1. 'Orang Itu'

83 7 5
                                    

Dania membanting ponselnya ke atas kasur setelah melihat foto yang baru saja dipost di instagram itu. Foto seorang laki-laki yang tersenyum sambil merangkul gadisnya dengan mesra. Latar pantai yang cerah menambah nilai pada foto penuh cinta itu. Walaupun sudah lama dia mengalaminya, namun tetap saja Dania belum bisa melupakan ‘orang itu’.

Dia masih tak habis pikir, bagaimana bisa seorang sahabat yang sudah ia kenal sejak taman kanak-kanak itu lebih memilih meninggalkannya hanya untuk seorang gadis berambut pirang yang merupakan musuh Dania di SHS saat itu? Bahkan menyebut namanya saja Dania merasa muak. Lantas mengapa ‘orang itu’ begitu tega?

Dania tahu ini sudah tiga tahun. Akan tetapi batinnya masih belum bisa menerima. Memori kebersamaan bersama ‘orang itu’ masih melekat erat di benaknya. Sampai pada akhirnya kini Dania menduduki bangku kelas sebelas, ia masih belum bisa merelakan. Walau hatinya hancur karena merasa dikhianati, namun nyatanya ia adalah seseorang yang munafik. I’m such a hypocrite, batinnya. Tidak bisa lupa akan ‘orang itu’.

Ditambah dengan post foto di instagram tadi, Dania semakin bersedih karena mengetahui hubungan ‘orang itu’ dengan sang gadis baik-baik saja hingga sekarang. Gadis yang notabene merupakan musuhnya, yang telah merebut ‘orang itu’ darinya. Gadis yang membuat masa SHS-nya terasa pahit karena harus memiliki musuh walaupun hanya seorang saja. Gadis yang telah membuat sahabatnya menjauh, mencampakkannya. Gadis yang secara tidak langsung menyebabkan Dania merengek pada orang tuanya untuk dipindahkan ke Indonesia.

Ditambah lagi, caption yang semakin memperjelas keadaan foto itu. ‘Orang itu’ menuliskan, “No matter where we are, as long as you’re with me, I feel happy. Thank you, Sunshine. You always be my moodbooster.” Bukannya Dania merasa baper, sungguh Dania tidak memiliki secuil pun perasaan pada ‘orang itu’. Hanya saja ‘orang itu’ telah menghancurkan kepercayaannya. Dulu, mereka begitu dekat, begitu akrab, dan begitu harmonis walaupun tak dapat dipungkiri berbagai pertengkaran tak jarang menghiasi hari-hari mereka. Namanya juga persahabatan, tidak mungkin berjalan mulus semulus-mulusnya.

Orang yang selalu dekat dengannya, orang yang dulu membuatnya semangat belajar membaca, orang yang mengetahui kebiasaan buruknya, orang yang selalu bersamanya dalam suka maupun duka, orang yang selalu mendukungnya di saat ia gagal, orang yang selalu menemaninya tertawa, orang yang selalu meminjamkan bahu padanya saat ia rapuh… dan pada akhirnya, dialah orang yang membuat Dania tidak mudah mempercayai orang lain seperti dulu. Hatinya terlanjur terluka. Rapuh, bagai kaca yang remuk dan tak bisa kau perbaiki seperti semula atau kertas yang terlanjur kau remas hingga tak dapat kau buat serapi tadinya.

Pada akhirnya, ‘orang itu’ lah yang merubah tabiat Dania. Gadis itu kini tak lagi mudah mempercayai orang.

“Kenapa lo tega, Jules?”gumam Dania sembari menatap foto itu. Ia begitu iri pada sang gadis─Dania masih tak mau menyebut namanya─yang telah mengalihkan dunia ‘orang itu’. Dania merasa tersingkirkan. Bagaimana bisa?

Sekali lagi, ia bergumam lirih, “Lo…lo tega banget, Jules.”

Kenyataannya, menaruh kepercayaan pada seseorang itu tidak mudah.

---NOTORIOUS---

Coba-coba bikin cerita di wattpad. Semoga hasilnya gak jelek-jelek amat ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Thanks!

NotoriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang