang lutut Edward ''aw !''
"Dasar kepedean! Siapa yang menyukaimu hah?'' Haru dengan keras kepalanya menyangkal namun semburat merah muda jelas-jelas terlihat di wajahnya.
"Ah..ta..tapi kau bilang tadi ingin berkencan denganku kan!''
Duk ! Sekali lagi satu tendangan mendarat.
"Tidak ada yang menyukaimu! Rasakan ini..kau hanya salah dengar. Lain kali pasang telingamu dengan benar!'' Haru makin salah tingkah. Kemudian Haru ingat sesuatu. Ai !
"Edward..dimana Ai?''
"Ai..'' Edward kembali tersenyum. "Ikutlah denganku kalau kau mau tau dimana Ai''***
Sudah sekitar setengah jam Haru mengikuti Edward menelelusuri jalanan bersalju hingga mereka sampai di suatu tempat. Sebuah bianglala. Memang sulit dimengerti, taman ini dalam keadaan tutup dan hanya ada seseorang dibalik mesin bianglala mengacungkan jempolnya pada Edward. Haru merasa ada yang tidak beres.
"Ayo kita naik bianglala'' ajak Edward.
"Yang benar saja. Memang Ai ada disana?''
"Pulang saja kalau kau tidak mau tau dimana Ai'' Edward melangkah masuk ke dalam salah satu kursi bianglala. Haru sebenarnya tak ingin mengikuti Edward. Namun baginya Ai lah yang terpenting!
"T..tunggu aku!''Di dalam bianglala dengan cuaca sedingin ini dan Edward belum bicara apa-apa mengenai keberadaan Ai. Edward terus melihat keluar jendela menikmati rumah-rumah dan bangunan lainnya yang terlihat bagaikan miniatur dari atas sini.
"Edward..jangan mempermainkan aku. Dimana Ai?''
"Aku menyuruhnya pulang''
"Hah!'' Haru makin merasa Edward tengah mempermainkannya. Dan bodohnya Haru masuk ke dalam perangkap Edward.
"Kenapa kau menyuruh Ai pulang?''
"Karena aku ingin berkencan denganmu bukan dengan Ai''K..ke..kencan? Haru memikirkan kata-kata itu. Inikah yang dinamakan kencan? Jika begitu ini adalah pertama kalinya ia pergi berkencan. Dan lagi...kenapa harus bersama Edward? Haru berusaha merasakan degup jantungnya.
"Kau tidak akan menculikku kan? Aku akan terus mengawasimu Edward. Ingat itu''
"Kau masih mencurigaiku? Terakhir bertemu Hana dia menyatakan perasaannya padaku. Aku menolaknya karena aku bilang menyukaimu''
Hahaha..candaan macam apa lagi ini? Haru tertawa getir dalam hati namun wajahnya tetap saja memerah. Sudah jelas tadi pagi Haru mendengar pernyataan Edward mengajak Ai berkencan.
"Lupakan niatmu jika ingin mempermainkan aku..aku tidak seperti temanku. Haha''
"Tenang..aku tidak akan menyerah secepat itu.'' Edward tersenyum dan semakin membuat Haru salah tingkah.Obrolan Haru dan Edward mulai berubah menjadi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka dapat saling mengenal satu sama lain. Bahkan Haru sudah melupakan misinya membuktikan bahwa Edward lah yang menculik Hana. Suasana berubah menjadi hangat.
***
"Ahh..kau jadi harus mengantarkanku sampai rumah deh'' ucap Haru.
"Apapun akan kulakukan untukmu. Oh iya bisakah aku bertemu keluargamu?'' Deg ! Keluarga..
Haru tak menjawab pertanyaan Edward. Ia menunduk dalam mengingat berbagai kenangan buruk yang menumpa keluarganya. Yang membuat Haru selalu bingung tiap teman yang dikenalnya bertanya tentang keluarganya. Haru selalu iri melihat semua orang memiliki keluarga yang hangat. Kini satu-satunya keluarganya adalah Kino.
"Maaf..aku..sendirian haha'' ucap Haru pelan.
"Aku juga'' sahut Edward. Haru sontak menoleh padanya.
"Aku punya seorang ayah dan banyak ibu. Haha..orang tua memang selalu begitu apa aku begitu juga suatu saat nanti ya?'' Oh..ternyata dia masih punya orang tua. Gumam Haru dalam lubuk hatinya.Duk! Haru kembali menendang lutut Edward membuat Edward merintih.
"Aww..kenapa kau harus menendangku lagi? Dasar cewe kasar!''
"Hey..aku memperingatkanmu bahwa suatu saat nanti kau hanya boleh mempunyai satu istri paham!''
"Siapa? Kau huh?'' Duk! Satu tendangan lagi mendarat ''aww!!''
"Sudah kubilang jangan bicara seperti itu padaku. Itu tak akan berguna untukku!''
"Baiklah..aku..aku harus pulang sebelum kakiku putus'' Edward mendekat dan mencium bibir Haru. "Sampai jumpa besok'' ucap Edward.'Hah? Apa itu tadi?' Haru terpaku.
***